Lingkungan

Gajah Afrika Diprediksi Punah pada 2040

Ananda Dimas PrasetyaAnanda Dimas Prasetya - Kamis, 18 Februari 2021
Gajah Afrika Diprediksi Punah pada 2040

Gajah di Afrika. (Foto: Pexels/Rachel Claire)

Ukuran:
14
Font:
Audio:

GAJAH afrika yang saat ini telah menjadi spesies langka mulai menjadi permasalahan serius. Meski perburuan gajah telah mengalami penurunan, tetapi permintaan terhadap gading gajah tetap tinggi sehingga mengancam keberadaan gajah Afrika.

Sampai sekarang, sekitar 20 ribu gajah dibunuh setiap tahunnya demi mendapatkan daging serta gadingnya. Gajah Afrika diprediksi akan mengalami kepunahan pada 2040 mendatang jika tidak dilakukan langkah penting untuk mencegah hal tersebut.

Baca juga:

Pandemi COVID-19 Ancam Keberadaan Badak Afrika

Gajah Afrika Diprediksi Punah pada 2040
Perburuan dan perdagangan ilegal jadi faktor utama hilangnya gajah. (Foto: Pexels/Elle Hughes)

Perburuan liar serta perdagangan ilegal membuat gajah Afrika mengalami penurunan populasi mencapai 70% sejak tahun 1980. Para pemburu biasanya menggunakan senapan Kalashnikov atau panah beracun. Senjata-senjata tersebut melukai gajah, tetapi tidak membunuhnya secara langsung.

"Ketika gajah terjatuh ke tanah, para pemburu akan memotong tendonnya untuk melumpuhkannya. Ini dilakukan agar darah mereka cepat habis sehingga lebih mudah memotong gading gajah. Para pemburu biasanya menjadikan gading gajah untuk barang mewah”, ujar Pauwel De Wachter Koordinator WWF mengutip laman BBC.

Gajah Afrika Diprediksi Punah pada 2040
Hilangnya gajah akan menganggu keseimbangan ekosistem. (Foto: Pexels/Flickr)

Semakin langkanya keberadaan gajah Afrika dapat mengganggu keseimbangan ekosistem. Pasalnya gajah Afrika dapat mendistribusikan nutrisi dalam jumlah besar.

Bahkan jejak kaki mereka berperan dalam menyediakan rumah bagi banyak spesies dari capung hingga kecebong. Banyak upaya yang dilakukan untuk mencegah perburuan serta perdagangan ilegal.

Baca juga:

48 Spesies Diselamatkan dari Kepunahan Berkat Upaya Konservasi

Hadirnya hutan lindung menjadi salah satu korservasi guna menjaga keberadaan gajah Afrika sebagai spesies langka. Beberapa negara juga telah membuat larangan untuk menolak secara keras perdagangan gading dalam beberapa tahun terakhir.

Hal ini untuk mendukung kampanye melindungi gajah Afrika sehingga dapat memerangi perburuan liar maupun perdagangan ilegal. Namun jika perlindungan terhadap gajah afrika setiap tahunnya tidak mengalami perubahan, generasi selanjutnya tidak bisa melihat spesies dengan belalai panjang ini.

Diperlukan koordinasi secara serius antara berbagai pihak, termasuk pemerintah dunia, untuk secara tegas menghukum siapa saja yang sengaja berburu ataupun melakukan transaksi perdagangan ilegal terhadap gajah Afrika. (ard)

Baca juga:

Peneliti Temukan Spesimen Burung Langka, Setengah Jantan Setengah Betina

#Hewan #Hewan Langka #Hewan Dilindungi #Peduli Lingkungan #Kerusakan Lingkungan
Bagikan
Ditulis Oleh

Ananda Dimas Prasetya

nowhereman.. cause every second is a lesson for you to learn to be free.

