Parenting

Parents, Bentuk Mental Juara pada Anak dengan Pola Asuh Tepat

Dwi AstariniDwi Astarini - Jumat, 20 November 2020
Parents, Bentuk Mental Juara pada Anak dengan Pola Asuh Tepat

Pengasuhan sejak kecil akan bentuk mental juara anak. (foto: Unsplash/Daniel Cheong)

Ukuran:
14
Audio:

KETAHANAN manusia diuji ketika keadaan hidup berubah secara tak terduga dan menjadi lebih buruk, semisal kematian orang yang dicintai, kehilangan pekerjaan, atau akhir hubungan. Di masa pandemi yang berpotensi memunculkan berbagai hal buruk lainnya, mental bertahan menjadi amat penting. Namun, tantangan seperti itu menghadirkan peluang untuk bangkit dan kembali lebih kuat daripada sebelumnya.

Kendati demikian, kita merasa bahwa daya tahan kita dengan yang lainnya berbeda. Ada yang tampaknya dengan cepat bangkit kembali dari kegagalan. Sementara itu, yang lain merasa jauh lebih sulit. Mereka yang mampu bangkit itulah yang disebut mental juara.

BACA JUGA:

Humor Efektif Digunakan dalam Mendisiplinkan Anak

Psikiater, dr Gusti Rai Wiguna, SpKJ menuturkan mental juara bukanlah mereka yang paling pintar, paling kuat, paling cerdas ataupun paling kaya, melainkan yang paling fleksibel. "Mampu beradaptasi dengan perubahan apa pun. Itulah mental juara," ujarnya.

Lebih lanjut, ia menjelaskan kemampuan adaptasi sebenarnya dimiliki semua orang. Akan tetapi pengalaman masa kecil mampu mempengaruhi kemampuan adaptasi mereka di masa mendatang.

"Kepribadian kan terbentuk dari diri intrinsik dan lingkungan," ucap Rai. Salah satunya tentu saja dari orangtua. Pengasuhan orangtua dapat menentukan apakah di masa depan si kecil punya mental juara. Berikut hal dasar yang perlu dilakukan orangtua agar anak memiliki mental tangguh di masa depan.

1. Latih anak dalam mengelola emosi

parenting
Latih anak mengelola emosi. (Foto: Pexels/ketut subiyanto)


Orangtua tidak bertanggung jawab atas emosi anak-anak mereka. Alih-alih menenangkan mereka saat kesal atau menghibur mereka saat sedih, orangtua bisa memberi media yang dibutuhkan anak-anak untuk mengatur emosi mereka sendiri.

Orangtua perlu secara proaktif membantu anaknhya mengidentifikasi keterampilan mengatasi emosi yang berhasil bagi mereka. Beberapa anak memilih mewarnai untuk mengatasi perasaan sedih, anak lain mungkin merasa lebih baik dengan mendengarkan musik.

2. Biarkan anak melakukan kesalahan

parenting
Beri kesempatan anak melakukan kesalahan.(Foto: Pexels/cottonbro)


Meskipun sulit untuk melihat seorang anak mengacau, orangtua yang cerdas mengubah kesalahan menjadi kesempatan belajar. Kesalahan dan konsekuensi alami yang datang setelahnya bisa menjadi guru terbesar dalam hidup si kecil.

Entah si kecil menumpahkan tepung saat belajar memasak atau menjatuhkan botolnya, orang tua yang cerdas tidak serta merta menyelesaikan masalah sang anak untuknya. Sebaliknya, mereka membantu anak-anak belajar bagaimana berbuat lebih baik di masa depan.

3. Memecahkan masalah bersama

parenting
Bantu anak memecahkan masalah.(Foto: Pexels/Julia M Cameron)


Entah anak-anak lupa mengerjakan tugas atau berjuang dalam meningkatkan nilai mereka, orang tua yang cerdas melibatkan anak-anak dalam pemecahan masalah. Mereka mengajukan pertanyaan seperti, "Apa yang akan membantumu menjadi lebih bertanggung jawab?" Dengan begitu, mereka mengembangkan rencana bersama.

Ketika orangtua turun tangan dalam memecahkan masalah anak, bukan berarti mereka tidak memberi anak konsekuensi. Mereka pasti melakukannya. Disiplin mereka difokuskan pada mengajar mereka untuk berbuat lebih baik di lain waktu, daripada mempermalukan mereka karena gagal mencapai tujuannya.

4. Membiarkan anak-anak merasa tidak nyaman

parenting
Latih anak di posisi tidak nyaman.(Foto: Pexels/Gustavo Fring)

Orangtua yang cerdas memberi kesempatan kepada anak-anak mereka untuk melatih keterampilan mereka dengan membiarkan mereka merasa tidak nyaman. Itu tidak berarti mereka mengekspos anak pada keadaan yang keras hanya untuk menguatkan mereka. Mereka cenderung membiarkan wnak merasa bosan, kecewa, dan kadangkala frustrasi .

