Parenting

Cara Survive 'Coparenting' dengan Mantan

Ikhsan Aryo DigdoIkhsan Aryo Digdo - Kamis, 24 Desember 2020
Cara Survive 'Coparenting' dengan Mantan

Perceraian menyakitkan, tapi kamu tetap bisa survive. (Foto: 123RF/tidty)

Ukuran:
14
Font:
Audio:

PERCERAIAN itu buruk untuk anak-anak, bukan? Setidaknya, inilah asumsi umum yang muncul dari pandangan penelitian yang disederhanakan. Namun, seperti banyak topik dalam ilmu sosial, jawabannya lebih kompleks: tidak selalu.

Misalnya, mengingat bahwa anak-anak menanggapi konflik antar orang tua dengan buruk. Tidak mengherankan bahwa dalam kasus-kasus perkawinan dengan konflik tinggi, perceraian sebenarnya dapat menguntungkan bagi anak. Jadi, meskipun tidak ada keputusan besar dalam hidup yang dapat dianggap enteng, terlalu disederhanakan untuk mengatakan bahwa perceraian selalu menyakiti anak.

Baca juga:

Belanja Sambil Dapat Tips Parenting di E-commerce

Sementara perpisahan dan perceraian relatif umum dan sering tidak disertai dengan efek psikologis yang merusak secara signifikan. Salah satu aspek yang berpotensi sulit dikelola adalah kebutuhan berkelanjutan untuk hubungan pengasuhan yang bisa diterapkan dengan mantan pasangan atau coparenting.

Mengasuh anak secara kooperatif membantu orangtua yang bercerai menyesuaikan diri. (Foto: 123RF/Tero Vesalainen)

"Ini bukan hanya untuk anak-anak! Mengasuh anak secara kooperatif membantu orangtua yang bercerai menyesuaikan diri dan beradaptasi," tulis Daniel Flint, M.A., yang mempelajari psikologi keluarga dalam artikelnya di psychologytoday.com (22/12).

Orang tua mungkin terkejut mengetahui bahwa mereka dapat memperoleh manfaat bagi kesejahteraan mereka sendiri dengan meningkatkan hubungan pengasuhan bersama dengan mantan pasangan. Misalnya, coparenting yang suportif berkorelasi dengan kesejahteraan dan penyesuaian pasca-perceraian. Meskipun efek tersebut kemungkinan besar terjadi di kedua arah.

Secara umum, mungkin lebih penting untuk menghindari pengasuhan anak pasca-perceraian yang toksik. Jadi, jangan merendahkan diri sendiri jika hubungan asuh kamu dengan mantan pasangan tidak sempurna. Usahakan saja untuk bisa dikendalikan dan dengan konflik rendah.

Baca juga:

Parents Jangan Cengeng, Didik Anak Agar Tidak Manja

berikut dua taktik yang bisa kamu coba dalam coparenting untuk membuat medan pertempuran mantan pasangan menjadi arena kerja sama.

kamu berdua dapat membatasi interaksi pengasuhan dalam konteks tertentu. (Foto: 123RF/imtmphoto)

Pertama, kamu berdua dapat membatasi interaksi pengasuhan dalam konteks tertentu (misalnya, melalui email, pesan suara, atau panggilan telepon mingguan) yang secara eksplisit, semata-mata ditujukan untuk mengelola masalah pengasuhan. Solusi ini mungkin merupakan langkah pertama yang efektif untuk mantan yang mengalami perpisahan yang sangat berkonflik dan/atau menyakitkan.

Kedua, orang tua harus bekerja untuk mentransisikan pendekatan mereka untuk mengasuh anak dari medan pertempuran ke area bekerja sama, baik secara terpisah atau bersama-sama di tiga domain: afektif (emosional), perilaku, dan kognitif.

Orang tua harus mengatur respons emosional mereka terhadap mantan untuk meminimalkan efek dari "pemicu konflik". Dari segi perilaku, orangtua harus membuat modifikasi fungsional dalam pendekatan komunikasi mereka untuk beradaptasi dengan pengaturan pengasuhan baru (misalnya, menggunakan mode komunikasi konflik rendah, emosi rendah seperti email). Orangtua juga harus bekerja secara aktif untuk mengalihkan fokus pemikiran dan strategi menuju kesejahteraan anak-anak.

, bekerja sama dan mendukung mantan dalam mengasuh tidak hanya membantu ketenangan pikiran anak, tetapi juga perilaku mereka. (Foto: 123RF/imtmphoto)

Kemajuan dalam ketiga area ini akan membantu mantan pasangan (bahkan mereka yang memiliki pasangan tidak kooperatif) untuk meningkatkan hubungan kerja sama pengasuhan mereka, apalagi bila di bawah konsultasi terapis keluarga.

Perceraian (atau perpisahan) itu menyakitkan, tetapi kamu bisa survive dan akan berhasil. Anak-anak juga tidak akan hancur. Apa pun perasaanmu terhadap mantan, kamu pasti sangat peduli pada anak dan akan melakukan apa pun untuk mereka.

Penelitian menunjukkan, bekerja sama dan mendukung mantan dalam mengasuh tidak hanya membantu ketenangan pikiran anak, tetapi juga perilaku mereka. Termasuk dalam pencapaian akademis.

