'Dhawuh Dalem' Sri Sultan Hamengku Buwono X, Keraton Hingga Taman Sari Yogyakarta Ditutup Sementara

GKR Bendara sebagai Kawedanan Hageng Punakawan Nitya Budaya Keraton (MP/Teresa Ika)
Merahputih.com - Raja Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat, Sri Sultan Hamengku Buwono X memutuskan menutup sementara lokasi wisata milik Keraton Yogyakarta antara lain Museum Kereta Keraton, Kompleks Pagelaran, Keben/Kompleks Kedhaton (Museum Keraton), Tamansari serta Puralaya Imogiri dan Kotagede.
GKR Bendara sebagai Kawedanan Hageng Punakawan Nitya Budaya Keraton Yogyakarta yang mengatur kebijakan di bidang kebudayaan menjelaskan penutupan dimulai tanggal Sabtu 26 Juni hingga Jumat 2 Juli 2021.
"Penutupan wisata Keraton ini adalah salah satu upaya untuk menekan penambahan kasus COVID-19 di DIY," kata GKR Bendara melalui jumpa pers online di Yogyakarta, Jumat (25/6).
Baca Juga:
Posko Penyekatan dan Tes Swab di Suramadu Dibubarkan
Penutupan tempat wisata milik Keraton Yogyakarta merupakan atas 'dhawuh dalem' (titah) dari Sri Sultan Hamengku Buwono X.
Pasalnya pihak keraton tengah mengurangi kerumuman dan kontak fisik ditengah meningkatnya kasus Covid-19 di DIY. dengan adanya penutup ini, kegiatan nyekar atau berkunjung ke makam raja-raja di Immogiri juga dihentikan sementara.
Selama penutupan berlangsung, akan dilakukan pembersihan dan sterilisasi total pada lokasi-lokasi wisata milik keraton tersebut.
Pembersihan lokasi-lokasi wisata, menurut dia, sejatinya tidak hanya dilakukan saat masa pandemi saja, melainkan saat situasi normal juga selalu secara berkala.
"Setelah adanya pandemi, pembersihan dilakukan lebih intens dan terjadwal untuk meminimalisir penyebaran virus. Kita upayakan yang terbaik," kata dia.

Selain itu pihak Keraton juga tengah mengevaluasi dan memperbaiki protokol kesehatan yang selama ini diberlakukan. Pihaknya turut akan mempercepat proses vaksinasi para abdi dalem.
"Intinya penutupan ini dilakukan untuk menjaga kesehatan keluarga besar Karaton Ngayogyakarta Hadiningrat, Abdi Dalem, beserta warga masyarakat Yogyakarta dari COVID-19," ujar putri kelima Sultan HB X ini.
Ia menegaskan kegiatan budaya dan tradisi Keraton Yogyakarta turun temurun tetap akan dilakukan. Namun menyesuaikan dengan protokol kesehatan dan mengurangi kerumunan. Misalnya pada tradisi rebutan gunungan Grebeg yang biasanya terbuka untuk masyarakat umum kini tertutup hanya untuk abdi dalem Keraton Yogyakarta.
Baca Juga:
2.584 Anak Terpapar COVID-19 dii Bangka Belitung
Ia juga senantiasa mengimbau agar masyarakat tetap menaati protokol kesehatan dengan memakai masker, menjaga jarak, mencuci tangan, menjauhi kerumunan, dan membatasi mobilitas. "Semoga kita semua senantiasa sadar dan tetap mawas diri," tutup Condrokirono.
Pada Kamis (24/6), kasus konfirmasi COVID-19 di DIY bertambah 791 kasus sehingga secara kumulatif mencapai 55.463 kasus. Sementara kasus sembuh bertambah 258 kasus menjadi 46.644 kasus dan meninggal bertambah 11 kasus sehingga total kasus meninggal mencapai 1.422 kasus. (Teresa Ika/Yogyakarta)
Bagikan
Angga Yudha Pratama
Berita Terkait
Kearifan Lokal Jaga Warga Bikin Yogyakarta Cepat Pulih Dari Demo Berujung Rusuh

KAI Daop 6 Yogyakarta Layani 219.400 Penumpang Selama Long Weekend Maulid Nabi

Polisi Diminta Usut Tuntas Kematian Mahasiswa Amikom, Bonnie Triyana: Tidak Ada Alasan yang Membenarkan Kekerasan Aparat Terhadap Pengunjuk Rasa

Pesisir Medan Berpotensi Banjir 22-28 Agustus, Hujan Lebat Akan Guyur DIY

Saat Libur Peringatan HUT ke-80 RI, Daop 6 Yogyakarta Alami Kenaikan Penumpang 5,5 Persen

85.792 Wisatawan Mancanegara Naik Kereta Api Selama Juli 2025, Yogyakarta Jadi Tujuan Tertinggi

Viral, Driver Ojol Dikeroyok karena Telat Antar Kopi, Ratusan Rekan Geruduk Rumah Customer

Film Dokumenter 'Jagad’e Raminten': Merayakan Warisan Inklusivitas dan Cinta dari Sosok Ikonik Yogyakarta

Libur Panjang, KAI Commuter Yogyakarta Tambah 4 Perjalanan Jadi 31 Trip Per Hari

Heboh Kasus Mafia Tanah Mbah Tupon, Nama Tersangka Penyerebot Sudah di Kantong Polisi