Alih-alih mendukung anak agar tidak memiliki rasa takut mereka mendorong anak-anak mereka untuk menjadi berani. Anak-anak mendapatkan kepercayaan pada kemampuan mereka untuk mentolerir ketidaknyamanan. Mereka juga akan belajar bahwa mereka dapat melakukan hal-hal yang tidak mereka sukai.(Avia)

BACA JUGA:

Berani Baru, Membawa Ruang Pamer Foto ke Realitas Virtual

#Parenting #Ilmu Parenting #November Berani Baru
Bagikan
Ditulis Oleh

Iftinavia Pradinantia

I am the master of my fate and the captain of my soul

Berita Terkait

Lifestyle
Bunda, Coba deh Lavender & Chamomile untuk Tenangkan Bayi Rewel secara Alami
Lavender dan chamomile kerap menjadi pilihan utama dalam praktik mindful parenting.
Dwi Astarini - Minggu, 07 September 2025
Bunda, Coba deh Lavender & Chamomile untuk Tenangkan Bayi Rewel secara Alami
Fun
Liburan Bersama Anak di Kolam Renang: Seru, Sehat, dan Penuh Manfaat
Periode libur long weekend di Agustus ini jadi saat yang tepat untuk mengunjungi kolam renang.
Ananda Dimas Prasetya - Minggu, 17 Agustus 2025
Liburan Bersama Anak di Kolam Renang: Seru, Sehat, dan Penuh Manfaat
Indonesia
Tak hanya Melarang Roblox, Pemerintah Dituntut Lakukan Reformasi Literasi Digital untuk Anak-Anak
Perlu diiringi dengan edukasi yang mencakup tiga elemen kunci yakni anak, orangtua, dan tenaga pendidik.
Dwi Astarini - Jumat, 08 Agustus 2025
Tak hanya Melarang Roblox, Pemerintah Dituntut Lakukan Reformasi Literasi Digital untuk Anak-Anak
Lifestyle
Tak Melulu Negatif, Roblox Tawarkan Manfaat Pengembangan Kreavitas untuk Pemain
Orangtua juga perlu tahu bahwa ada sisi positif dari gim daring ini.
Dwi Astarini - Jumat, 08 Agustus 2025
 Tak Melulu Negatif, Roblox Tawarkan Manfaat Pengembangan Kreavitas untuk Pemain
Lifestyle
Susu Soya, Jawaban Tepat untuk Anak dengan Intoleransi Laktosa
Ini merupakan pilihan yang bijak dan menyehatkan bagi anak-anak yang tidak bisa menoleransi susu sapi.
Dwi Astarini - Jumat, 04 Juli 2025
Susu Soya, Jawaban Tepat untuk Anak dengan Intoleransi Laktosa
Lifestyle
Dokter Bocorkan Cara Ajaib Bikin Anak Berprestasi Hanya dengan Musik
Paparan musik, terutama musik klasik, terbukti memiliki dampak positif pada perkembangan kognitif anak
Angga Yudha Pratama - Rabu, 25 Juni 2025
Dokter Bocorkan Cara Ajaib Bikin Anak Berprestasi Hanya dengan Musik
Lifestyle
Bahaya Gawai Mengintai Si Kecil, Dokter Peringatkan Dampak Buruknya pada Kebiasaan Makan dan Tumbuh Kembang!
Nimaz lebih mengutamakan kebiasaan makan bersama di meja makan
Angga Yudha Pratama - Selasa, 03 Juni 2025
Bahaya Gawai Mengintai Si Kecil, Dokter Peringatkan Dampak Buruknya pada Kebiasaan Makan dan Tumbuh Kembang!
Fun
Wujudkan Kebersamaan dan Keakraban, LEGO Kampanyekan 'Main Bareng Bangun Silaturahmi' Ajak Seluruh Keluarga Kumpul di Ramadan
LEGO Group ingin mendekatkan keluarga melalui permainan kreatif dengan LEGO bricks guna menciptakan momen kebersamaan yang berharga selama bulan Ramadan.
Dwi Astarini - Minggu, 16 Maret 2025
Wujudkan Kebersamaan dan Keakraban, LEGO Kampanyekan 'Main Bareng Bangun Silaturahmi' Ajak Seluruh Keluarga Kumpul di Ramadan
Fun
Parents, Lakukan 6 Hal ini untuk Mengajarkan Anak Berpuasa
Dengan cara yang tepat, berpuasa Ramadan tidak jadi hal yang menyulitkan dan beban buat anak.
Ananda Dimas Prasetya - Sabtu, 01 Maret 2025
Parents, Lakukan 6 Hal ini untuk Mengajarkan Anak Berpuasa
Dunia
Konglomerat Besar Korsel Dorong Karyawan untuk Memiliki Anak, Janjikan Banyak Insentif hingga Bonus Tunai
Semua itu demi membantu orangtua yang bekerja merawat anak-anak mereka tanpa kesulitan.
Dwi Astarini - Rabu, 26 Februari 2025
 Konglomerat Besar Korsel Dorong Karyawan untuk Memiliki Anak, Janjikan Banyak Insentif hingga Bonus Tunai
Bagikan