BRIN Wanti-Wanti Capres untuk Tak Salah Pilih Cawapres

Peneliti Senior Pusat Riset Politik BRIN, Firman Noor (kiri). ANTARA/Putu Indah Savitri
MerahPutih.com - Figur calon wakil presiden (cawapres) akan sangat memengaruhi elektabilitas calon presiden (capres) pada Pemilihan Umum (Pemilu) 2024.
Di sisi lain, sosok yang sebetulnya medioker atau biasa-biasa saja tetapi memiliki figur wapres yang mumpuni dapat memiliki kesempatan untuk memenangi pemilihan umum (pemilu) lebih besar. Malah, mendapatkan banyak keuntungan dari pilihan cawapresnya.
“Kesalahan memilih figur cawapres akan menurunkan elektabilitas bagi sosok yang sebetulnya potensial,” kata Peneliti Senior Pusat Riset Politik Badan Inovasi dan Riset Nasional (BRIN) Firman Noor.
Baca Juga:
Modal Golkar Jadikan Airlangga Capres 2024
Hal itu dikatakan Firman ketika memberi paparan dalam diskusi publik bertajuk “INDONESIA POLITICAL OUTLOOK: Proyeksi Demokrasi dan Dinamika Politik 2022” di kanal YouTube Pusat Riset Politik - BRIN, Rabu (2/2).
Firman menyampaikan bahwa terdapat tiga nama teratas bursa kandidat calon presiden pada Pemilu 2024. Adapun nama-nama tersebut adalah Ganjar Pranowo, Prabowo Subianto, dan Anies Baswedan.
“Banyak sekali nama-nama yang sudah berseliweran, tetapi yang cukup konsisten ada di tiga teratas adalah Ganjar, Prabowo, dan Anies,” kata dia.
Baca Juga:
Kritik GMPG Soal Rendahnya Elektabilitas Airlangga Hartarto
Akan terjadi persaingan manuver antarpartai politik yang semakin sengit pada 2022, mengingat pada September 2023 akan ada penetapan nama-nama calon presiden dan calon wakil presiden.
Berdasarkan tren yang berlangsung, para tokoh partai berlomba untuk memperkuat elektabilitas dan popularitas ketokohan, bukan ideologis. Tendensi ini dapat dilihat dari beberapa tokoh partai, seperti Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar atau yang akrab disapa Cak Imin, yang sudah mulai membuat vlog untuk menaikkan popularitas.
“Airlangga (Ketua Umum Partai Golkar) sudah kemana-mana. Puan (politikus PDI Perjuangan) gambarnya sudah ada di mana-mana. Sudah mulai membangun jaringan dan relawan,” kata dia.
Baca Juga
Ia mengatakan bahwa akan ada pergerakan atau manuver politik terkait dengan pendirian partai baru dan pendaftaran partai. Jumlah partai di Indonesia, tutur dia, tidak kunjung berkurang.
“Indonesia sebenarnya susah untuk menjadi negara dengan partai yang sedikit karena masih ada partai dan cukup banyak. Contohnya, Partai Gelora, PKN, Prima, Partai Buruh, Partai Rakyat, dan lain sebagainya,” tutur Firman. (Knu)
Bagikan
Joseph Kanugrahan
Berita Terkait
Pertama dalam Sejarah Suriname Pilih Perempuan sebagai Presiden

Anies Punya Cucu Pertama, Ingin Dipanggil ‘Bang’ tapi Dilarang sang Istri

Pemilu Presiden Korea Selatan Digelar Selasa (3/6), Warga Antusias Datang ke TPS

Partisipasi Pemilih Awal Pilpres Korsel Capai 34,74 Persen, Perhatian Tertuju pada Hasil Pemungutan Suara Pekan Depan

Jadi Warga Negara yang Baik, J-Hope BTS Berikan Suara dalam Pemungutan Suara Awal Pilpres Korea Selatan

Pemungutan Suara Awal untuk Pilpres Korsel Dimulai, 6 Kandidat Bersaing

Han Duck-soo Mundur Sebagai Penjabat Presiden Korsel Demi Ikut Pilpres 3 Juni

Pengamat Sebut Gibran Berpeluang Jadi Lawan Prabowo di Pilpres 2029

Golkar Siap Dukung Prabowo 2 Periode, Tapi Tergantung Prabowo

Muzani Buka Motif KLB Gerindra Putuskan Prabowo Capres Pilpres 2029
