Dampak Emosional yang Dirasakan Penyintas Kanker Payudara

P Suryo RP Suryo R - Senin, 21 Maret 2022
Dampak Emosional yang Dirasakan Penyintas Kanker Payudara

Kanker payudara memberikan dampak emosional yang dalam bagi para penyintasnya. (Foto: Pixabay/marijana1)

Ukuran:
14
Font:
Audio:

KANKER bukan penyakit yang bisa dianggap remeh dan sembuh dalam semalam. Hampir semua penyintas kanker tidak bisa menerima kenyataan ketika dokter memvonis ada sel kanker yang tumbuh di dalam tubuhnya. Tentu saja proses “penerimaan” sangat sulit dilalui oleh para penyintas. Ada begitu banyak air mata yang berjatuhan, waktu yang dikorbankan, dan usaha yang tidak murah demi berjuang untuk sembuh.

Ketika akhirnya penyintas berhasil menerima kenyataan bahwa dirinya mengidap kanker, bukan berarti ia sudah pulih secara mental. Setelah proses penerimaan, penyintas memasuki babak baru yaitu berani mengambil langkah penyembuhan. Dimulai dari rutin melakukan pemeriksaan mendalam, proses kemoterapi, atau melakukan operasi pengangkatan organ yang memang sudah tidak bisa diselamatkan seperti misalnya payudara.

Organ payudara merupakan sebuah aset yang harus dijaga karena menjadi sumber nutrisi bagi bayi baru lahir sekaligus menjadi identitas diri bagi perempuan. Tetapi yang namanya penyakit tak pernah pandang bulu. Meskipun sudah dijaga sedemikian rupa, sel kanker tetap bisa hinggap di payudara tanpa menunjukkan tanda-tanda gejala.

Menurut canceraustralia.gov.au, seorang penyintas kanker payudara tak serta merta “sembuh” setelah dinyatakan bersih dari sel kanker. Tubuhnya memang sudah sembuh, tetapi jiwa seorang penyintas kanker payudara rupanya membutuhkan waktu yang panjang untuk pulih. Apalagi jika dokter terpaksa harus mengangkat salah satu atau kedua payudara karena tidak bisa diselamatkan melalui proses kemoterapi.

Baca Juga:

Kanker Testis, Kanker Langka yang Penuh Mitos

Paranoid

kanker
Penyintas kanker payudara akan mengalami cemas berlebihan. (Foto: Pixabay/RyanMcGuire)

Tidak hanya dialami oleh penyintas kanker payudara, hampir semua penyintas kanker jenis apapun pasti mengalami paranoid. Mereka ketakutan jika suatu hari ada sel kanker baru yang hidup di dalam tubuhnya. Proses penyembuhan kanker yang sangat menyakitkan membuat para penyintas juga mengalami trauma karena tidak sanggup jika harus mengalami hal yang sama berulang kali.

Tidak percaya diri

kanker
Penyintas kanker payudara biasanya kehilangan rasa percaya diri. (Foto: Pixabay/xusenru)

Bagi seorang penyintas kanker payudara, aset kebanggaannya tak lagi berbentuk indah seperti sediakala sebelum digerogoti sel kanker. Ada penyintas yang terpaksa harus diangkat payudaranya karena sudah tidak bisa diselamatkan. Ada juga yang beruntung karena bisa sembuh total hanya dengan proses kemoterapi. Tetapi organ yang pernah digeroroti oleh sel kanker bentuknya tidak akan sama seperti dulu lagi. Itu lah mengapa penyintas kanker payudara seringkali tidak merasa percaya diri meskipun sudah dinyatakan sembuh dan bersih dari sel kanker.

Baca Juga:

Kenali Efek Samping Kanker dan Cara Mengatasinya

Menutup diri

kanker
Kehilangan rasa percaya diri membuat penyintas kanker payudara menutup diri. (Foto: Pixabay/Foundry)

Masih banyak orang yang belum bisa menjaga lisan ketika berbicara dengan seorang penyintas kanker. Karena memiliki tubuh yang lebih sehat, mereka merasa bisa menasihati para penyintas untuk mengikuti gaya hidupnya yang dianggap lebih baik dan terarah. Padahal orang dengan gaya hidup sehat dan rajin olahraga tetap bisa terjangkit penyakit kanker. Akhirnya para penyintas kanker payudara pun terpaksa menutup diri dan enggan bertemu dengan teman-temannya lagi karena mendengar nasihat-nasihat omong kosong. Perlu diingat, penyakit kanker tak pernah pandang bulu. Jika kamu memiliki seorang teman yang berjuang melawan kanker. Kamu hanya perlu ada untuk mereka dengan mendengarkan curhatannya dan tidak menghakimi, apalagi memberikan nasihat seakan kamu pernah mengalami hal serupa. (Mar)

Baca Juga:

Klimaks 21 Kali Per Bulan Turunkan Risiko Kanker Prostat

#Lipsus Maret Kanker #Kesehatan #Kesehatan Mental #Kanker
Bagikan
Ditulis Oleh

Maria Theresia

Your limitation -- it's only your imagination.

