Cek Kesehatan Wabah Polio Bersama Alodokter


Waspada wabah polio. (Foto: Unsplash/National Cancer Institute)
PEMERINTAH Indonesia melalui Kementerian Kesehatan (Kemenkes) resmi mendeklarasikan kejadian luar biasa (KLB) polio di seluruh provinsi Indonesia. Hal itu dilakukan setelah penemuan satu kasus di Aceh yang terjadi pada seorang anak berusia tujuh tahun awal November lalu.
Penemuan kasus ini terjadi seiring dengan penurunan cakupan imunisasi di provinsi tersebut selama 10 tahun terakhir. Ditambah pula imunisasi dasar yang gagal memenuhi target di luar Pulau Jawa setelah terhambat dua tahun pandemi.
Indonesia mendapatkan status bebas polio dari WHO pada 2014. Namun, pemerintah dan instansi kesehatan terkait masih terus mengawasi untuk kasus lumpuh layu (flacid paralysis). Namun, karena kasus anyar baru-baru ini, pemerintah sepakat untuk menyatakan KLB Polio di seluruh Indonesia.
Medical Content Marketing Senior Manager dari Alodokter, dr Abi Noya, menjelaskan mengenai penyebab anak-anak yang terkena wabah polio.
Baca juga:
Kemenkes akan Lakukan Vaksinasi Polio Massal di Pidie Pekan Depan

"Polio adalah sebuah penyakit saraf yang dapat menyebabkan kelumpuhan permanen. Penyakit ini disebabkan infeksi virus yang sangat menular, tapi bisa dicegah melalui imunisasi polio. Makanya, kalau anak tidak mendapatkan imunisasi polio, ia akan lebih berisiko terserang polio dan menyebarkannya ke anak yang lain," kata Abi, dalam siaran pers yang diterima Merahputih.com, Selasa (29/11).
Penyebaran virus polio, lanjut Abi, dapat terjadi melalui kontak langsung dengan tinja penderita polio, atau melalui konsumsi makanan dan minuman yang telah terkontaminasi virus polio. Virus ini juga dapat menyebar melalui percikan air liur ketika batuk atau bersin, meski lebih jarang terjadi. Setelah seseorang terpapar virus polio, virus ini dapat menyebar di dalam tubuh melalui aliran darah.
Seperti dilansir Alodokter, gejala penderita polio biasanya sering tidak disadari karena hanya menimbulkan sedikit gejala atau bahkan tidak sama sekali. Berdasarkan gejalanya, terdapat dua jenis polio, yakni polio yang tidak menyebabkan kelumpuhan (nonparalisis) dan polio yang menyebabkan kelumpuhan (paralisis).
Abi menegaskan, jika sudah terkena polio, penanganannya akan sulit dilakukan, terlebih hingga kini belum ditemukan obat yang bisa menyembuhkan polio sepenuhnya. Berikut dua tips mencegah polio dari Alodokter bagi para orangtua di Indonesia.
Baca juga:

1. Berikan imunisasi bagi buah hati tercinta
Pencegahan polio dapat dilakukan dengan melakukan imunisasi polio. Vaksin polio mampu memberikan anak kekebalan terhadap penyakit polio, secara aman dan efektif. Tanpa imunisasi polio, anak menjadi rentan terinfeksi polio dan juga berisiko menyebarkannya kepada anak-anak lain di sekitarnya.
Berdasarkan rekomendasi Ikatan Dokter Anak Indonesia, vaksin polio oral (OPV) yang diteteskan ke mulut bayi, dapat diberikan segera setelah lahir. Kemudian saat usia dua, tiga, empat, dan 18 bulan. Untuk memastikan kebutuhan imunisasi anak sesuai usianya, orang tua dapat mengunjungi puskesmas maupun posyandu di sekitar tempat tinggal.
2. Periksakan si kecil ke dokter anak secara berkala
Memeriksakan si kecil ke dokter anak penting untuk membantu orang tua memantau tumbuh kembangnya secara saksama. Hal ini juga bermanfaat untuk mengantisipasi jika terdapat suatu kondisi maupun penyakit, yang tanda atau gejalanya sulit dikenali oleh orang awam, termasuk polio. Jika anak menunjukkan gejala-gejala polio, ada baiknya untuk segera memeriksakannya ke dokter anak.
“Sebagai langkah awal, orang tua juga bisa memanfaatkan layanan telemedisin untuk berkonsultasi dengan dokter anak, seperti yang ada pada Alodokter. Baik untuk mencari tahu lebih lanjut seputar polio, imunisasi anak, maupun untuk mewaspadai kemungkinan gejala polio pada anak. Akses konsultasi instan ini bisa diakses kapan saja dan di mana saja," tutup Abi. (and)
Baca juga:
Bagikan
Andreas Pranatalta
Berita Terkait
Pramono Tegaskan tak Ada Peningkatan Penyakit Campak

Dinkes DKI Catat 218 Kasus Campak hingga September, tak Ada Laporan Kematian

DPR Desak Pemerintah Perkuat Respons KLB Malaria di Parigi Moutong

Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut

Menkes AS Pecat Ribuan Tenaga Kesehatan, Eks Pejabat CDC Sebut Pemerintah Bahayakan Kesehatan Masyarakat

Intermittent Fasting, antara Janji dan Jebakan, Bisa Bermanfaat Juga Tingkatkan Risiko Kardiovaskular

Rencana Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan Belum Dapat 'Lampu Hijau' DPR, Legislator Soroti Pentingnya Keadilan Sosial dan Akurasi Data Penerima Bantuan Iuran

Prabowo Janji Bikin 500 Rumah Sakit, 66 Terbangun di Pulau Tertinggal, Terdepan dan Terluar

Prabowo Resmikan Layanan Terpadu dan Institut Neurosains Nasional di Rumah Sakit Pusat Otak Nasional

Viral Anak Meninggal Dunia dengan Cacing di Otak, Kenali Tanda-Tanda Awal Kecacingan yang Sering Dikira Batuk Biasa
