Cara Hadapi Orang yang Suka Flexing kala Lebaran


Hadapi flexing dengan baik dan benar. (Pexels/Andrea Piacquadio)
LEBARAN sudah tinggal menghitung hari, momen yang dinanti itu kerap menjadi ajang yang tepat untuk menyambung tali silaturami. Namun, kadangkala ada saja momen yang membuat hati kesal di hari yang seharusnya fitri, seperti ocehan dari kerabat yang malah flexing dan nyinyir ketika berinteraksi.
Daripada bingung dan malah dengki, yuk intip beberapa cara untuk menanggapi ocehan tadi dari pakar psikologi.
Baca Juga:
Hindari Flexing Demi Orang Lain, Berdamailah Sama Realita Hidupmu

Melansir dari Psychology Today, Andrea F. Polard Psy.D., seorang pakar psikologi menulis kalau setidaknya ada beberapa cara yang bisa kita gunakan untuk menanggapi orang yang gemar flexing
Alihkan topik pembicaraan
Cara yang pertama ini cukup cocok untuk kamu yang punya keberanian untuk berbicara tegas. Alih-alih berfokus pada bualan orang lain, yang bisa dianggap cukup konfrontatif, tegaskan fakta bahwa kamu bukanlah orang yang mengagumi keberuntungan orang lain, atau sulit membuat kamu terkesan. Dengan cara ini, mungkin akan menjadi terlalu canggung bagi orang lain untuk terus menyombongkan diri.
Bangga diri
Prinsipnya adalah buat si tukang flexing merasakan pahitnya omongannya sendiri. Caranya adalah, ketika ada orang yang terus-menerus membual dan flexing dihadapanmu, balaslah dengan sedikit menyombongkan dirimu juga. Kemudian berpura-puralah kalau kamu tersadar kalau perbuatan pamer itu dibenci oleh Tuhan dan bilang “Ya ampun maaf, aku jadi pamer dan sombong kan barusan. Duh, jangan dicontoh ya. Bikin perasaan orang lain enggak nyaman.”
Baca Juga:

Subjektif
Kadangkala, jika kamu merasa berada di momen yang tepat, tak ada salahnya juga untuk mengomunikasikan kalau perasaan kamu jadi tidak nyaman ketika orang lain flexing dan menyombongkan diri. Jika ragu, kamu bisa jelaskan kalau kamu lebih suka untuk terhubung dengan mereka tanpa perlu saling membandingkan pencapaian.
Pergi dan lupakan
Setiap orang membutuhkan kasih sayang kita, tetapi tidak semua orang perlu menjadi teman kita. Jadi terkadang, tidak masalah untuk pergi, tetapi jangan meninggalkan kesan buruk. Ingat saja kalau ada orang yang senang flexing dan sombong, kemungkinan besar mereka hanya mencari perhatian, pengakuan, dan haus kasih sayang dari orang lain. (dsh)
Baca Juga:
Flexing Versus Humblebragging, Dua Cara Unjuk Gigi Serupa Tapi Tak Sama
Bagikan
Berita Terkait
Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut

Menyembuhkan Luka Batin lewat Kuas dan Warna: Pelarian Artscape Hadirkan Ruang Aman untuk Gen Z Hadapi Stres

Mengenal Burnout yang Diduga Pemicu Diplomat Arya Daru Pangayunan Mengakhiri Hidupnya, ini Cara Mengatasinya

Bukan Sekadar Mood Swing Biasa! Ini Beda Bipolar dan Depresi yang Wajib Diketahui

Dinkes DKI Jakarta Ungkap 15 Persen ASN Terindikasi Memiliki Masalah Kesehatan Mental

Ingat! Depresi Bukan Aib, Jangan Resistan Terhadap Pengobatan

Mengenali Gangguan Mental Sejak Dini: Ini Perbedaan Bipolar dan Skizofrenia pada Anak dan Remaja

Apa Saja Gejala Awal Penyebab Skizofrenia Pada Anak-Anak dan Remaja

Ahli Ungkap Gejala Awal dari Gangguan Bipolar I pada Anak-Anak dan Remaja

Pelan Tapi Pasti Hempas Insecure, Ini 5 Cara Mudah Tingkatkan Kepercayaan Diri
