Cemaran Bakteri Jadi Faktor Utama Penyebab Keracunan Pangan
Bakteri yang terdapat pada makanan sebabkan keracunan. (Foto: Pixabay/derneuemann)
MerahPutih.com - Kasus keracunan pangan kerap terjadi di Indonesia selama beberapa tahun terakhir. Terlebih pada anak-anak. Penyebab keracunan pangan pun beragam.
Anggota Unit Kerja Koordinasi (UKK) Nutrisi dan Penyakit Metabolik IDAI dr. Yoga Devaera, Sp.A(K) dalam diskusi daring diselenggarakan Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDI), Kamis (25/1), menjelaskan bahwa sebanyak 42 persen penyebab keracunan pangan di Indonesia pada 2019 adalah akibat cemaran bakteri.
Baca juga:
Dari jumlah tersebut, sebesar 28 persen kasus terjadi di rumah tangga. Beberapa penyebab penyakit akibat pangan adalah bakteri, virus, parasit, cemaran kimia, dan racun/toksin. Sebagian besar penyebab penyakit tersebut adalah infeksi bakteri dengan jenis bakteri yang banyak sekali.
"Tetapi bisa disebabkan juga oleh virus, salah satu yang paling sering Hepatitis A yang kalau terjadi dalam satu kelompok masyarakat misalnya anak sekolah, dia bisa menjadi wabah," jelas Yoga seperti dilansir Antara.
Yoga mengatakan bahwa terkadang masyarakat merasa sangat khawatir dengan cemaran kimia dan racun atau toksin, namun terlupa bahwa hampir setengah penyebab keracunan pangan di Indonesia adalah bakteri patogen.
"Sedangkan sebagian kecil 10 persen oleh kimia atau toksin, sedangkan sepertiga jumlahnya tidak diketahui," sambungnya.
Baca juga:
Dia lantas menambahkan bahwa keamanan pangan sering terjadi pada komunitas atau masyarakat ekonomi rendah pada negara yang derajat kesehatan dan kebersihannya masih rendah, termasuk di Indonesia. Berdasarkan data yang dikelola oleh Kementerian Kesehatan RI, keracunan pangan paling sering terjadi di rumah.
"Angkanya sebesar 28 persen sama dengan jasa boga atau katering. Kalau dilihat, rumah merupakan salah satu tempat yang seharusnya aman, namun memegang peranan cukup tinggi. Berarti ada yang salah dalam pengelolaan pangan di rumah kita masing-masing," tukas Yoga. (*)
Baca juga:
Bagikan
Ananda Dimas Prasetya
Berita Terkait
SDM Dokter belum Terpenuhi, Kemenkes Tunda Serahkan RS Kardiologi Emirate ke Pemkot Solo
Program Pemutihan BPJS Kesehatan Berlangsung di 2025, ini Cara Ikut dan Tahapannya
Prodia Hadirkan PCMC sebagai Layanan Multiomics Berbasis Mass Spectrometry
Senang Ada Temuan Kasus Tb, Wamenkes: Bisa Langsung Diobati
Momen Garda Medika Hadirkan Fitur Express Discharge Permudah Layanan Rawat Jalan
Cak Imin Imbau Penunggak Iuran BPJS Kesehatan Daftar Ulang Biar Bisa Diputihkan
23 Juta Tunggakan Peserta BPJS Kesehatan Dihapuskan, Ini Syarat Penerimanya
Trik Dokter Jaga Imun: Vitamin, Hidrasi & Tidur Lawan Penyakit Cuaca Ekstrem
Kejar Target, Cek Kesehatan Gratis Bakal Datangi Kantor dan Komunitas
Pengecekan Kesehatan Cepat kini Tersedia di Stasiun MRT Jakarta Dukuh Atas