Cara Menjaga Orang dengan Kecenderungan Bunuh Diri Tetap Aman
Ingatkan akan hal tersebut karena bisa saja membuatnya mengurungkan niat untuk bunuh diri. (Foto: Unsplash/Roman Kraft)
KITA sebagai orang terdekat sebenarnya bisa saja membantu mencegah orang dengan kecenderungan bunuh diri (OKBD) merasa tetap aman. Lalu, hal-hal apa saja yang perlu diperhatikan?
Ketika kamu sudah mengetahui atau curiga bahwa adanya risiko bunuh diri, kamu harus bertindak untuk menjaga orang tersebut tetap aman. Jangan sekali pun meninggalkan OKBD dalam kondisi krisis. Kamu tidak harus selalu berada di dekatnya setiap saat, tetapi harus memeriksa secara rutin, misalnya dengan menyapa atau memantau lewat orang terdekat.
Jika kamu memperkirakan terdapat risiko bunuh diri dalam waktu dekat, segera bertindak cepat walaupun kamu tidak begitu yakin. Coba ajak kerja sama dengan OKBD dalam memastikan keselamatannya alih-alih bertindak sendiri dalam mencegah bunuh diri. Kecuali ketika mereka mengindikasikan adanya konflik atau hubungan yang bermasalah dengan keluarganya, kamu harus memberi tahu keluarga intinya mengenai keinginan bunuh diri.
Baca juga:
Menurut jurnal bertajuk Pedoman Pertolongan Pertama Psikologis Pada Upaya Bunuh Diri, OKBD seringkali percaya bahwa mereka tidak punya pilihan lain selain bunuh diri. Ingatkan bahwa ia memiliki kendali atas pikiran atau ide bunuh dirinya. Nyatakan dengan jelas bahwa pikiran bunuh dirinya bisa jadi berkaitan dengan suatu gangguan yang bisa diobati, karena hal ini dapat memberikan harapan baginya.
Apabila OKBD dalam kondisi yang benar-benar putus asa, penolong pertama harus mengambil alih dalam menjaga keselamatan orang tersebut. Mintalah kepadanya untuk menunda keputusannya untuk bunuh diri. Dorong OKBD untuk mendiskusikan alasannya ingin mati dan alasannya untuk tetap hidup.
Jika kamu mengetahui bahwa mereka memiliki impian atau cita-cita, ingatkan akan hal tersebut karena bisa saja membuatnya mengurungkan niat untuk bunuh diri. Dorong mereka agar tetap hidup untuk bisa mewujudkan semua yang dicita-citakannya. Apabila cita-citanya tidak dapat tercapai, bantulah menemukan cita-cita yang lebih realistis dan dapat diraih.
Baca juga:
Yakinkan bahwa bunuh diri bukanlah hal terbaik atau solusi yang tepat atas permasalahannya. Tanpa menyepelekan masalah yang dialaminya atau membandingkannya dengan orang lain, bantu mereka menempatkan permasalahannya dalam sudut pandang lebih objektif. Ingatkan bahwa orang lain yang memiliki masalah jauh lebih buruk daripada dirinya pun tetap memilih untuk hidup.
Dengan mendiskusikan masalah spesifik yang dihadapinya, kamu dapat membantu mereka merasakan adanya harapan, bahwa ada jalan untuk menghadapi permasalahan yang sepertinya tidak mungkin diselesaikan. (and)
Baca juga:
Bagikan
Andreas Pranatalta
Berita Terkait
Pengecekan Kesehatan Cepat kini Tersedia di Stasiun MRT Jakarta Dukuh Atas
Bisa Ditiru nih Ladies, Cara Davina Karamoy Hindari Anemia tanpa Ribet
Self-Care Menjadi Ruang Ekspresi dan Refleksi bagi Perempuan, Penting untuk Jaga Kesehatan Mental
The Everyday Escape, 15 Menit Bergerak untuk Tingkatkan Suasana Hati
DPR Kritik BPJS Kesehatan Nonaktifkan 50.000 Warga Pamekasan, Tegaskan Hak Kesehatan tak Boleh Disandera
[HOAKS atau FAKTA]: Terlalu Sering Makan Mi Instan Bisa Bikin Usus Tersumbat
Smart Posyandu Difokuskan untuk Kesehatan Jiwa Ibu setelah Melahirkan
Pemerintah Bakal Hapus Tunggakan BPJS Kesehatan Warga
Waspadai Tanda-Tanda Mata Minus pada Anak
Strategi Sehat Kontrol Kolesterol, Kunci Sederhana Hidup Berkualitas