DKI Jakarta dan Wilayah Penyangga Alami Deflasi di Tengah Pelonggaran PPKM

Angga Yudha PratamaAngga Yudha Pratama - Jumat, 01 Oktober 2021
DKI Jakarta dan Wilayah Penyangga Alami Deflasi di Tengah Pelonggaran PPKM

Telur. (Foto: Antara)

Ukuran:
14
Audio:

Merahputih.com - Badan Pusat Statistik (BPS) DKI Jakarta mencatat Jakarta kembali mengalami deflasi sebesar 0,06 persen pada September 2021. Deflasi terjadi di tengah pelonggaran PPKM level tiga. Hal itu terjadi setelah pada Agustus 2021 sempat inflasi 0,08 persen.

“Harga agregat barang dan jasa di Jakarta mengalami penurunan 0,06 persen pada September,” kata Kepala BPS DKI Jakarta, Buyung Airlangga di Jakarta, Jumat (1/10).

Baca Juga:

Pemerintah Miliki Optimisme Akselerasi Pemulihan Ekonomi

Buyung menambahkan kondisi yang sama juga terjadi di kota-kota penyangga di sekitar Jakarta yang juga mengalami deflasi di antaranya Bekasi sebesar 0,1 persen, Depok (0,07 persen), Kota Bogor (0,1 persen) dan Tangerang (0,07 persen).

“Perkembangan harga di Jakarta dan kota-kota yang mengelilingi Jakara relatif sama dinamikanya,” ucapnya.

Tiga komoditas penyumbang utama deflasi di DKI yakni harga telur ayam ras yang turun 0,06 persen, emas dan perhiasan turun 0,02 persen dan daging ayam ras sebesar 0,03 persen.

“Ketiga komoditi ini merupakan penyumbang deflasi pada September yang cukup besar dibandingkan komoditas yang lain,” imbuhnya.

Emas Batangan PT Antam Tbk (foto PT Antam Tbk)

Sementara itu, jika diamati selama tahun berjalan (year to date/ytd) sejak Januari-September 2021, DKI Jakarta mengalami inflasi 0,59 persen. Sedangkan jika dibandingkan periode September 2020, DKI mengalami inflasi sebesar 1,14 persen.

BPS DKI sebelumnya mencatat pada Juni 2021, DKI mengalami deflasi minus 0,27 persen dan pada Juli 2021 juga masih minus 0,04 persen. Kemudian pada Agustus 2021 terjadi inflasi sebesar 0,08 persen setelah selama dua bulan sebelumnya deflasi.

Baca Juga:

Ekspor Capai Rekor Tertinggi, Pemerintah Klaim Pemulihan Ekonomi Berjalan

Adanya inflasi saat itu, lanjut dia, mengindikasikan mulai membaiknya ekonomi di Jakarta sejak dilakukan PPKM.

Terjadinya inflasi pada Agustus diperkirakan karena didorong mulai dibukanya secara terbatas operasional mal/pusat perbelanjaan hingga bantuan sosial dan stimulus usaha yang mendorong permintaan barang dan jasa sehingga memicu inflasi. (Knu)

