Ketika Gibran Dinilai Kurang Berpengalaman untuk Maju Pilwali Solo
Gibran Rakabuming Raka. (Foto: MP/Ismail)
MerahPutih.com - Majunya Gibran Rakabuming di Pilwakot Solo dipertanyakan. Sebab, pengalaman Gibran di birokrasi cenderung nihil dan karir politiknya tergolong baru.
Pengamat politik Arbi Sanit menilai, Gibran belum memiliki bekal untuk menjadi pemimpin.
Baca Juga:
Mengaku Senasib dengan Gibran, Ini Cerita I Made Kembang dari Jembrana
"Ini (Gibran) pengalaman juga enggak ada, sekolahnya apa, karir di politik juga tidak ada, lalu apa modalnya untuk memimpin ratusan ribu manusia di Solo?" ucap Arbi kepada wartawan, Senin (27/7).
Arbi menyebut, Solo adalah kota maju yang banyak ditemukan orang berpendidikan.
"Di situ (Solo) banyak orang yang berpengalaman segerobak, orang yang berpendidikan selangit, lah apa dia (Gibran) sudah pantas memimpin orang-orang itu? Logikanya di mana itu, enggak masuk akal," sambungnya.
Arbi menambahkan, seharusnya calon kepala daerah adalah sosok yang arief, pendidikannya baik, rekam jejaknya sudah teruji, berpengalaman di birokrasi maupun politik.
"Harusnya yang memimpin itu orang yang arif, orang yang berpendidikan terbaik, yang berpengalaman di politik dan birokrasi, jadi yang terbaik itu yang harusnya jadi pemimpin," jelas dia.
Meski begitu, Arbi menyebut dinasti politik adalah sesuatu yang lumrah di dunia, bahkan terjadi juga di Amerika Serikat yang notabene sebagai negara rujukan demokrasi.
Arbi menyinggung soal dinasti politik keluarga Kennedy.
Ia mengatakan, setelah John Fitzgerald "Jack" Kennedy terpilih sebagai presiden pada November 1960, dia mengajak adiknya Bobby Kennedy dan Ted Kennedy untuk menempati jabatan-jabatan penting di pemerintahan federal.
"Sebenarnya dinasti itu di negara demokrasi juga berjalan, seperti Kennedy misalnya, itu di negara biangnya demokrasi," kata Arbi.
Namun demikian, Arbi menyebut, sebelum keluarga Kennedy menempati jabatan-jabatan penting di AS, mereka telah dibekali dengan pendidikan yang baik, serta diarahkan sejak muda untuk berkarier sebagai abdi negara, baik sipil maupun militer.
"Tapi masalahnya adalah John Kennedy (Presiden AS ke-35) dan juga adik-adiknya itu pengalamannya segerobak, sekolahnya top, Harvard, lalu dia aktif di partai," ujarnya.
Baca Juga:
Berpotensi Lawan Independen di Pilwakot Solo, Begini Respon Gibran
Dinasti Kennedy, menurut Arbi, berbeda jauh dengan dinasti yang ingin dibangun Jokowi lewat putra sulungnya, Gibran.
Sementara itu, Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto mengatakan, kemampuan Gibran tak diragukan lagi karena ternyata kerap turun ke masyarakat jauh sebelum dicalonkan oleh PDIP.
Hasto mengatakan, banyaknya dukungan adalah sebuah tantangan baru bagi Gibran dan kepala daerah PDIP lainnya untuk menampilkan suatu model kepemimpinan yang benar-benar mewakili seluruh harapan masyarakat.
"Justru kami yakin dukungan ini akan membuat Mas Gibran dan semakin bekerja keras. Artinya menjadi motivasi," kata Hasto. (Knu)
Baca Juga:
Gibran dan Dhito Diprediksi Lawan Kotak Kosong, Ini Respons PDIP
Bagikan
Berita Terkait
Pengamat Beri Nilai 6 untuk Setahun Kinerja Prabowo-Gibran, Sebut Tata Kelola Pemerintahan Semrawut
Banggar DPR Soroti 4 Isu Krusial Satu Tahun Pemerintahan Prabowo-Gibran
KPK Kirim Sinyal Bahaya, Pemberantasan Korupsi di Era Prabowo-Gibran Diperkuat dengan Integrasi Pencegahan dan Penindakan
Warga Solo Boleh Ikut Demo 1 Tahun Prabowo-Gibran Berkuasa, Tapi Ada Syaratnya
Jam 12 Siang, BEM UI Bergerak ke Jakarta Tagih Janji Kampanye Prabowo-Gibran
Dana Transfer Daerah Dipangkas Rp 218 Miliar, Pemkot Solo Lakukan Rasionalisasi APBD 2026
Dicecar Gibran Soal Pemotongan Anggaran Pemda, Menkeu Purbaya: Dia Menyuarakan Keresahan
UEA Resmi Hibahkan RS Kardiologi Emirates-Indonesia Senilai Rp 417,3 Miliar ke Pemkot Solo
Gibran Tegaskan Reshuffle Kabinet Merah Putih Sudah Diperhitungkan Matang oleh Prabowo untuk Optimalkan Kinerja Pemerintah dan Pelayanan Publik
Begini Cara Grab Memilih Perwakilan Ojol untuk Bertemu dengan Wapres Gibran