Cara Mendamaikan Anak Tantrum


Anak tantrum (Sumber: Pexels/Jep Gambardella)
MOMS pasti bingung kan kalau anak seharian merengek terus. Parahnya lagi rengekan tersebut dibarengi dengan tangisan. Tak jelas akar rengekan dan tangisan. Digendong masih nangis, lalu ditinggal malah menjerit. Moms pasti merasa jadi serbasalah ketika anak sedang tantrum.
Baca Juga:
Psikolog Anak Rena Masri menyebutkan bayi usia 0-12 bulan akan mengungkapkan emosinya melalui ekspresi wajah, menangis, tertawa, dan lain sebagainya. Bayi, misalnya, akan tersenyum ketika mendengar suara ibunya, atau terdiam dari tangis ketika digendong atau diberikan susu. Tangisan atau senyuman tersebut merupakan bentuk komunikasi bayi dan menunjukkan kemampuan sosialisasi anak juga sudah mulai berkembang.
Menurut Rena, menangis juga merupakan salah satu bentuk komunikasi pada bayi. Tangisan bayi memiliki sejumlah makna. Misalnya menangis karena lapar, merasa tidak nyaman karena susana kamar terlalu panas atau dingin, celana atau popok basah karena buang air kecil, bahan atau aksesoris baju mengganggu anak, dan lain lain.

Bayi juga bisa menangis karena merasa capek. Misalnya bayi kurang tidur atau tidurnya sering terganggu. Selain itu, bisa jadi bayi menangis karena sakit, takut atau cemas, digendong orang tidak dikenal, atau menangis karena bosan. "Biasanya bayi akan menangis jika terlalu lama tidak diajak bercanda atau dibiarkan sendiri. Ia akan merasa bosan dan akhirnya menangis," urai Rena.
Tentu mudah kalau sudah tahu keinginan bayi. Apa arti tangisannya. Apa arti rengekannya. Namun, orang tua sering bingung karena komunikasinya belum terjalin secara baik dengan bayi. Jika orang dewasa di sekitarnya tidak mampu merespon keinginan bayi dengan baik, mereka akan sangat frustasi dan menangis lebih keras atau tantrum.
Baca Juga:
Ini Dampak yang Bisa Terjadi Jika Ibu Hamil Mudik Naik Sepeda Motor
Berbeda dengan menangis pada umumnya, tantrum (tantrum temper) adalah ledakan emosi. Biasanya dikaitkan dengan anak-anak atau orang-orang dalam kesulitan emosional, biasanya ditandai dengan sikap keras kepala, menangis, menjerit, berteriak, menjerit-jerit, pembangkangan, mengomel marah, resistensi terhadap upaya untuk menenangkan, dan dalam beberapa kasus disertai tindakan.
Jika kebutuhannya tidak terpenuhi dalam kehidupan seorang anak, mereka kemungkinan akan mulai bertingkah dengan merengek untuk mendapatkan perhatian. Namun, alasan ini bukan satu-satunya penyebab perilaku negatif tersebut. Dilansir Positive Parenting Solution, banyak anak mengekspresikan diri dengan mengomel karena mereka belum belajar cara lebih baik untuk menyampaikan maksud. Mereka harus belajar cara-cara positif dan produktif untuk berkomunikasi.

Moms perlu meluangkan waktu untuk mengajarkan cara berkomunikasi dengan baik. Ketika tidak menerima perhatian atas keinginannya dan tidak belajar untuk berkomunikasi dengan tepat, maka mereka akan tantrum.
Anak harus belajar jika mengamuk dan merengek tidak akan membuat mereka mendapatkan keinginannya. Moms masih dapat membantu si kecil memvalidasi perasaannya.
"Tetap tenang dan rileks dalam menghadapi bayi atau anak-anak sedang tantrum," sarannya. Temukan penyebab mengapa bayi tantrum dan ajak bayi berkomunikasi.
Moms bisa komunikasikan orang tua tidak akan merespon permintaan dilakukan dengan menjerit atau menangis. Tutup telinga ketika anak mulai teriak dan jangan hiraukan. Mulai respon saat anak mulai bicara dengan nada bicara lebih baik. Lakukan hal tersebut secara konsisten. Dengan demikian, anak akan belajar marah dan teriak tidak akan membantu mereka mendapatkan keinginan. (Avia)
Baca Juga:
Mengenal Dampak Anak yang Sering Melihat Konten 'Spirit Doll'
Bagikan
Berita Terkait
Bunda, Coba deh Lavender & Chamomile untuk Tenangkan Bayi Rewel secara Alami

Liburan Bersama Anak di Kolam Renang: Seru, Sehat, dan Penuh Manfaat

Tak hanya Melarang Roblox, Pemerintah Dituntut Lakukan Reformasi Literasi Digital untuk Anak-Anak

Tak Melulu Negatif, Roblox Tawarkan Manfaat Pengembangan Kreavitas untuk Pemain

Susu Soya, Jawaban Tepat untuk Anak dengan Intoleransi Laktosa

Dokter Bocorkan Cara Ajaib Bikin Anak Berprestasi Hanya dengan Musik

Bahaya Gawai Mengintai Si Kecil, Dokter Peringatkan Dampak Buruknya pada Kebiasaan Makan dan Tumbuh Kembang!

Wujudkan Kebersamaan dan Keakraban, LEGO Kampanyekan 'Main Bareng Bangun Silaturahmi' Ajak Seluruh Keluarga Kumpul di Ramadan
Parents, Lakukan 6 Hal ini untuk Mengajarkan Anak Berpuasa

Konglomerat Besar Korsel Dorong Karyawan untuk Memiliki Anak, Janjikan Banyak Insentif hingga Bonus Tunai
