Demonstrasi Mahasiswa di Irak Terus Berlanjut, Dilaporkan 200 Lebih Tewas

Zulfikar SyZulfikar Sy - Selasa, 29 Oktober 2019
Demonstrasi Mahasiswa di Irak Terus Berlanjut, Dilaporkan 200 Lebih Tewas

Aparat keamanan Irak berjaga di depan para demonstran di Baghdad, Irak, Jumat (25/10). (ANTARAREUTERS/THAIER AL-SUDANI/tm)

Ukuran:
14
Font:
Audio:

MerahPutih.com - Mahasiswa dan masyarakat terus melakukan demostrasi di beberapa wilayah di Irak, terutama Ibu Kota Baghdad. Mereka menuntut pemerintahan saat ini mundur dan dibentuk pemerintahan darurat sementara. Unjuk rasa ini ditentang keras Perdana Menteri Adil Abdul Mahdi.

Aparat keamanan Irak menembakkan gas air mata ke arah pelajar dan mahasiswa yang mengabaikan peringatan dari Perdana Menteri untuk tidak melanjutkan unjuk rasa antipemerintah dalam beberapa pekan terakhir.

Baca Juga:

Unjuk Rasa Berujung Bentrok di Irak, 100 Lebih Tewas dan Ribuan Luka-luka

Para pelajar dan mahasiswa itu tetap menggelar aksi protes, padahal sudah 200 orang tewas akibat unjuk rasa tersebut. Demikian laporan Reuters seperti dikutip Antara.

Juru bicara Perdana Menteri Adel Abdul Mahdi pada Minggu (27/10) mengatakan siapa pun yang mengganggu kegiatan belajar-mengajar akan dihukum berat.

Para pengunjuk rasa berkumpul di Baghdad, Irak, Sabtu (5/10/2019), setelah jam malam dicabut. Sebelumnya, rangkaian aksi protes terhadap pemerintah berlangsung selama empat hari di seantero negeri dan diwarnai kekerasan. (ANTARA/REUTERS/THAIER AL-SUDANI/tm)
Para pengunjuk rasa berkumpul di Baghdad, Irak, Sabtu (5/10/2019), setelah jam malam dicabut. Sebelumnya, rangkaian aksi protes terhadap pemerintah berlangsung selama empat hari di seantero negeri dan diwarnai kekerasan. (ANTARA/REUTERS/THAIER AL-SUDANI/tm)

Demonstrasi yang berlangsung di Irak menjadi tantangan terberat PM Mahdi sejak ia menjabat pada tahun lalu.

Aksi protes massa di Baghdad dan beberapa kota terjadi sejak bulan lalu. Warga memprotes kondisi perekonomian yang memburuk di Irak. Unjuk rasa berlanjut pada Jumat setelah sempat berhenti selama dua minggu.

Ribuan rakyat Irak berkumpul di Tahrir Square, Baghdad, Minggu, menentang aksi aparat yang telah menewaskan banyak demonstran dalam waktu dua hari. Para pengunjuk rasa juga mengecam aksi aparat yang menggunakan paksaan untuk membubarkan mereka.

Para demonstran sempat khawatir insiden pada Minggu malam akan kembali berulang. Walaupun demikian, aparat hanya sesekali melemparkan selongsong gas air mata ke arah pengunjuk rasa.

Dalam waktu satu pekan terakhir, setidaknya 74 orang tewas, tetapi kekerasan terus berlanjut karena tidak ada catatan resmi mengenai korban jiwa di Baghdad atau kota lainnya pada aksi protes semalam.

Walaupun demikian, beberapa pihak meyakini total jumlah korban yang tewas pada Oktober mencapai 231 jiwa.

Tayangan video yang diunggah ke media sosial memperlihatkan aparat pada Senin menembakkan gas air mata ke arah pelajar di Baghdad saat para demonstran bergerak ke wilayah lain di ibu kota. Salah satu video menunjukkan kelompok pelajar perempuan berlari dan berteriak.

Dalam video lain, lima pelajar lain di provinsi berbeda, yang sebagian besar terletak di wilayah selatan, juga ikut berunjuk rasa.

"Kami turun ke jalan hari ini untuk menuntut hak yang telah dicabut sejak 2003 ketika Pemerintah Amerika Serikat menyerahkan kepada kami sekelompok pencuri," kata Abbas al-Hamzawi, mahasiswa jurusan arkeologi di wilayah selatan Kota Diwaniya.

Baca Juga:

Irak Bergejolak, Korban Tewas Mencapai 12 Orang

Ia menjelaskan unjuk rasa itu bertujuan menuntut kebebasan, martabat dan penghidupan yang lebih baik.

"Kami meminta agar rezim ini mundur, konstitusi ditunda dan pemerintah darurat, dibentuk," tambah Hamzawi.

Irak merupakan salah satu negara anggota Organisasi Negara Pengekspor Minyak Bumi (OPEC) yang memiliki cadangan minyak besar, tetapi banyak rakyat justru hidup dalam kemiskinan.

Pengunjuk rasa terlihat berjalan dekat ban terbakar saat jam malam, dua hari setelah protes anti-pemerintah nasional yang berubah menjadi kekerasan, di Baghdad, Irak, Kamis (3/10/2019). (Foto: Antara/REUTERS/WISSM AL-OKILI)
Pengunjuk rasa terlihat berjalan dekat ban terbakar saat jam malam, dua hari setelah protes anti-pemerintah nasional yang berubah menjadi kekerasan, di Baghdad, Irak, Kamis (3/10/2019). (Foto: Antara/REUTERS/WISSM AL-OKILI)

Banyak warga Irak masih hidup dengan keterbatasan air bersih, listrik, jaminan kesehatan, dan pendidikan.

