Cerita Mistis Mes Peninggalan Bekas Klub Keluarga Cendana

Andika PratamaAndika Pratama - Jumat, 10 November 2017
Cerita Mistis Mes Peninggalan Bekas Klub Keluarga Cendana

Kondisi dalam mes Arseto Solo saat ini. (BolaSkor.com/Nofik Lukman)

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

MerahPutih.com - Arseto Solo merupakan salah satu klub legendaris Indonesia. Klub ini didirikan oleh Sigid Harjoyudanto, yang merupakan putra mantan Presiden Soeharto pada tahun 1978.

Pada mulanya, klub ini bermarkas di Jakarta. Namun, sejak tahun 1983, setelah presiden Soeharto mencanangkan tanggal 9 September sebagai Hari Olahraga Nasional saat peresmian Stadion Sriwedari Solo, Arseto mulai memainkan pertandingan kandangnya di Solo.

Arseto menyatakan pembubaran timnya pada tahun 1998, setelah terjadinya kerusuhan massa pada tahun tersebut. Pertandingan terakhir yang mereka jalani adalah saat melawan Pelita Jaya.

Setelah bubar, tidak ada aktivitas lagi di mes Arseto. Kini, mes yang terletak di Kelurahan Panularan, Kecamatan Laweyan, Kota Solo terbengkalai dan terkesan angker karena tidak terawat. Sesekali ada saja bagian atap yang jatuh karena terpaan angin kencang. Itulah gambaran dari komplek Lapangan Kadipolo.

Bangunan mes Arseto Solo saat ini. (BolaSkor.com/Nofik Lukman)

Pada era 1980-90an, bangunan itu begitu menarik perhatian masyarakat Solo. Bukan karena kemegahannya. Tapi komplek itu digunakan sebagai basecamp klub ternama, Arseto Solo.

Sebagai klub yang disegani saat itu, Arseto bukan saja bertabur pemain bintang. Komplek Lapangan Kadipolo kala itu menjadi salah satu basecamp klub termegah di Indonesia. Ada mes untuk pemain senior, junior serta lapangan berkualitas yang hanya diperuntukan untuk Arseto Solo berlatih.

"Dulu tempat ini sangat megah. Mes pemain bujang dan berkeluarga dipisah. Ada juga mes untuk pemain diklat. Belum lagi fasilitas lapangan dan fitnes yang membuat Arseto tak perlu kesulitan untuk berlatih. Jarang klub sekarang yang memiliki komplek seperti Arseto," kata Pengelola Lapangan Kadipolo, Chaidir Ramli kepada BolaSkor.com.

Mes bekas klub Arseto Solo. (BolaSkor.com/Nofik Lukman)

Namun cerita tentang masa kejayaan Arseto serta komplek Lapangan Kadipolo mulai memudar setelah Arseto dibubarkan pada 1998. Bangunan menjadi tak terawat, lapangan juga mulai "kehilangan" rumput yang dulu begitu hijau dan tebal.

Komplek itu terlihat sedikit hidup pada pagi hari dan sore hari. Mulai pukul 07.00, lapangan digunakan secara bergantian oleh sekolah yang ada di Kelurahan Panularan. Sore harinya giliran warga setempat atau pun sekolah sepak bola (SSB) Ksatria yang memanfaatkan lapangan sisa kejayaan Arseto Solo itu.

Lapangan yang dahulu jadi tempat latihan Arseto Solo. (BolaSkor.com/Nofik Lukman)

Setelah itu, jarang ada warga yang mau sekadar singgah, apalagi kumpul anak muda. Bukan hanya kondisi bangunan yang cukup membahayakan, ada banyak cerita mistis yang muncul dari lokasi tersebut. Bahkan cerita itu sudah ada sejak Arseto menjadikan komplek bekas Rumah Sakit (RS) Kadipolo itu sebagai mes.

"Dulu saya mengalami sendiri. Setelah latihan itu lihat-lihat lapangan. Ada seorang wanita yang jalan di tengah lapangan. Tapi dia tidak berhenti sampai nembus gawang. Kaget saya waktu itu, langsung lari saja," kata mantan pemain Arseto Solo, Benny van Breukelen saat singgah di Solo, beberapa waktu lalu.

Lain dengan Benny, pelatih kiper Persis Solo, I Komang Putra mengaku belum pernah mengalami hal aneh selama tidur di Mes Arseto. Bahkan saat itu, Komang muda berani tidur sendirian. Menurutnya, jika tidak berbuat hal-hal aneh, dia percaya kejadian seperti itu tidak akan dialami.

Mes bekas klub Arseto Solo. (BolaSkor.com/Nofik Lukman)
Mes bekas klub Arseto Solo. (BolaSkor.com/Nofik Lukman)Caption

"Dulu teman-teman yang cerita. Katanya sering dilempar kerikil. Tapi kalau saya sendiri belum pernah. Saya kira kalau kita tidak aneh-aneh, pasti juga tidak diganggu," ujar I Komang Putra.

Salah seorang warga Panularan, Anggoro mengatakan pada saat Arseto mulai berada di komplek Kadipolo, ada sebuah kepercayaan yang kerap dibuktikan kebenarannya. Bila ingin dilempar kerikil oleh mahkluk tak kasat mata, para pemain biasanya melempar sebuah tiang listik dengan batu atau memukulnya hingga terdengar suara keras.

"Dulu (pemain) yang usil-usil itu sering seperti itu. Katanya dilempar batu. Apalagi kalau sudah menjelang sore atau malam. Saat Arseto masih di sini, saya sering tidur di tempat mas Agung (mantan pemain Arseto, Agung Setyobudi)," katanya.

