Cara Gajah Jaga Bumi

Dwi AstariniDwi Astarini - Minggu, 18 Juni 2023
Cara Gajah Jaga Bumi

Gajah secara tidak langsung membantu kayu berat mendapatkan lebih banyak cahaya, ruang, dan nutrisi dari tanah.(foto: wirestockfreepik)

Ukuran:
14
Font:
Audio:

BELALAI gajah menjulang tinggi, melucuti daun dan ranting-ranting pohon untuk dimakan. Meskipun daun dan ranting menghilang, aktivitas tersebut justru bisa menyelamatkan bumi.

“Gajah memakan banyak daun dari pohon dan mereka melakukan banyak kerusakan saat memakannya. Mereka akan melucuti daun dari pohon, merobek seluruh cabang atau mencabut pohon muda saat makan. Data kami menunjukkan sebagian besar kerusakan ini terjadi pada pohon dengan kepadatan karbon rendah dan dengan tersingkirnya bagian-bagian ini, pesaing pohon besar lebih sedikit,” kata asisten profesor biologi di Universitas Saint Louis Stephen Blake.

BACA JUGA:

Memperingati Hari Gajah Sedunia, Ini 4 Fakta Menarik Hewan Berbelalai

Science Daily mengabarkan beberapa pohon dalam hutan memiliki jenis kayu ringan dan kayu berat. Keduanya memiliki kapasitas penampungan karbon yang berbeda. Kayu ringan memiliki kerapatan karbon yang rendah, sedangkan kayu berat memiliki kerapatan karbon tinggi. Pohon dengan kerapatan karbon rendah tumbuh dengan cepat, menjulang di atas tanaman, dan menghalangi pohon lain untuk mendapatkan sinar matahari. Sementara itu, pohon dengan kerapatan karbon tinggi tumbuh lambat, membutuhkan lebih sedikit sinar matahari dan mampu tumbuh di tempat teduh.

hutan
Pohon dengan kerapatan karbon rendah tumbuh dengan cepat, menjulang di atas tanaman, dan menghalangi pohon lain untuk mendapatkan sinar matahari.(foto: freepik/freepik)

Keberadaan hewan herbivora, terutama gajah, berpengaruh terhadap ketimpangan antara kayu ringan dan kayu berat. Dengan mengeliminasi kayu ringan, gajah secara tidak langsung membantu kayu berat mendapatkan lebih banyak cahaya, ruang, dan nutrisi dari tanah untuk berproses lebih subur. Bagaimanapun juga, yang menopang kayu ringan (ranting dan daun) ialah kayu berat. Jika kayu berat tidak mendapat cukup nutrisi, keberadaan kayu ringan pun akan terancam.

Dalam temuan yang diterbitkan dalam Proceedings of the National Academy of Sciences (PNAS), para peneliti melaporkan bahwa gajah memainkan peran utama dalam menciptakan hutan yang menyimpan lebih banyak karbon di atmosfer. Mereka juga menjaga keanekaragaman hayati terutama hutan di Afrika.

BACA JUGA:

Gajah Afrika Diprediksi Punah pada 2040

Saat gajah terancam punah, hutan hujan Afrika tengah dan barat yang menduduki posisi hutan hujan terbesar kedua di dunia akan kehilangan 6 persen hingga 9 persen kemampuan untuk menangkap karbon di atmosfer. Keadaan itu akan memperburuk pemanasan global.

gajah
Hutan hujan Afrika Tengah dan Barat akan kehilangan 6 persen hingga 9 persen kemampuan menyerap karbon.(foto: byrdyak/freepik)

“Gajah seperti tukang kebun di hutan. Mereka (secara tidak langsung) menanam hutan dengan pohon kepadatan karbon tinggi dan menyingkirkan 'gulma' yang merupakan pohon dengan kepadatan karbon rendah. Mereka melakukan pekerjaan luar biasa untuk mempertahankan keanekaragaman hutan,” tutup Blake.(kmp)

BACA JUGA:

Bakso dari Daging Gajah Purba

#Sains
Bagikan
Ditulis Oleh

Dwi Astarini

Love to read, enjoy writing, and so in to music.

