Cara Membantu Anak Pemalu untuk Bersosialisasi


Hindari label 'pemalu', beri tahu mereka bahwa kamu tahu mereka perlu waktu dalam situasi sosial. (freepik/tonodiaz)
PAKAR perkembangan anak dan guru sekolah banyak yang melaporkan banyak anak tampak lebih pemalu setelah pandemi. Orangtua pun mengungkapkan berbagai versi dari, "Anak saya setelah COVID jadi pemalu, berbeda dari sebelum pandemi".
Semua pendapat itu merujuk pada keengganan secara umum untuk 'bersosialisasi kembali' setelah pandemi.
"Saran terbaik saya adalah mendukung anak-anak dalam bersosialisasi kembali dengan kecepatan mereka sendiri. Dukungan adalah kata yang tepat di sini, bukan dorongan," ujar Clinical Professor of Child Psychiatry Kyle Pruett, MD dari the Yale School of Medicine.
Dia menyarankan untuk mengarahkan dukungan dalam membantu anak latihan bersosialisai. Namun, bagaimana jika anak memang 'pemalu' sebelum pandemi?
Dalam artikelnya di Psychology Today, Pruett menekankan kalau menjadi pemalu bukanlah kelemahan, kerentanan, penanda harga diri yang buruk, atau masalah yang melekat.
"Ini adalah kategori perilaku dan atau temperamen sosial normal yang dimiliki oleh sekitar sepertiga dari teman sebayanya," ujarnya.
Baca juga:

Seringkali, menurutnya, perilaku itu disertai dengan kemampuan reflektif, kesabaran, dan kesopanan yang patut ditiru. Perilaku itu bisa membuat situasi sekolah menjadi rumit, mengingat pentingnya kompetensi sosial yang lebih ekstrovert.
Namun, guru dan anak-anak lain sering melihat anak-anak yang 'pemalu' lebih kooperatif dan memiliki pengendalian diri yang lebih baik daripada teman sebayanya yang lebih ramai.
"Saya diajari — secara tidak akurat, mengingat pengalaman saya selanjutnya dengan anak-anak dan keluarga — bahwa, karena rasa malu adalah temperamen, hal itu tidak banyak berubah selama masa hidup," kata Pruett.
Dia menambahkan, orangtuanya tidak dapat berbuat banyak untuk mengubah sifat kepribadian. "Namun, ini bukan dilema bawaan vs pengasuhan; tapi mengenai bagaimana kita mengasuh orang dengan bawaan semacam itulah yang penting," Pruett menjelaskan.
Baca juga:

Berikut adalah beberapa hal yang dapat dilakukan orangtua untuk membantu anak-anak yang 'pemalu' merasa lebih nyaman dengan diri mereka sendiri:
1. Hindari label 'pemalu'. 'Gugup' juga tidak membantu. Pendiam, bijaksana, sabar, berjiwa tua, menyendiri, dan merenung adalah gambaran yang lebih menghargai tanpa beban rasa malu, kecil hati, atau kekurangan. Beri tahu mereka bahwa kamu tahu mereka perlu meluangkan waktu dalam situasi sosial, dan itu tidak masalah.
2. Hindari dorongan untuk menghindari atau melindungi mereka dari situasi yang dapat menonjolkan 'rasa malu' mereka. Dukung mereka dengan pemahaman dan harapan bahwa mereka akan mengetahui kapan dan bagaimana cara 'ikut serta dalam permainan'. Menghindari 'permainan' mengirimkan pesan bahwa mereka, sebenarnya, membutuhkan perlindungan dan tidak mampu terlibat dalam 'permainan' tersebut.
3. Dengan menggandeng anak, contohkan diri sendiri untuk bergabung dengan kelompok di mana ada orang baru. Lakukan kontak mata, tersenyum, perkenalkan dirimu. Bisa dilakukan dengan mencari bantuan, misalnya menanyakan arah, dan katakan terima kasih.
Dengan memberikan bimbingan dan dukungan, orangtua dapat membantu anak mereka yang 'pemalu' tetap nyaman dan akhirnya menemukan jalan mereka di dunia pasca pandemi. (aru)
Baca juga:
Tiongkok Usulkan Batas Dua Jam per Hari Akses Internet bagi Anak di Bawah Umur
Bagikan
Ananda Dimas Prasetya
Berita Terkait
Bunda, Coba deh Lavender & Chamomile untuk Tenangkan Bayi Rewel secara Alami

Liburan Bersama Anak di Kolam Renang: Seru, Sehat, dan Penuh Manfaat

Tak hanya Melarang Roblox, Pemerintah Dituntut Lakukan Reformasi Literasi Digital untuk Anak-Anak

Tak Melulu Negatif, Roblox Tawarkan Manfaat Pengembangan Kreavitas untuk Pemain

Susu Soya, Jawaban Tepat untuk Anak dengan Intoleransi Laktosa

Dokter Bocorkan Cara Ajaib Bikin Anak Berprestasi Hanya dengan Musik

Bahaya Gawai Mengintai Si Kecil, Dokter Peringatkan Dampak Buruknya pada Kebiasaan Makan dan Tumbuh Kembang!

Wujudkan Kebersamaan dan Keakraban, LEGO Kampanyekan 'Main Bareng Bangun Silaturahmi' Ajak Seluruh Keluarga Kumpul di Ramadan
Parents, Lakukan 6 Hal ini untuk Mengajarkan Anak Berpuasa

Konglomerat Besar Korsel Dorong Karyawan untuk Memiliki Anak, Janjikan Banyak Insentif hingga Bonus Tunai
