Digempur Habis-habisan, Ukraina Tolak Letakkan Senjata di Kota Pelabuhan Mariupol

Zulfikar SyZulfikar Sy - Selasa, 22 Maret 2022
Digempur Habis-habisan, Ukraina Tolak Letakkan Senjata di Kota Pelabuhan Mariupol

Kebakaran terlihat di area perumahan di Mariupol di tengah invasi Rusia ke Ukraina, 3 Maret 2022, dalam gambar ini diperoleh dari media sosial. (Twitter @AyBurlachenko via Reuters/as)

Ukuran:
14
Audio:

MerahPutih.com - Perang antara Rusia dan Ukraina masih bergejolak. Rusia menyerang wilayah-wilayah Ukraina, salah satunya menghancurkan kota pelabuhan Mairupol di sebelah selatan negara tersebut.

Ukraina menyatakan, menolak desakan Rusia untuk menyerahkan kota Mariupol yang sudah terkepung, Senin (21/3).

Pengepungan itu telah memicu krisis kemanusiaan karena penduduk kota tersebut menghadapi kelangkaan makanan, air, dan listrik.

Baca Juga:

Dari Gaun Pengantin ke Rompi Tentara, Jenama Bridal Ukraina Ikut Bela Negara

Dilansir Reuters, Rusia meminta pasukan Ukraina di kota itu untuk meletakkan senjata sebagai syarat untuk mengungsikan penduduk lewat koridor kemanusiaan yang akan dibuka mulai Senin pukul 07.00 GMT (14.00 WIB).

Namun, pemerintah Ukraina menolak permintaan Rusia itu.

"Tak ada pertanyaan tentang penyerahan, peletakan senjata," kata Wakil Perdana Menteri Ukraina Iryna Vereshchuk seperti dikutip portal berita Ukrainska Pravda.

"Kami telah memberi tahu pihak Rusia tentang hal ini," katanya.

Vereshchuk mengatakan, lebih dari 7.000 orang dievakuasi dari kota-kota Ukraina melalui koridor kemanusiaan pada Minggu, separuh lebih di antaranya dari Mariupol.

Pemerintah berencana mengirim hampir 50 bus ke kota itu pada Senin untuk evakuasi lanjutan.

Mariupol telah mengalami pengeboman besar-besaran sejak invasi Rusia di Ukraina pada 24 Februari. Banyak warga di kota berpenduduk 400 ribu jiwa itu terjebak ketika kawasan tempat tinggal mereka dipenuhi pertempuran.

Baca Juga:

Delegasi Indonesia di IPU Usulkan Bentuk Komite "ad hoc" Mediasi Rusia dan Ukraina

Dewan kota Mariupol mengatakan di Telegram bahwa beberapa ribu penduduk telah "dideportasi" oleh Rusia sepanjang pekan lalu.

Kantor berita Rusia mengatakan, bus-bus mengangkut ratusan pengungsi dari Mariupol ke Rusia dalam beberapa hari terakhir.

Konsul jenderal Yunani di Mariupol, diplomat Uni Eropa (EU) terakhir yang meninggalkan kota itu, mengatakan bahwa Mariupol hancur lebur akibat perang.

"Apa yang saya lihat, saya harap tak seorang pun akan pernah melihatnya," kata dia.

Menduduki Mariupol akan membantu pasukan Rusia menguasai jalur darat ke Krimea, semenanjung yang dicaplok Moskow dari Ukraina pada 2014.

Rusia dan Ukraina telah mencapai kesepakatan selama konflik berlangsung untuk menyediakan koridor kemanusiaan guna mengevakuasi warga sipil, namun kedua pihak saling menuduh telah melanggar kesepakatan.

Krisis di Mariupol dan kota-kota lain di Ukraina kemungkinan akan jadi fokus pembicaraan para pemimpin EU pekan ini ketika mereka mempertimbangkan sanksi yang lebih keras kepada Rusia, termasuk embargo minyak.

Para menteri luar negeri dari negara-negara EU akan menggelar rapat pada Senin, sebelum Presiden AS Joe Biden tiba di Brussels pada Kamis untuk menghadiri sejumlah pertemuan puncak dengan NATO, Uni Eropa dan G7.

Para diplomat mengatakan bahwa negara-negara Baltik, termasuk Lithuania, mengusulkan embargo sebagai langkah logis berikutnya, sedangkan Jerman memperingatkan tindakan yang tergesa-gesa akan membuat harga energi semakin meningkat di Eropa.

Dalam upaya mencari bantuan dari luar negeri, Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy berpidato kepada parlemen Israel lewat video pada Minggu.

Dia mempertanyakan keengganan Israel menjual sistem pertahanan rudal Iron Dome kepada Ukraina.

