Cerita Warga Terjebak Macet Hingga Cari Jalan Tikus saat PPKM Darurat di Hari Kerja
Penyekatan di Sudirman-Thamrin Jakarta. (Foto: Kanugrahan)
MerahPutih.com - Para pengendara terjebak macet akibat adanya penyekatan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat di Jakarta. Bahkan, beberapa pengendara mengalami kemacetan selama berjam-jam.
Salah satunya Yoga (40), Warga asal Kemanggisan yang bekerja di bidang media massa ini terpaksa menempuh waktu setengah jam dari rumahnya ke kawasan Gambir.
"Macet parah. Biasanya 10 menit," kata Yoga ditemui di kawasan Jatibaru, Gambir, Jakarta Pusat, Senin (5/7).
Baca Juga:
PPKM Darurat Hari Pertama Kerja, Macet Parah Sampai Gigit Jari Gagal Masuk Jakarta
Yoga mengaku, tetap bekerja meski alami kemacetan karena tuntutan dari kantor dan kewajibannya memberikan informasi ke masyarakat.
Penyebab kemacetan didominasi warga yang ingin masuk kerja. Mereka memaksakan berangkat meski diantaranya bukan termasuk sektor esensial dan kritikal.
"Saya gak tahu kalau ada PPKM aturannya gitu. Makanya saya berangkat," kata salah satu pekerja bernama Rizal (32) yang mengalami macet hampir 2 jam di Kalideres ini.
Hal yang sama dialami oleh Akbar (24). Pria yang bekerja sebagai staf di kantor kepolisian ini mengaku menempuh waktu hampir dua jam. Ia berangkat dari rumahnya di Tangerang menuju Tanjung Duren.
"Biasa jalan cuman 45 menit. Ini macet karena penyekatan makanya saya lewat jalan pintas," jelas Akbar.
Salah seorangnya bernama Hendra (33), yang mengendarai motor dan terjebak kemacetan menjelang penyekatan di Roxy Mas. Menurutnya, ada 2 titik penyekatan untuk Kalimalang, yaitu di Kalideres Tangerang dan di Grogol.
Kemacetan itu berlangsung selama sekitar 2 jam. Padahal biasanya hanya 30 menit pakai motor di tempat bekerjanya di kawasan Cideng Gambir.
"Saya kerja di bidang kuliner. Karena masuk sektor esensial saya harus kerja di toko dan memutuskan memutar balik dan hendak mencari jalan pintas," kata Hendra.
Hendra mengaku, ditanya petugas surat kerja dari perusahaan kuliner yang dikelolanya.
"Iya karena kami harus tetap memenuhi kebutuhan konsumen jadi tak bisa kerja dari rumah. Saya bilang gitu, petugas baru paham," kata warga asal Daan Mogot ini. (Knu)
Baca Juga:
Pasokan Oksigen Tersendat, RS: Kalau Berjuang Enggak Ada Senjatanya, Mau Apa?
Bagikan
Joseph Kanugrahan
Berita Terkait
Penanganan Penyakit Tuberculosis Bakal Contoh Pola Pandemi COVID-19
Kasus ISPA di Jakarta Naik Gara-Gara Cuaca, Warga Diminta Langsung ke Faskes Jika Ada Gejala
Ciri-Ciri dan Risiko Warga Yang Alami Long COVID
Kemenkes Temukan 1 Kasus Positif COVID dari 32 Spesimen Pemeriksa
178 Orang Positif COVID-19 di RI, Jemaah Haji Pulang Batuk Pilek Wajib Cek ke Faskes Terdekat
Semua Pasien COVID-19 di Jakarta Dinyatakan Sembuh, Tren Kasus Juga Terus Menurun Drastis
Jakarta Tetap Waspada: Mengungkap Rahasia Pengendalian COVID-19 di Ibu Kota Mei 2025
KPK Minta Tolong BRI Bantu Usut Kasus Korupsi Bansos Presiden Era COVID-19
KPK Periksa 4 Orang Terkait Korupsi Bansos Presiden Era COVID-19, Ada Staf BRI
COVID-19 Melonjak, Ini Yang Dilakukan Menkes Budi Gunadi Sadikin