Berita Terkait

Lifestyle
Kayak Manusia, Kucing Juga Bisa Kena Demensia
Temuan ini akan membantu ilmuwan mencari pengobatan baru bagi manusia.
Dwi Astarini - Jumat, 15 Agustus 2025
Kayak Manusia, Kucing Juga Bisa Kena Demensia
Lifestyle
Populasi Serangga Terancam Alterasi Pola El Nino yang Dipicu Perubahan Iklim
Artropoda disebut menjadi sumber makanan penting bagi burung dan hewan yang lebih besar.??
Dwi Astarini - Kamis, 07 Agustus 2025
Populasi Serangga Terancam Alterasi Pola El Nino yang Dipicu Perubahan Iklim
Dunia
Arkeolog Temukan Bukti Penyintas Letusan Gunung Vesuvius Kembali Tinggal di Reruntuhan Pompeii
Pompeii setelah tahun 79 muncul kembali, bukan sebagai kota, melainkan sebagai kumpulan bangunan yang rapuh dan suram, semacam kamp.
Dwi Astarini - Kamis, 07 Agustus 2025
Arkeolog Temukan Bukti Penyintas Letusan Gunung Vesuvius Kembali Tinggal di Reruntuhan Pompeii
Lifestyle
Batu Mars Terbesar di Dunia Dilelang, Terjual Seharga Rp 86,25 Miliar
Dikenal dengan nama NWA 16788, meteorit ini memiliki berat 24,5 kilogram.
Dwi Astarini - Kamis, 17 Juli 2025
Batu Mars Terbesar di Dunia Dilelang, Terjual Seharga Rp 86,25 Miliar
Lifestyle
Jokowi Terkena Alergi Parah, para Ahli Sebut Perubahan Iklim Memperburuk Kondisi Ini
Gejala alergi tak lagi bisa dianggap sepele.
Dwi Astarini - Senin, 23 Juni 2025
Jokowi Terkena Alergi Parah, para Ahli Sebut Perubahan Iklim Memperburuk Kondisi Ini
Fun
Kenapa Kita Suka Share dan Lihat Konten Hewan Lucu di Media Sosial? Ini Jawaban Ilmiahnya!
Sebuah studi dari Concordia University mengungkap bahwa membagikan foto atau video hewan lucu di media sosial ternyata bisa memperkuat koneksi dan hubungan digital. Simak penjelasannya!
Hendaru Tri Hanggoro - Jumat, 13 Juni 2025
Kenapa Kita Suka Share dan Lihat Konten Hewan Lucu di Media Sosial? Ini Jawaban Ilmiahnya!
Fun
Strawberry Moon di Yogyakarta dan Malang! Ini Fakta Menarik di Baliknya yang Terjadi 18,6 Tahun Sekali
Strawberry Moon bukan berarti bulan berwarna merah muda. Simak fakta menarik tentang fenomena langit langka yang hanya terjadi setiap 18,6 tahun sekali ini.
Hendaru Tri Hanggoro - Kamis, 12 Juni 2025
Strawberry Moon di Yogyakarta dan Malang! Ini Fakta Menarik di Baliknya yang Terjadi 18,6 Tahun Sekali
Fun
Bahaya Screen Time Terlalu Lama Bagi Anak, Dari Cemas hingga Agresif
Studi dari American Psychological Association temukan bahwa screen time berlebihan berkaitan dengan kecemasan, depresi, dan agresi pada anak-anak. Konten dan dukungan emosional juga berperan penting.
Hendaru Tri Hanggoro - Rabu, 11 Juni 2025
Bahaya Screen Time Terlalu Lama Bagi Anak, Dari Cemas hingga Agresif
Dunia
Seniman Tak Mau Kalah dari Ilmuwan yang Temukan Olo, Ciptakan Warna Baru yang Disebut Yolo
Stuart Semple klaim ciptakan warna cat baru hasil eksperimen ilmiah.
Hendaru Tri Hanggoro - Sabtu, 26 April 2025
Seniman Tak Mau Kalah dari Ilmuwan yang Temukan Olo, Ciptakan Warna Baru yang Disebut Yolo
Fun
Ilmuwan Klaim Temukan Warna Baru yang Disebut Olo, Dianggap Bisa Bantu Penyandang Buta Warna
Ilmuwan temukan warna ‘olo’ — biru-hijau super pekat yang hanya terlihat dengan teknologi laser Oz.
Hendaru Tri Hanggoro - Senin, 21 April 2025
Ilmuwan Klaim Temukan Warna Baru yang Disebut Olo, Dianggap Bisa Bantu Penyandang Buta Warna
Bagikan