Berita Terkait

Indonesia
DPR Desak Pemerintah Perkuat Respons KLB Malaria di Parigi Moutong
Lonjakan kasus malaria yang kembali terjadi setelah daerah tersebut sempat dinyatakan eliminasi pada 2024 itu harus menjadi perhatian serius pemerintah pusat dan daerah.
Dwi Astarini - Kamis, 04 September 2025
DPR Desak Pemerintah Perkuat Respons KLB Malaria di Parigi Moutong
Lifestyle
Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut
Stres dapat bermanifestasi pada gangguan di permukaan kulit.
Dwi Astarini - Kamis, 04 September 2025
Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut
Dunia
Menkes AS Pecat Ribuan Tenaga Kesehatan, Eks Pejabat CDC Sebut Pemerintah Bahayakan Kesehatan Masyarakat
Menkes AS juga menghapus program pencegahan penyakit yang krusial.
Dwi Astarini - Rabu, 03 September 2025
Menkes AS Pecat Ribuan Tenaga Kesehatan, Eks Pejabat CDC Sebut Pemerintah Bahayakan Kesehatan Masyarakat
Lifestyle
Intermittent Fasting, antara Janji dan Jebakan, Bisa Bermanfaat Juga Tingkatkan Risiko Kardiovaskular
Mereka yang membatasi makan kurang dari delapan jam sehari memiliki risiko 135 persen lebih tinggi meninggal akibat penyakit kardiovaskular.
Dwi Astarini - Selasa, 02 September 2025
Intermittent Fasting, antara Janji dan Jebakan, Bisa Bermanfaat Juga Tingkatkan Risiko Kardiovaskular
Indonesia
Rencana Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan Belum Dapat 'Lampu Hijau' DPR, Legislator Soroti Pentingnya Keadilan Sosial dan Akurasi Data Penerima Bantuan Iuran
Irma mendorong BPJS Kesehatan untuk bekerja sama dengan Badan Pusat Statistik
Angga Yudha Pratama - Kamis, 28 Agustus 2025
Rencana Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan Belum Dapat 'Lampu Hijau' DPR, Legislator Soroti Pentingnya Keadilan Sosial dan Akurasi Data Penerima Bantuan Iuran
Indonesia
Prabowo Janji Bikin 500 Rumah Sakit, 66 Terbangun di Pulau Tertinggal, Terdepan dan Terluar
Presiden Prabowo juga menargetkan membangun total 500 rumah sakit berkualitas tinggi sehingga nantinya ada satu RS di tiap kabupaten dalam periode 4 tahun ini.
Alwan Ridha Ramdani - Selasa, 26 Agustus 2025
Prabowo Janji Bikin 500 Rumah Sakit, 66 Terbangun di Pulau Tertinggal, Terdepan dan Terluar
Indonesia
Prabowo Resmikan Layanan Terpadu dan Institut Neurosains Nasional di Rumah Sakit Pusat Otak Nasional
Presiden Prabowo yakin RS PON Mahar Mardjono dapat menjadi Center of Excellence bagi RS-RS yang juga menjadi pusat pendidikan dan riset, terutama yang khusus berkaitan dengan otak dan saraf.
Alwan Ridha Ramdani - Selasa, 26 Agustus 2025
Prabowo Resmikan Layanan Terpadu dan Institut Neurosains Nasional di Rumah Sakit Pusat Otak Nasional
Indonesia
Viral Anak Meninggal Dunia dengan Cacing di Otak, Kenali Tanda-Tanda Awal Kecacingan yang Sering Dikira Batuk Biasa
Riza Chalid, selaku pemilik manfaat PT Orbit Terminal Merak, merupakan salah satu dari delapan tersangka baru dalam kasus korupsi tata kelola minyak mentah
Angga Yudha Pratama - Jumat, 22 Agustus 2025
Viral Anak Meninggal Dunia dengan Cacing di Otak, Kenali Tanda-Tanda Awal Kecacingan yang Sering Dikira Batuk Biasa
Lainnya
Periksakan ke Dokter jika Vertigo Sering Kambuh Disertai Gejala Lain, Bisa Jadi Penanda Stroke
Vertigo merupakan istilah medis yang digunakan untuk menyebut sensasi seolah-olah lingkungan di sekitar penderita terus berputar dan biasanya disertai rasa pusing.
Frengky Aruan - Kamis, 21 Agustus 2025
Periksakan ke Dokter jika Vertigo Sering Kambuh Disertai Gejala Lain, Bisa Jadi Penanda Stroke
Indonesia
Iuran BPJS Kesehatan Bakal Naik, Alasanya Tambah Jumlah Peserta Penerima Bantuan Iuran
Anggaran kesehatan pada Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2026 dialokasikan sebesar Rp 244 triliun.
Alwan Ridha Ramdani - Kamis, 21 Agustus 2025
Iuran BPJS Kesehatan Bakal Naik, Alasanya Tambah Jumlah Peserta Penerima Bantuan Iuran
Bagikan