Pemerintah Irak masih kesulitan memulihkan kondisi perekonomian setelah menghadapi konflik bertahun-tahun pascainvasi AS pada 2003, yang menggulingkan Saddam Husein.

Rakyat Irak menyalahkan para elit politik yang tunduk pada dua mitra utamanya, Iran dan AS. Banyak pihak menduga dua negara itu menggunakan Irak sebagai alat untuk mendapatkan pengaruh di kawasan.

Bagi sebagian besar rakyat Irak, dua negara itu tidak memikirkan nasib dan masa depan mereka. (*)

Baca Juga:

Korsel Pamer Pesawat Tempur Siluman F-35, Korut Geram

#Irak #Konflik Timur Tengah
Bagikan
Ditulis Oleh

Zulfikar Sy

Tukang sihir

Berita Terkait

Indonesia
[HOAKS atau FAKTA]: Timur Tengah Dilanda Konflik, Jepang Jadi Tuan Rumah Ronde ke-4 Kualifikasi Piala Dunia 2026
Beredar isu soal Jepang dipilih menggantikan Arab Saudi dan Qatar untuk menggelar ronde 4 Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia.
Ananda Dimas Prasetya - Selasa, 08 Juli 2025
[HOAKS atau FAKTA]: Timur Tengah Dilanda Konflik, Jepang Jadi Tuan Rumah Ronde ke-4 Kualifikasi Piala Dunia 2026
Berita
[HOAKS atau FAKTA]: Perang Dunia Ketiga Berpotensi Terjadi, Prabowo Pastikan Indonesia Siap Terlibat
Tidak ditemukan pernyataan Prabowo yang menegaskan siap untuk berperang.
Frengky Aruan - Rabu, 02 Juli 2025
[HOAKS atau FAKTA]: Perang Dunia Ketiga Berpotensi Terjadi, Prabowo Pastikan Indonesia Siap Terlibat
Indonesia
Konflik Palestina-Israel Terus Berlangsung: Pendekatan Non-State Actor Punya Perang Penting
Konflik Palestina-Israel menjadi bahan penelitian menarik bagi Tenaga Ahli Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) DPR RI Eneng Ervi Siti Zahroh Zidni.
Frengky Aruan - Selasa, 01 Juli 2025
Konflik Palestina-Israel Terus Berlangsung: Pendekatan Non-State Actor Punya Perang Penting
Indonesia
Konflik Timur Tengah Berkepanjangan Ancam Harga Minyak Mentah, Pemerintah Diminta Siapkan Skenario
Jika subsidi BBM dikurangi, maka kompensasi bagi kelompok rentan dan masyarakat di garis kemiskinan mutlak disiapkan agar daya beli tidak tergerus
Angga Yudha Pratama - Senin, 30 Juni 2025
Konflik Timur Tengah Berkepanjangan Ancam Harga Minyak Mentah, Pemerintah Diminta Siapkan Skenario
Indonesia
Pemerintah Diminta Lakukan Lobi Demi Perdamaian Dunia di Forum Multilateral
Sebanyak 11 WNI telah tiba di Jakarta pada Selasa (24/6), sebagai bagian dari evakuasi tahap pertama Kementerian Luar Negeri
Angga Yudha Pratama - Rabu, 25 Juni 2025
Pemerintah Diminta Lakukan Lobi Demi Perdamaian Dunia di Forum Multilateral
Indonesia
Perang Iran-Israel Goyang Dunia, DPR Sebut Penerbangan Internasional Terganggu Parah
Husein berharap Iran dan Israel mematuhi kesepakatan gencatan senjata, karena pelanggaran hanya akan memperburuk situasi
Angga Yudha Pratama - Rabu, 25 Juni 2025
Perang Iran-Israel Goyang Dunia, DPR Sebut Penerbangan Internasional Terganggu Parah
Indonesia
WNI Berbondong-bondong Meminta Dievakuasi dari Lokasi Konflik Iran-Israel
KBRI Iran menerima informasi adanya permintaan tambahan untuk dievakuasi dan pemulangan ke Tanah Air.
Ananda Dimas Prasetya - Rabu, 25 Juni 2025
WNI Berbondong-bondong Meminta Dievakuasi dari Lokasi Konflik Iran-Israel
Indonesia
KBRI Wanti-wanti WNI di Amerika Serikat, Tidak Ikut Unjuk Rasa dan Hindari Provokasi Terkait Konflik Timur Tengah
KBRI Washington mengeluarkan sejumlah poin yang perlu diperhatikan WNI.
Frengky Aruan - Rabu, 25 Juni 2025
KBRI Wanti-wanti WNI di Amerika Serikat, Tidak Ikut Unjuk Rasa dan Hindari Provokasi Terkait Konflik Timur Tengah
Indonesia
Selat Hormuz Ditutup Iran, Rakyat Kecil di Indonesia Makin Menjerit Karena Harga Minyak berpotensi Melonjak
Penutupan Selat Hormuz oleh Iran berpotensi berdampak hingga ke Indonesia.
Ananda Dimas Prasetya - Selasa, 24 Juni 2025
Selat Hormuz Ditutup Iran, Rakyat Kecil di Indonesia Makin Menjerit Karena Harga Minyak berpotensi Melonjak
Indonesia
Soal Dampak Konflik Timur Tengah, Puan: DPR dan Pemerintah Segera Bahas RAPBN 2026
Menurut Puan, pemerintah harus segera memitigasi perkembangan ini tentu saja terkait dengan kurs rupiah, subsidi BBM, dan hal lain.
Frengky Aruan - Selasa, 24 Juni 2025
Soal Dampak Konflik Timur Tengah, Puan: DPR dan Pemerintah Segera Bahas RAPBN 2026
Bagikan