Dampak Brexit Terhadap Ekonomi Indonesia Tidak Signifikan


Wakil Presiden Jusuf Kalla dalam Pertemuan Tahunan BI di JCC, Jakarta, Selasa (24/11). (screenshot youtube/BI Channel)
MerahPutih Keuangan – Hasil survei BBC mengungkapkan kebanyakan warga Inggris memilih keluar dari keanggotaan Uni Eropa. Sekitar 52 persen warga Inggris memilih untuk keluar dari keanggotaan Uni Eropa, sementara sisanya memilih bertahan berdasarkan perhitungan hasil sementara referendum.
Di Indonesia, Wakil Presiden Jusuf Kalla mengatakan keluarnya Inggris dari keanggotaan Uni Eropa (Britain to Exit/Brexit) sesuai hasil referendum, tidak akan berdampak secara langsung bagi Indonesia.
"Efeknya bagi kita sebenarnya tidak besar, tapi spirit proteksi itu akan terjadi di banyak negara," kata Wapres di Auditorium Kantor Wapres, Jakarta, Jumat (24/6) seperti dikutip Antara.
Menurutnya, Indonesia akan tetap menjaga hubungan baik dengan Inggris dan UE tanpa dipengaruhi sentimen kemenangan Brexit.
"Indonesia sama saja sebenarnya, mengekspor ke Inggris dan mengekspor ke Uni Eropa sama saja, efeknya lebih banyak terjadi di internal Uni Eropa," kata dia.
Meskipun tidak berdampak besar bagi Indonesia, Wapres mengakui Brexit akan menyebabkan sentimen negatif bagi investor asing yang menanamkan modalnya di Inggris, termasuk investor asal Indonesia.
"Itu (Brexit) bisa juga menyebabkan kebijakan-kebijakan yang sama di banyak negara, buktinya investasi di Inggris dari asing sekarang mulai menurun karena mereka tidak bisa bebas masuk Eropa, jadi terjadilah saham-saham yang jangkauannya luas menjadi negatif," kata dia.
Sementara itu, Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo menilai dampak Brexit juga akan menyentuh pasar keuangan Indonesia, namun besaran dampaknya dinilai tidak akan signifikan.
Hingga tadi pagi, rupiah terdepresiasi sebesar 1 persen menjadi sekitar Rp13.400 dari sekitar Rp13.260 per dolar AS Kamis (23/6) kemarin.
"Secara umum kita yakini ini adalah sifatnya temporer," ujarnya. Agus mengklaim dampak Brexit ke Indonesia hanya sementara karena kondisi fundamental ekonomi domestik terus membaik. Hal itu akan mempertahankan kepercayaan pelaku pasar.
Dilaporkan Xin Hua di London, rakyat Inggris yang menginginkan negaranya "keluar" dari UE pada Jumat pagi waktu setempat memenangi referendum dengan mencatat perolehan 52 persen dari 71 persen suara yang masuk. Dari total suara yang masuk tersebut, lebih dari 17 juta warga memilih Inggris mencabut keanggotaan, sementara sekitar 16 juta lainnya memilih tetap menjadi bagian dari UE. Hasil referendum itu akan membuat Inggris menarik diri dari keanggotaan UE setelah bergabung selama 43 tahun. Inggris menjadi negara pertama yang keluar dalam sejarah 60 tahun keberadaan kelompok Eropa itu.
BACA JUGA:
Bagikan
Berita Terkait
DPR Sepakati Ricky Perdana Ghozali sebagai Calon Gubernur BI

KPK Angkat Suara soal Panggil Gubernur BI Terkait Kasus Dana CSR

JK Tegaskan Dukungan Penuh Indonesia ke Palestina

Komisi XI DPR Sepakati Perry Warjiyo Kembali Jadi Gubernur BI

Jokowi Dikabarkan Pertahankan Perry Warjiyo Sebagai Gubernur BI

Ketua Banggar DPR Yakin Jokowi Pilih Sosok Berkualitas Jadi Gubernur BI

Gubernur BI Boleh Politisi, Pengamat: Kondisi Moneter Bisa Jadi Tak Stabil