#Telur #Deflasi #Badan Pusat Statistik (BPS)
Bagikan

Berita Terkait

Indonesia
Harga Beras Berikan Kontribusi Inflasi Terbesar Kelompok Pangan Setelah Bawang Merah
Terdapat bahan pangan yang memberikan andil inflasi pada Agustus 2025, yaitu bawang merah dan beras dengan kontribusi masing-masing 0,05 persen dan o,03 persen.
Alwan Ridha Ramdani - Senin, 01 September 2025
Harga Beras Berikan Kontribusi Inflasi Terbesar Kelompok Pangan Setelah Bawang Merah
Indonesia
Lapangan Usaha Jasa Lainnya Alami Pertumbuhan Tertinggi, Pertumbuhan Ekonomi Kuartal 4,04 Persen
Ekonomi Indonesia triwulan II-2025 terhadap triwulan II-2024 mengalami pertumbuhan sebesar 5,12 persen (y-on-y).
Alwan Ridha Ramdani - Selasa, 05 Agustus 2025
Lapangan Usaha Jasa Lainnya Alami Pertumbuhan Tertinggi, Pertumbuhan Ekonomi Kuartal 4,04 Persen
Indonesia
Fenomena Rojali di Mall Nyata Adanya, BPS: Kelompok Kelas Menengah dan Atas Kini Lebih Irit
Fenomena ini diartikan sebagai masyarakat yang hanya datang ke pusat perbelanjaan, tetapi jarang melakukan pembelian.
Frengky Aruan - Sabtu, 26 Juli 2025
Fenomena Rojali di Mall Nyata Adanya, BPS: Kelompok Kelas Menengah dan Atas Kini Lebih Irit
Indonesia
Alasan BPS Belum Adopsi Penghitungan Jumlah Penduduk Miskin Ala Bank Dunia
Pada Maret 2025, persentase penduduk miskin ekstrem yang mengacu pada garis kemiskinan ekstrem Bank Dunia 2,15 dolar AS (PPP 2017) per kapita per hari, tercatat sebesar 0,85 persen atau 2,38 juta orang.
Alwan Ridha Ramdani - Jumat, 25 Juli 2025
Alasan BPS Belum Adopsi Penghitungan Jumlah Penduduk Miskin Ala Bank Dunia
Indonesia
Penduduk Miskin Ekstrem Sebanyak 2,38 Juta, Garis Kemiskinan Rp 609.160 Per Kapita Per Bulan
Jumlah penduduk miskin di Indonesia pada Maret 2025 tercatat sebanyak 23,85 juta orang atau turun 0,2 juta orang dibandingkan dengan September 2024.
Alwan Ridha Ramdani - Jumat, 25 Juli 2025
Penduduk Miskin Ekstrem Sebanyak 2,38 Juta, Garis Kemiskinan Rp 609.160 Per Kapita Per Bulan
Indonesia
Tingkat Konsumsi Antara Kaya dan Miskin di Indonesia Timpang, Kelas Menengah Ke Bawah di Perkotaan Makin ‘Ngirit’
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat rata-rata pengeluaran penduduk miskin di perkotaan semakin kecil.
Frengky Aruan - Jumat, 25 Juli 2025
Tingkat Konsumsi Antara Kaya dan Miskin di Indonesia Timpang, Kelas Menengah Ke Bawah di Perkotaan Makin ‘Ngirit’
Indonesia
Pengeluaran Kelompok Penduduk 40 Persen Terbawah Naik Drastis
Angka tersebut mengalami peningkatan sebesar 0,36 persen poin dibandingkan September 2024 dan Maret 2024 yang masing-masing sebesar 21,39 persen.
Alwan Ridha Ramdani - Jumat, 25 Juli 2025
Pengeluaran Kelompok Penduduk 40 Persen Terbawah Naik Drastis
Indonesia
Prabowo Bilang Pengangguran dan Tingkat Kemiskinan Absolut Turun, BPS Sebut Masih Validasi
Angka kemiskinan absolut di Indonesia per September 2024 sebesar 8,57 persen. Sementara itu, tingkat pengangguran terbuka (TPT) per Agustus 2023 adalah 5,32 persen.
Alwan Ridha Ramdani - Selasa, 22 Juli 2025
Prabowo Bilang Pengangguran dan Tingkat Kemiskinan Absolut Turun, BPS Sebut Masih Validasi
Indonesia
Kementan Klaim Indonesia Sudah Swasembada Daging dan Telur Ayam, Sapi Masih Impor
Pemerintah melalui Kementerian Pertanian terus memperkuat upaya stabilisasi harga ayam ras hidup (livebird) guna melindungi peternak rakyat dari tekanan harga yang tidak wajar.
Alwan Ridha Ramdani - Selasa, 15 Juli 2025
Kementan Klaim Indonesia Sudah Swasembada Daging dan Telur Ayam, Sapi Masih Impor
Indonesia
Data Kemiskinan Warga Indonesia Mengacu BPS Bukan Data Bank Dunia
Pemerintah Indonesia akan tetap menggunakan garis kemiskinan oleh BPS sebagai rujukan dalam menyusun kebijakan.
Alwan Ridha Ramdani - Selasa, 17 Juni 2025
Data Kemiskinan Warga Indonesia Mengacu BPS Bukan Data Bank Dunia
Bagikan