BPIP Khawatir Memori Mayoritas Generasi Muda Terhadap Pancasila Hilang


Ketua Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP), Antonius Benny Susetyo, (kiri). (Foto: MP/Kanu)
MerahPutih.com - Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) mengungkapkan minat generasi muda terhadap Pancasila tergolong rendah.
Staf Khusus Ketua Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP), Antonius Benny Susetyo, menyebut, survei dari Setara Institute menunjukkan sekitar 73 persen anak muda setingkat SMA menyatakan ideologi Pancasila belum final.
Baca Juga:
BPIP Ungkap Sinyal Berbahaya dalam Situasi Perpolitikan Indonesia Jelang Pemilu 2024
"Kenapa ini bisa terjadi? Memori anak muda kita terhadap Pancasila hilang. Dan ini yang paling besar hilangnya keteladanan, role model, bagi anak muda, akan seseorang yang pancasilais," ujarnya saat menjadi pembicara di Semarang, Jawa Tengah, Jumat (17/11).
Rohaniwan Katolik ini menyatakan bahwa tidak adanya role model ini berdampak besar kepada anak-anak muda.
Apalagi, lanjut Benny, Pancasila belum menjadi pandangan hidup. Ditambah fenomena praktik KKN, kekerasan, hukum tebang pilih.
" Akibatnya, anak-anak cuek terhadap Pancasila, karena tidak ada role model yang aktual dan masih berkarya sekarang di Indonesia. Ini harus menjadi perhatian serius semua unsur bangsa," sesal Benny.
Benny menuturkan, jika berbicara Pancasila adalah bicara bagaimana nilai dalam ketuhanan. Yang artinya orang yang memiliki nilai ketuhanan berarti bisa mengaplikasikan kemanusiaan, persatuan, kerakyatan, musyawarah mufakat dan keadilan sosial.
"Aplikasi ini jauh, karena orang-orang sekarang haus kekuasaan dan kekuatan," tutur Benny.
Baca Juga:
Singgung Etika Politik di Pemilu 2024, BPIP Minta Politisi Utamakan Nilai Pancasila
Pakar komunikasi politik ini menyatakan bagaimana anak-anak muda hidup di era teknologi ini
"Anak-anak muda ini anak-anak yang hidup di dunia teknologi, instan dan cepat. Kekuatan visualnya kuat, tetapi gampang terpengaruh.
"Praktiknya sekarang, teknologi membuat peminggiran dan manipulasi terhadap kemanusiaan yang adil dan beradab. Hati-hati terhadap manipulasi, oleh karena itu, berpikirlah kritis dan tambah ilmu literasi," jelasnya.
Benny menuturkan, a-anak muda jangan terjerat dengan 'populerisme' dan menghalalkan segala cara.
"Melukai diri sendiri, merendahkan martabatnya sendiri, hanya agar dapat banyak followers. Inilah dibutuhkan kekritisan anak muda," ungkap dia.
Benny mengajak anak-anak muda untuk memerangi konten yang merusak.
"Jangan hanya ikut arus dan tidak memakai kemampuan berpikir kritisnya. Jangan sampai kita hidup instan terus, tetapi harus cerdas, dan mewujudkan masyarakat adil dan makmur," tutup Benny.(Knu)
Baca Juga:
Mayoritas Anak Muda Anggap Pancasila Bukan Ideologi Permanen, BPIP: Mengerikan
Bagikan
Joseph Kanugrahan
Berita Terkait
Calon Paskibraka Dari 38 Provinsi Mulai Latihan Gabungan, Bakal Dikukuhkan Pada 13 Agustus 2025

Dikukuhkan Rabu, 76 Calon Paskibraka 2025 Mulai Menginap di Jakarta Malam Ini

Penetapan Hari Kebudayaan Nasional 17 Oktober Diklaim Tidak Terkait Dengan Hari Ulang Tahun Presiden Prabowo

Lagu Indonesia Raya dan Pembacaan Naskah Pancasila Diputar Setiap Hari di Kabupaten Bogor

DPR Mulai Cari Masukan dan Pandangan Buat Bahas RUU BPIP

Pembubaran Retret Pelajar Kristen di Sukabumi Cederai Pancasila, DPR Desak Semua Pelaku Ditangkap

Prabowo-Mega Mesra Saat Upacara Hari Pancasila, Jokowi Absen karena Alergi

Ingatkan Pancasila Bukan Slogan, Prabowo Imbau Pejabat: Jangan Anggap NKRI Bisa Ditipu

Prabowo: Tidak Boleh Ada Kemiskinan di Indonesia

Momen Akrab Prabowo-Megawati di Hari Pancasila, Presiden Sampai Pindah Kursi
