Cegah Hipertensi dengan Gaya Hidup Sehat


Gaya hidup sehat cegah hipertensi. (Foto: Pixabay/Antranias)
SANGAT penting untuk menerapkan gaya hidup sehat sekaligus melakukan deteksi dini guna mencegah hipertensi. Hal ini diungkapkan oleh dokter spesialis jantung dan pembuluh darah dari Rumah Sakit Dr. Hasan Sadikin, Bandung, Badai Bhatara Tiksnadi dalam sebuah webinar kesehatan tentang hipertensi, seperti dilansir Antara, Kamis (3/6).
Menurutnya, gaya hidup sehat mencangkup pembatasan konsumsi garam yakni tak melebihi 1 sendok teh per hari, melakukan aktivitas fisik seperti berjalan, bersepeda 30 menit per hari minimal lima kali sepekan, menerapkan diet bergizi seimbang, mempertahankan berat badan ideal, tak merokok dan menjauhi asapnya, serta menghindari minuman beralkohol.
Baca juga:
"Harus lebih banyak sayur dan buah. Semakin enak dan gurih makanan, harus dicurigai kurang baik untuk kesehatan. Aktivitas fisik harus teratur kalau bisa setiap hari, hindari asap rokok, alkohol," katanya.

Badai juga mengatakan, berdasarkan data di Indonesia yang melibatkan kurang lebih 13 ribu partisipan, menunjukan 32 persem ternyata tak tahu tekanan darahnya. Banyak yang tak mengukurnya dalam satu tahun terakhir dan sekitar 14 persen orang tekanan darah tinggi yang berobat.
Data ini menunjang bukti kalau hipertensi tidak memunculkan keluhan kecuali berat badan, sehingga penyakit ini perlu dideteksi sejak dini. Badai menekankan pentingnya pengukuran tekanan darah sesuai panduan berulang kali, termasuk di rumah dengan metode CERAMAH atau cek tekanan darah di rumah, selain mengandalkan pemeriksaan di klinik atau fasilitas kesehatan.
Baca juga:
"Pengukuran tekanan sesuai panduan, kontrol sehingga bisa hidup lebih lama. Pengukuran menggunakan alat yang sudah tervalidasi sehingga akurat, dilakukan berulang. Kalau sekali kurang akurat, kalau di klinik bisa cemas bisa terjadi pengukuran yang tidak ideal karena baru naik tangga ke lantai dua misalnya, karena suasana gaduh, maka pengukuran harus berulang," kata Badai.

Ketika melakukan CERAMAH, usahakan tubuh dengan posisi rileks selama 2-5 menit. Kemudian lakukan pemeriksaan 2-3 kali dengan jangka waktu satu menit untuk mendapatkan variasi tekanan darah. Untuk alat disarankan menggunakan manset yang dililitkan di lengan dan alat tervalidasi.
"Pengukuran tekanan darah di rumah mampu menegakkan diagnosis hipertensi yang tidak bisa satu kali pengukuran, terutama hipertensi terselubung, bisa memantau variasi tiba-tiba naik atau rendah, menilai efektivitas pengobatan, dosis dan deteksi resistensi obat," terangnya. (Yni)
Baca juga:
Bagikan
Berita Terkait
DPR Desak Pemerintah Perkuat Respons KLB Malaria di Parigi Moutong

Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut

Menkes AS Pecat Ribuan Tenaga Kesehatan, Eks Pejabat CDC Sebut Pemerintah Bahayakan Kesehatan Masyarakat

Intermittent Fasting, antara Janji dan Jebakan, Bisa Bermanfaat Juga Tingkatkan Risiko Kardiovaskular

Rencana Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan Belum Dapat 'Lampu Hijau' DPR, Legislator Soroti Pentingnya Keadilan Sosial dan Akurasi Data Penerima Bantuan Iuran

Prabowo Janji Bikin 500 Rumah Sakit, 66 Terbangun di Pulau Tertinggal, Terdepan dan Terluar

Prabowo Resmikan Layanan Terpadu dan Institut Neurosains Nasional di Rumah Sakit Pusat Otak Nasional

Viral Anak Meninggal Dunia dengan Cacing di Otak, Kenali Tanda-Tanda Awal Kecacingan yang Sering Dikira Batuk Biasa

Periksakan ke Dokter jika Vertigo Sering Kambuh Disertai Gejala Lain, Bisa Jadi Penanda Stroke

Iuran BPJS Kesehatan Bakal Naik, Alasanya Tambah Jumlah Peserta Penerima Bantuan Iuran