"Semua orang tahu sistem pertahanan rudal Anda adalah yang terbaik… dan Anda bisa membantu bangsa kami, menyelamatkan jiwa rakyat Ukraina, warga Yahudi Ukraina," kata Zelenskyy yang berdarah Yahudi. (*)

Baca Juga:

Terjebak 22 Hari dalam Perang Rusia-Ukraina, 9 WNI Berhasil Dievakuasi

#Ukraina #Konflik Ukraina #Rusia
Bagikan
Ditulis Oleh

Zulfikar Sy

Tukang sihir

Berita Terkait

Dunia
Mikrofon Bocor, Xi Jinping dan Vladimir Putin Terekam Ngobrolin Transplantasi Organ dan Kehidupan Abadi
Momen tak terjaga itu terekam dalam siaran langsung televisi China.
Dwi Astarini - Kamis, 04 September 2025
Mikrofon Bocor,  Xi Jinping dan Vladimir Putin Terekam Ngobrolin Transplantasi Organ dan Kehidupan Abadi
Dunia
Bertemu di Beijing, Rusia dan Korut Bakal Tingkatkan Hubungan Bilateral Bikin Program Jangka Panjang
Putin menegaskan, akan mengenang pengorbanan pasukan Korea Utara yang dikerahkan untuk perang Moskow di Ukraina.
Alwan Ridha Ramdani - Kamis, 04 September 2025
Bertemu di Beijing, Rusia dan Korut Bakal Tingkatkan Hubungan Bilateral Bikin Program Jangka Panjang
Dunia
Ketemu Kim Jong-un di China, Putin Berterima Kasih karena Prajurit Korea Utara Bertempur di Ukraina
Korea Utara telah mengirim sekitar 15.000 tentara untuk membantu Rusia dalam invasinya.
Dwi Astarini - Rabu, 03 September 2025
Ketemu Kim Jong-un di China, Putin Berterima Kasih karena Prajurit Korea Utara Bertempur di Ukraina
Dunia
Respons Pernyataan Trump, Moskow Sebut Rusia, China, dan Korut Tidak Berkomplot Melawan Amerika Serikat
Trump sehari sebelumnya menuduh pemimpin Rusia, China dan Korea Utara berkonspirasi melawan AS.
Frengky Aruan - Rabu, 03 September 2025
Respons Pernyataan Trump, Moskow Sebut Rusia, China, dan Korut Tidak Berkomplot Melawan Amerika Serikat
Dunia
China Pamer Kekuatan Militer dalam Parade Peringatan 80 Tahun Berakhirnya Perang Dunia II
Xi menyerukan pemusnahan akar-akar perang untuk mencegah sejarah terulang kembali.
Dwi Astarini - Rabu, 03 September 2025
China Pamer Kekuatan Militer dalam Parade Peringatan 80 Tahun Berakhirnya Perang Dunia II
Indonesia
Komentari Eks Marinir Jadi Tentara Bayaran, Dubes Rusia Sebut Pihaknya tak Lakukan Rekrutmen
Pihaknya tidak punya tanggung jawab apa pun atas semua konsekuensi yang akan dihadapi Satria di Indonesia.
Dwi Astarini - Rabu, 20 Agustus 2025
Komentari Eks Marinir Jadi Tentara Bayaran, Dubes Rusia Sebut Pihaknya tak Lakukan Rekrutmen
Indonesia
Eks Marinir Satria Kumbara Bukan Direkrut, Rusia Tegaskan Konsekuensi Tanggung Sendiri
Kedutaan Besar Rusia di Jakarta dan di manapun tidak melakukan rekrutmen personel Angkatan Bersenjata Rusia
Wisnu Cipto - Rabu, 20 Agustus 2025
Eks Marinir Satria Kumbara Bukan Direkrut, Rusia Tegaskan Konsekuensi Tanggung Sendiri
Dunia
Pertama Kali dalam 500 Tahun Gunung Berapi Rusia Meletus, Ahli Sebut Terkait dengan Gempa Besar
Gempa susulan kuat masih mungkin terjadi selama beberapa minggu setelah gempa Rabu (30/7), yang merupakan salah satu yang terkuat yang pernah tercatat dan menyebabkan jutaan orang mengungsi.?
Dwi Astarini - Senin, 04 Agustus 2025
Pertama Kali dalam 500 Tahun Gunung Berapi Rusia Meletus, Ahli Sebut Terkait dengan Gempa Besar
Dunia
Otoritas Kamchatka Umumkan Pencabutan Peringatan Tsunami
Peringatan ancaman gelombang tsunami telah dicabut di wilayah Kamchatka, Rusia, setelah gempa magnitudo 8,8 melanda pada pagi hari.
Dwi Astarini - Kamis, 31 Juli 2025
Otoritas Kamchatka Umumkan Pencabutan Peringatan Tsunami
Dunia
Peringatan Tsunami Terdengar, Pekerja Pembangkit Fukushima Jepang Segera Dievakuasi
Bagi banyak warga di Prefektur Fukushima, peringatan ini mungkin membangkitkan kembali kenangan kelam tentang salah satu bencana nuklir terburuk yang pernah terjadi di dunia.
Dwi Astarini - Rabu, 30 Juli 2025
Peringatan Tsunami Terdengar, Pekerja Pembangkit Fukushima Jepang Segera Dievakuasi
Bagikan