Dampak Besar Kekerasan Seksual terhadap Kesehatan Fisik
Penyebabnya, faktor kekebalan dan inflamasi yang meningkat yang diakibatkan stres kronis. (Foto: freepik/freepik)
BERBAGAI kondisi medis yang mengejutkan terbukti terkoneksi dengan kekerasan seksual. Namun, banyak yang mungkin tidak muncul sampai bertahun-tahun setelah kejadian. Kanker menjadi salah satu kondisi menyertai pengalaman kekerasan seksual.
“Riwayat pelecehan dapat meningkatkan risiko dan kerentanan perempuan terhadap kanker,” kata sebuah artikel ulasan oleh para peneliti di University of Wisconsin, AS. Kanker serviks merupakan jenis yang paling umum terkoneksi dengan pelecehan. Beberapa penelitian menemukan lebih banyak kanker payudara pada penyintas, meskipun penelitian lain tidak mendukung temuan ini.
BACA JUGA:
Salah satu mekanisme yang mungkin terjadi yang menjelasan koneksi ini yaitu faktor kekebalan dan inflamasi yang meningkat akibat stres kronis. Para peneliti mencatat kondisi itu memang telah memiliki koneksi dengan pertumbuhan kanker.
Penyakit jantung juga semakin dikaitkan dengan kekerasan seksual. Ketika para peneliti memeriksa kadar plak di arteri karotis, yang membawa darah ke otak, mereka menemukan bahwa perempuan dengan riwayat kekerasan seksual empat kali lebih mungkin mengalami tanda-tanda penyumbatan.
Mereka meninjau 41 penelitian yang melibatkan hampir 2 juta orang dewasa dan menemukan bahwa risiko penyakit kardiovaskular lebih tinggi pada perempuan paruh baya dengan pengalaman kekerasan seksual di masa lalu. Riwayat kekerasan seksual pun tampaknya memengaruhi kontributor lain penyakit jantung. Peneliti lain juga telah didokumentasikan.
Instruktur kedokteran kardiovaskular Allison Gaffey, PhD dari Yale School of Medicine memeriksa catatan kesehatan lebih dari 1 juta veteran yang mengalami kekerasan dan pelecehan seksual selama dinas militer yang kebanyakan perempuan.
Dia menemukan mereka memiliki risiko 30 persen lebih besar daripada orang lain terkena tekanan darah tinggi. Gaffey menyarankan bahwa kekerasan seksual semacam itu dapat meningkatkan aktivitas sistem saraf simpatik (fight-or-flight), yang dapat merusak arteri dari waktu ke waktu.
BACA JUGA:
Relasi Kuasa Bikin Mahasiswa Rentan Alami Kekerasan Seksual di Kampus
Pembuluh darah di otak juga bisa terpengaruh. Sebuah studi terhadap 145 perempuan paruh baya yang tampaknya sehat yang dipresentasikan pada tahun 2021 pada pertemuan tahunan Masyarakat Menopause Amerika Utara menyimpulkan bahwa riwayat trauma, termasuk kekerasan seksual, secara substansial meningkatkan "hiperintensitas materi putih", penanda penyakit pembuluh darah kecil yang dapat mendahului stroke atau demensia.
Ada pula masalah fisik yang diakibatkan oleh tekanan psikologis, seperti insomnia. (Foto:
Unsplash/Annie Spratt)
Lalu, ada pula masalah fisik yang diakibatkan oleh tekanan psikologis, seperti insomnia dan masalah gastrointestinal, serta mekanisme koping yang tidak sehat yang dilakukan beberapa penyintas, yaitu mereka lebih cenderung merokok, menyalahgunakan alkohol, menggunakan narkoba, dan terlibat dalam aktivitas seksual berisiko.(aru)
BACA JUGA:
Bagikan
Berita Terkait
Pengecekan Kesehatan Cepat kini Tersedia di Stasiun MRT Jakarta Dukuh Atas
Bisa Ditiru nih Ladies, Cara Davina Karamoy Hindari Anemia tanpa Ribet
The Everyday Escape, 15 Menit Bergerak untuk Tingkatkan Suasana Hati
DPR Kritik BPJS Kesehatan Nonaktifkan 50.000 Warga Pamekasan, Tegaskan Hak Kesehatan tak Boleh Disandera
[HOAKS atau FAKTA]: Terlalu Sering Makan Mi Instan Bisa Bikin Usus Tersumbat
Smart Posyandu Difokuskan untuk Kesehatan Jiwa Ibu setelah Melahirkan
Pemerintah Bakal Hapus Tunggakan BPJS Kesehatan Warga
Waspadai Tanda-Tanda Mata Minus pada Anak
Strategi Sehat Kontrol Kolesterol, Kunci Sederhana Hidup Berkualitas
Peredaran Rokok Ilegal Dinilai Mengganggu, Rugikan Negara hingga Merusak Kesehatan