Dapat Rp5 Triliun Dari Negara, Ini Program Indonesia Eximbank


Layanan pelabuhan, (Foto: IPC)
MerahPutih.com - Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI)/Indonesia Eximbank mendapatkan Penyertaan Modal Negara (PMN) sebesar Rp5 triliun dari pemerintah untuk mempercepat pemulihan ekonomi nasional pada 2021.
Direktur Eksekutif LPEI Daniel James Rompas berjanji, akan memanfaatkan secara maksimal PMN senilai Rp5 triliun dalam menjalankan mandatnya melalui pembiayaan, penjaminan, asuransi, dan jasa konsultasi khususnya yang berorientasi ekspor.
Dalam APBN 2021 pemerintah akan menyuntikkan PMN kepada LPEI Rp5 triliun dengan rincian Rp2,5 triliun untuk penugasan umum dan Rp2,5 triliun untuk penugasan khusus. Penyaluran PMN tersebut nantinya akan difokuskan pada sektor dan komoditas yang diproyeksikan akan mengalami perbaikan pada tahun depan.
Baca Juga:
Indonesia Dinilai Lebih Siap Hadapi Resesi Ekonomi
Per Oktober 2020 LPEI telah menyalurkan pembiayaan ekspor senilai Rp92 triliun dari PMN sebesar Rp18,7 triliun yang telah diberikan pemerintah. Selain pembiayaan, LPEI juga telah mampu menyalurkan penjaminan senilai Rp9,4 triliun dan asuransi senilai Rp9,3 triliun.
Selain itu, sebagai Special Mission Vehicle (SMV) Kementerian Keuangan, LPEI telah mampu melahirkan 59 eksportir baru dan 2.200 UKM binaan yang siap untuk melakukan ekspor.
Dari Rp18,7 triliun PMN yang telah diberikan oleh pemerintah yang terdiri dari Rp12,5 triliun penugasan umum dan Rp6,2 triliun penugasan khusus, pembiayaan ekspor yang disalurkan adalah Rp9,2 triliun, penjaminan ekspor Rp9,4 triliun, asuransi Rp9,3 triliun, dan penciptaan 59 eksportir baru. Pembiayaan ekspor tersebut juga berkontribusi 14,6 persen terhadap ekspor barang Indonesia.
Pembiayaan yang telah diberikan tersebut juga diikuti oleh perbaikan kinerja yang dilakukan. Tingkat kredit bermasalah atau Non-Performing Loan (NPL) neto per Oktober 2020 telah mengalami perbaikan menjadi 11,8 persen dengan coverage ratio 77,1 persen.

Selain itu, LPEI juga mampu membukukan laba bersih senilai Rp234 miliar dan diproyeksikan menjadi Rp251 miliar di akhir Desember tahun ini.
Selain aspek finansial, LPEI juga telah mengukur dampak ekonomi dan sosial atas pembiayaan tersebut, di antaranya adalah peningkatan Produk Domestic Bruto (PDB) 2,49 kali dari pembiayaan yang diberikan serta penyerapan tenaga kerja hingga 50 orang per Rp1 miliar.
LPEI telah memiliki dua Desa Devisa yang berasal dari Jembrana dan Yogyakarta. Desa Devisa sendiri merupakan sebuah program yang mendorong ekspor berbasis komoditas unggulan daerah.
Ia menegaskan, akan melibatkan UKM dan Korporasi yaitu Penugasan Khusus Ekspor (PKE) pembiayaan UKM berorientasi ekspor senilai Rp500 Miliar dan program penjaminan pemerintah untuk Korporasi dengan nilai penjaminan Rp100 triliun.
Baca Juga:
Warga Butuhkan Bansos Saat Hadapi Resesi Ekonomi
Bagikan
Alwan Ridha Ramdani
Berita Terkait
Tekor! Indonesia Impor Obat Rp 176 Triliun Tapi Ekspor Cuma Rp 6,7 Triliun

UMKM di Jawa Tengah Dilatih Manfaatkan Pasar Ekspor, Bukan Hanya Jago Kandang

Jerman Jadi Pasar Sensor Asal Indonesia, Produk Diproduksi di Batam

Cetak Sejarah: Indonesia Ekspor Rempah hingga Madu ke Hongkong, Nilai Transaksi Capai Rp 5,6 Miliar

Indonesia Promosikan Inovasi Olahan Tempe Bagi Warga AS, Pasar Tempe Capai USD 2,5 Miliar

Produk Kecantikan Rambut Indonesia Tembus Pasar Italia, Surplus Dagang Diharapkan Terus Naik

Menteri Perdagangan Keluarkan Aturan Perlindungan Konsumen Penggunaan Barang dan Jasa Terkait K3L, Jamin Mutu Produk Ekspor

Mainan Anak Produksi Indonesia Masih Diminati Dunia, Peringkat ke-22 Dari 195 Negara

COO Danantara Dony Oskaria Jelaskan Alasan BUMN Tak Lagi Dapat Suntikan PMN

Harga Patokan Ekspor Konsentrat Tembaga Kembali Naik Pertengahan Juni 2025
