Depati Amir, Jejak Pejuang Bangka di Tanah Pengasingan

Noer ArdiansjahNoer Ardiansjah - Kamis, 08 November 2018
Depati Amir, Jejak Pejuang Bangka di Tanah Pengasingan

Sketsa Depati Amir. (Foto: http://www.nu.or.id)

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

DEPATI Amir merupakan salah satu pejuang asal Bangka yang terkenal pemberani. Ia merupakan putra sulung Depati Bahren. Pada 1830, Belanda mengangkat dirinya menjadi pemangku adat.

Belum genap setahun menjabat, Depati Amir justru meletakkan jabatannya. Amir sempat meminta tunjangan kepada pemerintah Hindia Belanda.

Namun, gayung tak bersambut. Pemerintah enggan memenuhi permintaannya. Amir kecewa. Ia pun tak sudi berkompromi. Berulang kali Belanda berupaya menangkap dirinya, namun sia-sia belaka.

Bersama saudara kandungnya, Depati Hamzah, mereka berjuang melawan Belanda. Pemberontakan Amir berpusat di Bukit Maras, Bangka. Ia menjadi pemimpin pasukan. Perjuangannya mendapat bantuan dari orang-orang Tiongkok, terutama dalam memperoleh senjata.

Taktik perangnya tak sembarang. Amir menggunakan siasat perang gerilya. Ia membagi pasukannya menjadi dua bagian. Pasukan besar ditugaskan untuk menyerang secara langsung. Sedangkan pasukan-pasukan kecil disiapkan untuk menyerbu titik vital pasukan lawan.

Menghadapi pemberontakan Amir, pihak Belanda sempat kewalahan. Pada April 1850, pihak Belanda mendapat tambahan pasukan dari Palembang Kompi ke-4, Batalion ke-1, dengan kekuatan 4 perwira dan 143 bintara dipimpin Kapten JH Doorschoot.

Tapi lagi-lagi Belanda kewalahan. Amir dan pasukannya memberikan perlawanan sengit. Arkian, di tahun yang sama, Komisaris HJ Severijn Haesebroek dikirim untuk berdiplomasi dengan Amir. Namun, perundingan tersebut menemui jalan buntu.

Bantuan untuk Belanda pun kembali didatangkan. Pada September 1850, Kapten Buys datang ke Bangka dengan menggunakan kapal uap Bromo dan Tjipanas dipimpin Kapten Buys.

Tak hanya itu, bantuan selanjutnya, pasukan pimpinan Kapten Blommenstein didatangkan lagi dan ditempatkan di sekitar Sungailiat, Pangkalpinang dan Belinyu, terutama untuk melindungi parit-parit timah.

Setelah dua tahun bertempur dengan gigih, Amir sempat mengalami beberapa kesulitan. Mulai dari kurangnya pasokan makanan, hingga keputusan sebagian prajuritnya yang ingin kembali ke desa masing-masing.

Awal Januari 1851, Amir akhirnya berhasil ditangkap Belanda. Pada 7 Januari 1851, ia pun dibawa ke markas militer Belanda di Bakam. Pada tanggal 16 Januari 1851 ia dan saudaranya Hamzah dibawa ke Belinyu kemudian ke Mentok dengan kapal Onrust.

Akhirnya, pihak Belanda mengeluarkan Surat Keputusan Nomor 3 Tanggal 4 Februari 1851 dan Surat Keputusan Nomor 21 Tanggal 22 April yang memutuskan Depati Amir dan Hamzah diasingkan ke Pulau Timor.

Meski demikian, hal tersebut tidak mengendurkan semangat juang Amir dan Hamzah. Dalam pengasingan tersebut, mereka pun didapuk menjadi penasehat raja-raja Timor, dan mengobarkan perang terhadap Belanda. Selain itu, Amir juga melakukan penyebaran Islam di pulau tersebut.

Setelah beberapa tahun berada di pengasingan, akhirnya ia mengembuskan napas terakhir pada Selasa, 28 September 1869 di Kupang. Tak lama berselang, adiknya, Hamzah wafat.

Mereka dimakamkan di pemakaman muslim Batukadera Kampung Air Mata, Kupang, Nusa Tenggara Timur. Keterlibatan Depati Amir dan Hamzah di Kupang membuat budaya melayu Bangka sangat kental terasa di penduduk setempat, seperti upacara yang menyangkut kelahiran, pernikahan, dan kematian.

Bahkan budaya melayu Bangka juga tampak pada tradisi masakan khas, pengobatan tradisional, dan pengetahuan bela diri. (*)

#Pahlawan Nasional #Depati Amir
Bagikan
Ditulis Oleh

Noer Ardiansjah

Tukang sulap.

