BTN Tahan Kenaikan Bunga KPR


Ilustrasi pembangunan rumah. (Foto: Kementerian PUPR).
MerahPutih.com - Bank Indonesia menaikkan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin menjadi 6,25 persen pada 23-24 April 2024. Kebijakan itu dilakukan sebagai upaya memperkuat stabilitas nilai tukar rupiah. Hal ini akan berimbas pada bunga kredit kepemilikan ruamh atau KPR.
PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk atau BTN menegaskan, masih menahan opsi kenaikan bunga kredit pemilikan rumah (KPR) setelah Bank Indonesia (BI) menaikkan suku bunga acuan (BI rate) menjadi 6,25 persen, untuk menekan potensi kredit bermasalah (NPL).
Baca juga:
Rupiah Terdepresiasi, Suku Bunga Bank Indonesia Diminta Bertahan di 6 Persen
"Kami dari pihak bank tidak serta merta langsung menaikkan suku bunga KPR,” kata Deputi Regional Manager (DRM) Business Kantor Wilayah III BTN Carly Tambunan dalam diskusi terkait harga properti di Denpasar, Bali, Jumat (26/4).
Menurut dia, apabila bank langsung menaikkan bunga KPR maka berpotensi meningkatkan angka kredit bermasalah (non performing loan/NPL) karena mempengaruhi kemampuan debitur membayar. Dampak turunannya, debitur tidak mampu membayar atau menunggak kewajiban hingga terjadi inflasi.
"Kalau menaikkan harga atau suku bunga KPR nanti (debitur) akan teriak karena kami punya debitur aktif tiga hingga empat juta, begitu dinaikkan (bunga KPR) ini akan menjadi dampak luar biasa," katanya.
Meski begitu, ia mengakui kenaikan suku bunga acuan itu berpotensi mengerek kenaikan harga jual rumah.
"Biasanya harga rumah identik dengan komponen yang bisa ikut naik (harganya) komponen terbesar seperti besi, semen dan lainnya," ucapnya.
Secara nasional selama 2023 bank BUMN ini mampu menekan NPL menjadi 3,01 persen dan ditargetkan pada 2024 NPL berada di bawah kisaran tiga persen.
Selama 2023, BTN menyalurkan kredit dan pembiayaan sebesar Rp 333,7 triliun atau naik mencapai 11,9 persen dibandingkan 2022 sebesar Rp 298 triliun.
Ada pun penyaluran KPR subsidi BTN mencapai Rp161,7 triliun pada 2023 mengalami kenaikan 10,9 persen dibandingkan 2022 mencapai Rp 145,86 triliun.
Sedangkan KPR non-subsidi pada 2023 juga tumbuh sebesar 9,5 persen menjadi Rp 96,17 triliun dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp 87,82 triliun. (*)
Baca juga:
Bagikan
Alwan Ridha Ramdani
Berita Terkait
Asik Nih Bank Milik Pemerintah Mulai Dapat Kucuran Rp 200 Triliun, Harus Disalurkan Buat Kredit

Enam Bank Himbara Dapat Kucuran Dana Rp 200 Triliun, Menkeu Minta Jangan Dibelikan SRBI atau SBN

Ekonom Sebut Indonesia Belum Berada di Situasi Krisis Ekonomi, Ingatkan Risiko Burden Sharing Bisa Sebabkan Hyperinflasi seperti Era Soekarno

Bunga KPR FLPP Diusulkan Naik, Menteri Lagi Cari Waktu Tepat

Kejagung Titipkan Bukti Mobil Alphard Kasus Kredit Macet PT Sritex ke Kejari Solo

Suku Bunga Bank Indonesia Sudah Diturunkan Berkali-kali, Bunga Kredit Perbankan Masih Tinggi

BI Pangkas Suku Bunga Jadi 5 Persen, Rupiah Sulit Untuk Turun ke Rp 16.000 per Dollar AS

Bank Indonesia Ungkap Fakta Mengejutkan di Balik Utang Luar Negeri yang Tumbuh Melambat

Apa Itu Payment ID Yang Disorot Karena Ditakuti Memata-Matai Transaksi Keuangan Warga

Solo Raya Alami Lonjakan Transaksi QRIS, Volume Capai 51,91 Juta