Berita Terkait

Indonesia
Macan Tutul Kabur Dari Lembang Park and Zoo ke Gunung Tangkuban Parahu Bahayakan Nyawa Warga
Kawasan Gunung Tangkuban Parahu sudah cukup banyak penduduk dan menjadi destinasi wisata unggulan Jawa Barat
Alwan Ridha Ramdani - Kamis, 04 September 2025
Macan Tutul Kabur Dari Lembang Park and Zoo ke Gunung Tangkuban Parahu Bahayakan Nyawa Warga
Indonesia
Indonesia Kejar Status Zona Bebas PMK tanpa Vaksinasi dari Organisasi Kesehatan Hewan Dunia
Pemerintah berharap pengakuan dari WOAH dapat diraih pada 2025
Wisnu Cipto - Selasa, 26 Agustus 2025
Indonesia Kejar Status Zona Bebas PMK tanpa Vaksinasi dari Organisasi Kesehatan Hewan Dunia
Indonesia
Pagi ini, Kualitas Udara di Jakarta Terburuk Kedua di Dunia
Kualitas udara di Jakarta terburuk kedua di dunia, Sabtu (23/8) pagi. Jakarta berada di angka 177 atau masuk kategori tidak sehat.
Soffi Amira - Sabtu, 23 Agustus 2025
Pagi ini, Kualitas Udara di Jakarta Terburuk Kedua di Dunia
Indonesia
4 Hotel di Puncak Cemari Ciliwung Disegel, 18 Lainnya Masih Diperiksa KLH
Saat ini masih ada 18 hotel bintang tiga di Puncak yang tengah diperiksa KLH atas dugaan pencemaran lingkungan kawasan Puncak.
Wisnu Cipto - Senin, 11 Agustus 2025
4 Hotel di Puncak Cemari Ciliwung Disegel, 18 Lainnya Masih Diperiksa KLH
Lifestyle
Populasi Serangga Terancam Alterasi Pola El Nino yang Dipicu Perubahan Iklim
Artropoda disebut menjadi sumber makanan penting bagi burung dan hewan yang lebih besar.??
Dwi Astarini - Kamis, 07 Agustus 2025
Populasi Serangga Terancam Alterasi Pola El Nino yang Dipicu Perubahan Iklim
Dunia
Minta Hewan Peliharaan Dijadikan Pakan Predator, Kebun Binatang di Denmark Autokena Kecam
Meski pihak kebun binatang menyebut hewan yang akan dijadikan pakan terlebih dahulu dieutanasia.
Dwi Astarini - Rabu, 06 Agustus 2025
Minta Hewan Peliharaan Dijadikan Pakan Predator, Kebun Binatang di Denmark Autokena Kecam
Dunia
Kebun Binatang di Denmark Minta Hewan Peliharaan yang tak Diinginkan Dijadikan Pakan Predator
Kebun Binatang Aalborg meminta sumbangan ayam, kelinci, dan marmut hidup, yang menurut mereka akan ‘dieutanasia secara lembut’ oleh staf yang terlatih.
Dwi Astarini - Rabu, 06 Agustus 2025
Kebun Binatang di Denmark Minta Hewan Peliharaan yang tak Diinginkan Dijadikan Pakan Predator
Indonesia
Jangan Biarkan Hewan Peliharaan Tanpa Sistem Imun, Sudah Ada Pakan Premium Jadi Pilihan
Keberadaan hewan peliharaan bukan sekadar tren gaya hidup, melainkan bagian dari keseimbangan emosional pemiliknya.
Alwan Ridha Ramdani - Sabtu, 26 Juli 2025
Jangan Biarkan Hewan Peliharaan Tanpa Sistem Imun, Sudah Ada Pakan Premium Jadi Pilihan
Berita Foto
Anggota DPRD Provinsi DKI Dorong Taman di Jakarta Ramah Hewan
Warga membawa hewan peliharaan di Taman Sambas Asri, Kawasan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Selasa (24/6/2025).
Didik Setiawan - Selasa, 24 Juni 2025
Anggota DPRD Provinsi DKI Dorong Taman di Jakarta Ramah Hewan
Indonesia
Babi Viral Pejaten Gegerkan Warga! Begini Nasibnya Supaya Tak Ada 'Anak Babi' Susulan
Babi yang sebelumnya sempat pingsan kini sudah pulih sepenuhnya
Angga Yudha Pratama - Selasa, 17 Juni 2025
Babi Viral Pejaten Gegerkan Warga! Begini Nasibnya Supaya Tak Ada 'Anak Babi' Susulan
Bagikan