Cegah Bakteri Resistensi Pada Luka Pasca Operasi


Bakteri Resistensi dapat menyebabkan kemarian. (Foto: freepik/prostooleh)
PERAWATAN pasca operasi amat penting karena bekas sayatan memungkinkan masuknya bakteri. Hal ini bisa menimbulkan infeksi berkelanjutan.
Pemberian obat antibiotik sangat dianjurkan bagi para pasien yang sudah melakukan operasi untuk mencegah infeksi. Namun, kemampuan bakteri yang dapat bermutasi menjadikan beberapa pasien mengalami kondisi Resistensi Antimikroba (AMR) atau hilangnya kemampuan antibiotik untuk membunuh bakteri yang dulunya sensitif.
Baca Juga:
“Resistensi antimikroba (AMR) terjadi ketika bakteri, virus, jamur, dan parasit berubah dari waktu ke waktu dan tidak lagi merespons obat-obatan, sehingga membuat infeksi lebih sulit diobati dan meningkatkan resiko penyebaran penyakit hingga kematian,” ungkap Dr. Harry Parathon, Sp.OG (K), Ketua Pusat Resistensi Antimikroba Indonesia (PRAINDO).

Dampak dari kondisi AMR adalah adanya infeksi aliran darah, Infeksi paru-paru, infeksi saluran kemih, Infeksi pada luka atau daerah operasi, dan parahnya lagi mampu menyebabkan kematian.
Badan Kesehatan Dunia (WHO) mengungkapkan AMR adalah salah satu dari sepuluh ancaman kesehatan masyarakat di dunia, terutama di negara berkembang. AMR juga bisa menjadi penyebab 10 juta kematian per tahunnya di seluruh dunia pada 2050.
“Estimasi kematian semua yang terkait AMR, sekitar 4,9 Juta per tahun. Artinya apa, kematian bakteri resisten itu lebih tinggi dibandingkan kematian COVID-19," tambah Harry.
Baca Juga:
Harry juga menegaskan antibiotik tak selalu menyembuhkan penyakit apabila cara penggunaannya salah. Terlalu banyak menggunakan antibiotik, pasien malah akan sulit untuk pulih ke kondisi normal. Pemakaian antibiotik harus dengan petunjuk dari dokter.
"Jadi antibiotik bukan satu-satunya obat yang dapat menyelamatkan pasien, tapi justru kadang-kadang kelebihan antibiotik atau overuse itu menimbulkan masalah," urainya.
Selain itu, AMR juga dapat terjadi karena adanya bakteri yang berasal dari pasien lainnya.

Maka dari itu, sangat penting untuk melakukan perawatan luka dengan baik agar menekan jumlah bakteri, mencegah bakteri menjadi resisten, dan menekan reaksi inflamasi berlebih.
Rawat luka dengan menjaganya tetap bersih menggunakan kasa yang diberi obat antiseptik, membatasi aktivitas pada tempat luka, menerapkan pola hidup sehat dengan mengonsumsi makanan bernutrisi, berhenti merokok, dan mengontrol berat badan. Terakhir, terpenting ialah lakukan konsultasi dengan dokter untuk menghindari adanya pertumbuhan bakteri. (nbl)
Baca Juga:
Mengenalkan Anak Pentingnya Pertolongan Pertama Melalui Hansaplast First Aid Rescue
Bagikan
Berita Terkait
DPR Kritik BPJS Kesehatan Nonaktifkan 50.000 Warga Pamekasan, Tegaskan Hak Kesehatan tak Boleh Disandera

[HOAKS atau FAKTA]: Terlalu Sering Makan Mi Instan Bisa Bikin Usus Tersumbat
![[HOAKS atau FAKTA]: Terlalu Sering Makan Mi Instan Bisa Bikin Usus Tersumbat](https://img.merahputih.com/media/dd/9e/b5/dd9eb5a1bf5cdc532052d7f541d290b4_182x135.png)
Smart Posyandu Difokuskan untuk Kesehatan Jiwa Ibu setelah Melahirkan

Pemerintah Bakal Hapus Tunggakan BPJS Kesehatan Warga

Waspadai Tanda-Tanda Mata Minus pada Anak

Strategi Sehat Kontrol Kolesterol, Kunci Sederhana Hidup Berkualitas

Peredaran Rokok Ilegal Dinilai Mengganggu, Rugikan Negara hingga Merusak Kesehatan

Pramono Tegaskan tak Ada Peningkatan Penyakit Campak

Dinkes DKI Catat 218 Kasus Campak hingga September, tak Ada Laporan Kematian

DPR Desak Pemerintah Perkuat Respons KLB Malaria di Parigi Moutong