Berita Terkait

Indonesia
Rumah Kecil Pahlawan Nasional Slamet Riyadi Memprihatinkan, DPRD Solo Ajukan Dana Revitalisasi APBD
Rumah kecil Slamet Riyadi terakhir direhab tahun 1937.
Frengky Aruan - Senin, 18 Agustus 2025
Rumah Kecil Pahlawan Nasional Slamet Riyadi Memprihatinkan, DPRD Solo Ajukan Dana Revitalisasi APBD
Indonesia
Pejuang dan Tokoh Pendiri DI/TII Daud Beureueh Diusulkan Dapat Gelar Pahlawan Nasional, Ini Kiprahnya
Natsir dan Sjafruddin Prawiranegara pada era Orde Lama dan Orde Baru juga pernah dianggap pemberontak PRRI.
Alwan Ridha Ramdani - Jumat, 11 Juli 2025
Pejuang dan Tokoh Pendiri DI/TII Daud Beureueh Diusulkan Dapat Gelar Pahlawan Nasional, Ini Kiprahnya
Tradisi
Mengapa Indonesia Punya Banyak Pahlawan Nasional? Sejarah Pemberian Gelar Pahlawan dan Kontroversi Panasnya
Gelar Pahlawan Nasional bukan cuma soal jasa, tapi juga politik dan kontroversi. Dari proses penetapan hingga perdebatan soal Soeharto—simak sejarah panjang dan panasnya di sini!
Hendaru Tri Hanggoro - Rabu, 11 Juni 2025
Mengapa Indonesia Punya Banyak Pahlawan Nasional? Sejarah Pemberian Gelar Pahlawan dan Kontroversi Panasnya
Indonesia
Wamensos Sebut Keputusan Gelar Pahlawan Soeharto Ada di Istana
Sosok aktivis 98 ini menyampaikan bahwa batas waktu pengusulan dari daerah akan berakhir pada akhir Mei
Angga Yudha Pratama - Sabtu, 24 Mei 2025
Wamensos Sebut Keputusan Gelar Pahlawan Soeharto Ada di Istana
Berita
Hari Buruh 2025: Marsinah Diusulkan Jadi Pahlawan Nasional, Intip Profilnya
Nama Marsinah kembali menggema di tengah perayaan Hari Buruh 2025 yang digelar megah di kawasan Monas, Kamis (1/5/2025).
ImanK - Kamis, 01 Mei 2025
Hari Buruh 2025: Marsinah Diusulkan Jadi Pahlawan Nasional, Intip Profilnya
Indonesia
Pesan Usman Hamid di Perayaan 70 Tahun Konferensi Asia-Afrika, Ingatkan Soal Soekarno dan Soeharto
Selain mengutip Soekarno, Usman juga menyuarakan pentingnya perlindungan hutan tersisa di dunia, yaitu hutan di Papua, Amazon, dan Kongo Afrika.
Alwan Ridha Ramdani - Minggu, 27 April 2025
Pesan Usman Hamid di Perayaan 70 Tahun Konferensi Asia-Afrika, Ingatkan Soal Soekarno dan Soeharto
Indonesia
Wacana Gelar Pahlawan Nasional untuk Soeharto, Setara Institute: Tak Memenuhi Syarat!
Wacana soal usulan Soeharto jadi pahlawan nasional, mendapat penolakan dari Setara Institute. Sebab, hal itu dianggap belum memenuhi syarat.
Soffi Amira - Kamis, 24 April 2025
Wacana Gelar Pahlawan Nasional untuk Soeharto, Setara Institute: Tak Memenuhi Syarat!
Indonesia
Polemik Usulan Soeharto Jadi Pahlawan Nasional, Setara Institute Khawatir soal Kebangkitan Orba
Polemik usulan Soeharto jadi pahlawan nasional, kini menuai perhatian. Setara Institute pun mulai khawatir jika akan terjadi kebangkitan Orde Baru.
Soffi Amira - Kamis, 24 April 2025
Polemik Usulan Soeharto Jadi  Pahlawan Nasional, Setara Institute Khawatir soal Kebangkitan Orba
Indonesia
Rencana Jadikan Soeharto Pahlawan Nasional Tuai Polemik, Mensos: Wajar, Manusia Punya Kekurangan dan Kelebihan
Gus Ipul menjelaskan bahwa pemberian gelar pahlawan untuk Soeharto dan Gus Dur adalah bentuk mengingat jasa-jasa baiknya.
Frengky Aruan - Kamis, 24 April 2025
Rencana Jadikan Soeharto Pahlawan Nasional Tuai Polemik, Mensos: Wajar, Manusia Punya Kekurangan dan Kelebihan
Indonesia
Soeharto Diusulkan Jadi Pahlawan Nasional, Titiek: Jasanya Begitu Besar
Soeharto kini diusulkan jadi pahlawan nasional. Sang putri, Titiek Soeharto, merespons soal usulan tersebut.
Soffi Amira - Selasa, 22 April 2025
Soeharto Diusulkan Jadi Pahlawan Nasional, Titiek: Jasanya Begitu Besar
Bagikan