3 Kata yang Kerap Diucapkan Orang yang Ingin Bunuh Diri


Tiga kata ini akan diucapkan oleh mereka yang ingin bunuh diri (Sumber: Pexels/Kat Jayne)
SETIAP orang tentu pernah merasa lelah, putus asa dan sakit luar biasa. Namun, dibutuhkan jiwa yang kuat untuk bisa bertahan dan bangkit. Meski banyak yang bisa kembali optimistis, mereka dengan riwayat penyakit mental seperti depresi cenderung memiliki gagasan untuk bunuh diri.
Mereka yang sudah sampai pada gagasan bunuh diri terbagi menjadi dua tahapan. Pertama, pemikiran bunuh diri sementara. Di tahapan ini, mereka hanya baru tebersit ide untuk bunuh diri. Psikolog dan Suicidologist Indonesia, Benny Prawira M.Psi menjelaskan mereka yang masih di fase ini memiliki harapan hidup yang cukup tinggi apabila merasa masih ada alasan hidup, tidak punya akses ke metode bunuh diri, dan tidak berani atas rasa sakit.
BACA JUGA:
Waspadai Copycat Suicide, Bunuh Diri Dipicu Figur Publik Dunia
Jika tidak juga mendapat penanganan, maka akan berkembang ke fase kedua. "Mereka mulai menarik diri dari pergaulan, mengabaikan kesehatan diri dan mencari metode mati," urainya.
Lebih lanjut Benny mencontohkan beberapa upaya mengabaikan kesehatan diri misalnya merokok, mengonsumsi alkohol hingga kebut-kebutan. "Kalau yang memang punya kebiasaan merokok atau minum alkohol sebelumnya biasanya akan menaikkan dosisnya berkali-kali lipat," jelasnya.

Pun jika mereka muncul di sosial media, mereka terlihat mengekspresikan kekecewaannya dan penyesalannya hidup di dunia ini. Ucapan seperti 'saya ingin mati', 'saya tidak ingin dilahirkan', hingga ucapan pesimis lainnya kerap kali muncul di sosial media miliknya. "Kalau ada teman atau kerabat yang seperti ini tolong ya jangan dirundung atau berpikir dia caper. Segera tawarkan bantuan," saran Benny.

Puncaknya, orang dengan keinginan bulat untuk bunuh diri akan mengucapkan tiga kata; terima kasih, minta maaf dan selamat tinggal. "Beberapa ada yang membuat reuni agar bisa menyampaikan tiga kalimat tersebut secara langsung. Ada pula yang membuat perwasiatan," ujarnya. Perwasiatan tersebut misalnya jika mereka punya hewan peliharaan atau anak yang begitu disayang akan dititipkan ke orang kepercayaannya. (Avia)
*Depresi jangan dianggap enteng. Jika Anda pernah memikirkan atau merasakan tendensi bunuh diri, mengalami krisis emosional, atau melihat teman atau kerabat yang memperlihatkan tendensi tersebut, amat disarankan menghubungi dan berdiskusi dengan pihak terkait, seperti psikolog, psikiater, maupun klinik kesehatan jiwa.
BACA JUGA:
Bagikan
Berita Terkait
Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut

Menyembuhkan Luka Batin lewat Kuas dan Warna: Pelarian Artscape Hadirkan Ruang Aman untuk Gen Z Hadapi Stres

Mengenal Burnout yang Diduga Pemicu Diplomat Arya Daru Pangayunan Mengakhiri Hidupnya, ini Cara Mengatasinya

Analisa Psikologi Forensik: Diplomat Arya Bunuh Diri karena Burn Out

Tidak Ada Kandungan Racun-Narkoba-Alkohol di Tubuh Diplomat Arya, Cuma Paracetamol dan Chlorpheniramine

Tidak Temukan Unsur Pidana, Polisi Umumkan Diplomat Arya Tewas Bunuh Diri

Diplomat Arya Pernah 2 Kali Kirim Email Ingin Bunuh Diri, Tahun 2013 dan 2021

Bukan Sekadar Mood Swing Biasa! Ini Beda Bipolar dan Depresi yang Wajib Diketahui

Dinkes DKI Jakarta Ungkap 15 Persen ASN Terindikasi Memiliki Masalah Kesehatan Mental

Anggota Komisi I DPR Duga Diplomat Kemlu Dibunuh Jelang Mutasi ke Eropa
