Kenali Sejumlah Persiapan Penting Sebelum Punya Anak

MEMBANGUN keluarga kecil bukan sekadar perihal kelengkapan kehadiran sosok ayah, ibu dan anak, tapi ada tanggung jawab yang harus dipikul bersama. Karena itu, merencanakan kehamilan sangat penting sebelum kamu memutuskan untuk memiliki anak.

Mengenai hal itu, psikolog klinis dan relationship expert Inez Kristanti mengatakan, bahwa pasangan suami istri harus memiliki pandangan yang sama tentang perencanaan kehamilan.

Baca Juga:

Ini Dampak yang Bisa Terjadi Jika Ibu Hamil Mudik Naik Sepeda Motor

Sebelum kamu memutuskan untuk memiliki anak, kamu dan pasanganmu harus mengerti dan juga paham tentang makna menjadi orangtua.

"Suami dan istri perlu menghayati ke dalam diri sendiri tentang makna menjadi orangtua, kenapa ingin punya anak supaya kita bisa menghayati peran sebagai orangtua yang lebih bertanggung jawab," tutur Inez.

Sementara itu, Inez menambahkan, bahwa hal lain yang harus dipersiapkan oleh pasangan suami istri di usia subur, yakni pemahaman tetntang proses kehamilan.

Karena, meski kehamilan hanya dijalani oleh istri, tanggung jawab yang diemban haruslah berdua. Baik suami maupun istri harus menjadi satu tim yang solid.

Sebaiknya, sebelum merencanakan kehamilan, suami dan istri perlu mengetahui perubahan-perubahan apa yang diekspektasikan ketika kehamilan dan setelah kelahiran.

Baca Juga:

Penting! Ini Manfaat dan Risiko Berpuasa bagi Ibu Hamil

Hal tersebut diperlukan untuk menghadapi setiap perubahan yang terjadi, serta mencegah terjadinya sejumlah hal di luar ekspektasi.

Kemudian, penting juga memiliki kemampuan dalam menyelesaikan konflik. Pada perjalanannya, kemungkinan ada hal-hal yang bisa menimbulkan konflik. Hal itu wajar terjadi, terpenting kamu bisa menyelesaikannya secara sehat bersama-sama.

Selanjutnya, manajemen ekspektasi pun menjadi persiapan kunci dalam membina sebuah keluarga, khususnya merencanakan kehamilan. Pasangan suami serta istri harus mencari solusi bersama, apabila yang dihadapi tidak sesuai dengan rencana.

"Apa yang harus dilakukan, bagaimana pasangan bisa saling mendukung satu sama lain, kalau 1-2 tahun belum mendapat anak harus bagaimana? Di situ kemampuan dan kedewasaan pasangan diuji tetapi tidak perlu khawatir karena tadi sudah mempersiapkan diri secara psikologis dan semua bisa diantisipasi," jelas Inez. (Ryn)

Baca Juga:

Kapan Waktu yang Tepat Kenalkan Gawai pada Anak?