Gara-gara cerita-cerita itu, sering kali sekumpulan pemuda membuktikan sendiri dengan datang ke komplek Lapangan Kadipolo pada malam hari. Salah satunya grup Facebook "Solo Mistis Community". Para anggotanya pernah ramai-ramai datang ke lokasi tersebut.

Pada 17-19 November mendatang, komplek Lapangan Kadipolo diyakini akan ramai lagi. Pasalnya, Arseto Solo berencana menggelar reuni akbar yang diikuti 70-an pemain di Solo. Salah satu peserta, Aris Budi Sulistyo mengaku senang dengan rencana yang digagas para mantan pengurus di Jakarta itu.

"Sudah lama sekali tidak kesana (Lapangan Kadipolo). Dulu terakhir kesana saat latihan sepak bola. Di Solo cukup sulit dapat lapangan untuk latihan. Makanya Lapangan Kadipolo masih jadi salah satu alternatif untuk latihan klub lokal," tutur Aris. (Laporan Kontributor Nofik Lukman/Solo)

#Arseto Solo #Solo
Bagikan
Ditulis Oleh

Andika Pratama

Berita Terkait

Indonesia
2 Mahasiswa Gugat Larangan Rangkap Jabatan Menteri ke MK
Keduanya merupakan putra dari advokat yang juga Ketua Masyarakat Antikorupsi Indonesia (Maki), Boyamin Saiman.
Dwi Astarini - Selasa, 16 Desember 2025
2 Mahasiswa Gugat Larangan Rangkap Jabatan Menteri ke MK
Indonesia
Fadli Zon Dijadwalkan Resmikan Songgobuwono Keraton Solo, 2 Kubu Keraton Bertemu
Menteri dijadwalkan meresmikan Panggung Songgobuwono itu pada Selasa (16/12).
Dwi Astarini - Selasa, 16 Desember 2025
Fadli Zon Dijadwalkan Resmikan Songgobuwono Keraton Solo, 2 Kubu Keraton Bertemu
Indonesia
PB XIV Purbaya Tertibkan Aset Keraton Solo, Ganti 10 Gembok Pintu
Dilakukan untuk memperlancar kerja dari Bebadan Keraton Kasunanan Surakarta yang dibentuk raja baru-baru ini.
Dwi Astarini - Senin, 15 Desember 2025
PB XIV Purbaya Tertibkan Aset Keraton Solo, Ganti 10 Gembok Pintu
Indonesia
Bengkel Motor Satu Lantai di Solo Terbakar, Warga Geger
Dari keterangan pemilik ruko, disebutkan ada ledakan di lantai bawah sebelum api muncul.
Dwi Astarini - Kamis, 11 Desember 2025
Bengkel Motor Satu Lantai di Solo Terbakar, Warga Geger
Indonesia
Belasan ASN Solo Terjaring Razia Kendaraan di Balai Kota, Telat Bayar Pajak
Kegiatan ini bisa meningkatkan kedisiplinan ASN dalam membayar pajak kendaraan bermotor.
Dwi Astarini - Kamis, 11 Desember 2025
Belasan ASN Solo Terjaring Razia Kendaraan di Balai Kota, Telat Bayar Pajak
Indonesia
Dinkes Solo Lakukan Inspeksi Jelang Nataru, Temukan Makanan Kedaluwarsa di Pasar
Pelaku usaha diminta untuk tidak menjual produk terkait dan menarik produk terkait agar tidak dipajang di instalasi.
Dwi Astarini - Senin, 08 Desember 2025
Dinkes Solo Lakukan Inspeksi Jelang Nataru, Temukan Makanan Kedaluwarsa di Pasar
Indonesia
Bertemu di Masjid Agung PB XIV Hangabehi Berpelukan dengan PB XVI Purbaya
Purbaya yang duduk di shaf depan langsung menghampiri kakaknya, Hangabehi, yang sama-sama berada di shaf depan.
Dwi Astarini - Sabtu, 06 Desember 2025
Bertemu di Masjid Agung PB XIV Hangabehi Berpelukan dengan PB XVI Purbaya
Indonesia
Libur Nataru, Daop 6 Yogyakarta Tambah 6 KA dari Solo dan Sediakan 391 Ribu Kursi
Tambahan tersebut termasuk jumlah kursi yang tersedia 3,8 juta kursi yang bisa dimanfaatkan masyarakat.
Dwi Astarini - Jumat, 05 Desember 2025
Libur Nataru, Daop 6 Yogyakarta Tambah 6 KA dari Solo dan Sediakan 391 Ribu Kursi
Indonesia
Bantu Aceh dan Sumatra, UNS Kirim Tim Medis dan Logistik
Tim awal yang diberangkatkan adalah tim SAR, karena kondisi lapangan di Aceh dilaporkan cukup sulit.
Dwi Astarini - Rabu, 03 Desember 2025
Bantu Aceh dan Sumatra, UNS Kirim Tim Medis dan Logistik
Indonesia
PMI Kota Solo Kirim 500 Kantong Darah untuk Bantuan Bencana Banjir di Pulau Sumatra, Penuhi Kebutuhan Darah
Pengiriman bantuan kemanusiaan ini merupakan respons cepat PMI Surakarta dalam mendukung upaya penanggulangan dampak bencana di wilayah tersebut.
Dwi Astarini - Selasa, 02 Desember 2025
PMI Kota Solo Kirim 500 Kantong Darah untuk Bantuan Bencana Banjir di Pulau Sumatra, Penuhi Kebutuhan Darah
Bagikan