Sementara, konflik di depan anak adalah jenis pengasuhan maladaptif yang paling berbahaya. Bahkan, merendahkan mantan di belakang punggungnya bisa berbahaya bagi seorang anak. Untuk menghindarinya, cobalah yang terbaik untuk memisahkan konflik relasional dari pengambilan keputusan.

Temukan kesamaan (kesejahteraan anak) dengan mantan dan hindari mengintegrasikan konflik atau luka hubungan lama ke dalam percakapan dalam mengasuh anak. (aru)

Baca juga:

Parents, Bentuk Mental Juara pada Anak dengan Pola Asuh Tepat

#Parenting #Ilmu Parenting #Anak
Bagikan
Ditulis Oleh

Ikhsan Aryo Digdo

Learner.

Berita Terkait

Lifestyle
Bunda, Coba deh Lavender & Chamomile untuk Tenangkan Bayi Rewel secara Alami
Lavender dan chamomile kerap menjadi pilihan utama dalam praktik mindful parenting.
Dwi Astarini - 50 menit lalu
Bunda, Coba deh Lavender & Chamomile untuk Tenangkan Bayi Rewel secara Alami
Indonesia
Datangi Polda Metro, KPAI Kawal Ratusan Anak yang Ditangkap Saat Demo 25 Agustus
KPAI sudah tiba di Polda Metro Jaya sejak pagi tadi untuk mengawasi proses pemeriksaan terhadap ratusan anak yang diamankan karena terlibat unjuk rasa depan Gedung.
Wisnu Cipto - Selasa, 26 Agustus 2025
Datangi Polda Metro, KPAI Kawal Ratusan Anak yang Ditangkap Saat Demo 25 Agustus
Berita Foto
Aksi Anak-anak Ikuti Karnaval Meriahkan HUT ke-80 Kemerdekaan RI di Jakarta
Anak-anak dengan penuh keceriaan mengikuti pawai karnaval HUT ke-80 Republik Indonesia di Kawasan Juraganan, Grogol Utara, Jakarta, Sabtu (23/8/2025).
Didik Setiawan - Sabtu, 23 Agustus 2025
Aksi Anak-anak Ikuti Karnaval Meriahkan HUT ke-80 Kemerdekaan RI di Jakarta
Indonesia
Kisah Pilu Bocah Sukabumi Meninggal Akibat Cacing, Pemerintah Akui Layanan Kesehatan Masih Pincang
Program pemerintah sebenarnya lengkap, tinggal bagaimana memastikan petugas lapangan benar-benar aktif
Angga Yudha Pratama - Jumat, 22 Agustus 2025
Kisah Pilu Bocah Sukabumi Meninggal Akibat Cacing, Pemerintah Akui Layanan Kesehatan Masih Pincang
Fun
Liburan Bersama Anak di Kolam Renang: Seru, Sehat, dan Penuh Manfaat
Periode libur long weekend di Agustus ini jadi saat yang tepat untuk mengunjungi kolam renang.
Ananda Dimas Prasetya - Minggu, 17 Agustus 2025
Liburan Bersama Anak di Kolam Renang: Seru, Sehat, dan Penuh Manfaat
Indonesia
Tak hanya Melarang Roblox, Pemerintah Dituntut Lakukan Reformasi Literasi Digital untuk Anak-Anak
Perlu diiringi dengan edukasi yang mencakup tiga elemen kunci yakni anak, orangtua, dan tenaga pendidik.
Dwi Astarini - Jumat, 08 Agustus 2025
Tak hanya Melarang Roblox, Pemerintah Dituntut Lakukan Reformasi Literasi Digital untuk Anak-Anak
Lifestyle
Tak Melulu Negatif, Roblox Tawarkan Manfaat Pengembangan Kreavitas untuk Pemain
Orangtua juga perlu tahu bahwa ada sisi positif dari gim daring ini.
Dwi Astarini - Jumat, 08 Agustus 2025
 Tak Melulu Negatif, Roblox Tawarkan Manfaat Pengembangan Kreavitas untuk Pemain
Indonesia
Ingat Ya Bunda! Beri Makan Anak Jangan Hanya Fokus Pada Nasi dan Mie
Perubahan pola makan tidak cukup hanya dengan menyuruh anak, tapi harus dimulai dari kebiasaan seluruh keluarga.
Alwan Ridha Ramdani - Rabu, 16 Juli 2025
Ingat Ya Bunda! Beri Makan Anak Jangan Hanya Fokus Pada Nasi dan Mie
Indonesia
Pelaku Pelecehan Penumpang Anak Citilink Terancam 15 Tahun Bui, Kondisi Korban Masih Trauma
Aksi pelecehan terjadi di dalam pesawat Citilink dengan nomor penerbangan QG 9669 rute Denpasar-Jakarta pada hari Senin (14/7) malam
Wisnu Cipto - Rabu, 16 Juli 2025
Pelaku Pelecehan Penumpang Anak Citilink Terancam 15 Tahun Bui, Kondisi Korban Masih Trauma
Indonesia
Anak di Bawah Umur di Cianjur Diperkosa 12 Orang, Polisi Harus Gerak Cepat Tangkap Buron
Aparat penegak hukum untuk bergerak cepat, tegas, dan transparan dalam mengusut tuntas kasus tersebut.
Alwan Ridha Ramdani - Senin, 14 Juli 2025
Anak di Bawah Umur di Cianjur Diperkosa 12 Orang, Polisi Harus Gerak Cepat Tangkap Buron
Bagikan