Cara Melatih Anak Agar Dapat Mengambil Keputusan Sendiri


Biasakan berbelanja bersama anak. (Foto: Pexels/Gustavo Fring)
ANAK-anak tak selamanya hidup dalam bayang-bayang orangtua. Ada saatnya mereka masuk fase pengambilan keputusan sendiri. Setelah dibantu menentukan pilihan, mereka kelak sesekali akan memilih sendiri hal-hal apa saja yang menurut mereka baik untuk mereka.
Untuk sampai ke fase itu, orangtua perlu melakukan sejumlah pelatihan yang kreatif kepada anak. Ini penting untuk tumbuh kembang anak. Cara yang termudah bisa dimulai dengan melatih anak berbelanja.
Berbelanja bisa menjadi salah satu cara untuk merangsang atau melatih kognitif anak. Salah satunya dalam hal pengambilan keputusan. Demikian kata Ratih Ibrahim, M.M., Psikolog.
"Anak-anak diminta berbelanja sesuai dengan aturan yang diberikan. Perbedaannya makin dewasa, jenis aturannya berbeda dan mungkin jumlah belanjanya kita bedakan," terang pendiri dan direktur Personal Growth Counseling & Development Center itu seperti dikutip Antara, Rabu (27/10).
Menurut Ratih, dengan cara demikian, orangtua bisa mengukur perkembangan kognitif anak dan melihat apa yang bisa dibantu untuk meningkatkan stimulasi kognitif pada anak. Namun, ada cara lain pula yang bisa dilakukan orangtua untuk membantu pertumbuhan kemampuan kognitif anak.
Baca juga:
Maksimalkan Periode Winning Window untuk Kembangkan Kemampuan Motorik dan Kognitif Anak

Salah satunya, ialah dengan melatih sekaligus menstimulasi berdasarkan delapan parameter perkembangan kognitif. Misalnya, bermain puzzle untuk anak berumur satu hingga dua tahun. Ratih mengungkapkan, puzzle bisa melatih perhatian, fokus, psikomotor, logika, dan penalaran buah hati.
Orangtua bisa meminta anak menyusun puzzle dengan menggunakan gambar yang familiar. Tentu berbeda jenis, tingkat kesulitan, hingga jumlah kepingan puzzle tergantung pada usia anak. Namun, tujuan utamanya adalah memberikan pelatihan dan stimulasi kognitif pada anak.
Selain itu, orangtua juga dapat mengajak anak menyusun balok atau lego. Kegiatan itu memang tampak sederhana, tapi jadi salah satu bentuk latihan untuk mengoptimalkan kognitif anak.
Baca juga:
Anak Tumbuh di Lingkungan Hijau Punya IQ Lebih Tinggi?

Ratih menyebutkan, ada delapan parameter dalam mengukur perkembangan kognitif: perhatian, fokus, daya ingat, kemampuan berbahasa, psikomotor, logika, penalaran, dan pengambilan keputusan.
Pada tahap psikomotor, misalnya, yakni melalui gerak anak, orangtua bisa melihat bagaimana perkembangan kognitif mereka. Ini melibatkan gerakan otot besar seperti berjalan, berjinjit, dan berlari.
Sementara gerakan motorik halus melibatkan jari-jari tangan, seperti bagaimana dia memegang alat tulis, mengambil makanan, dan memasukannya ke dalam mulut.
"Anak-anak juga bisa kita lihat bagaimana cara dia berlogika, berpikir, melakukan penilaian yang tepat. Sejak usia dini, bisa kita lihat observasi dan latihkan pada anak-anak. Kita bisa ajak anak mulai mengambil keputusan atas dasar kemampuan diri sendiri, seperti mau makan nasi atau bubur," tukasnya. (waf)
Baca juga:
Pentingnya Mencukupi Asupan Nutrisi untuk Kecerdasan Otak Anak
Bagikan
Andrew Francois
Berita Terkait
Bunda, Coba deh Lavender & Chamomile untuk Tenangkan Bayi Rewel secara Alami

Liburan Bersama Anak di Kolam Renang: Seru, Sehat, dan Penuh Manfaat

Tak hanya Melarang Roblox, Pemerintah Dituntut Lakukan Reformasi Literasi Digital untuk Anak-Anak

Tak Melulu Negatif, Roblox Tawarkan Manfaat Pengembangan Kreavitas untuk Pemain

Susu Soya, Jawaban Tepat untuk Anak dengan Intoleransi Laktosa

Dokter Bocorkan Cara Ajaib Bikin Anak Berprestasi Hanya dengan Musik

Bahaya Gawai Mengintai Si Kecil, Dokter Peringatkan Dampak Buruknya pada Kebiasaan Makan dan Tumbuh Kembang!

Wujudkan Kebersamaan dan Keakraban, LEGO Kampanyekan 'Main Bareng Bangun Silaturahmi' Ajak Seluruh Keluarga Kumpul di Ramadan
Parents, Lakukan 6 Hal ini untuk Mengajarkan Anak Berpuasa

Konglomerat Besar Korsel Dorong Karyawan untuk Memiliki Anak, Janjikan Banyak Insentif hingga Bonus Tunai
