BMKG Sebut Penurunan Permukaan Tanah Pemicu Lain Pulau Jawa Rentan Banjir


Warga mendorong sepeda motor yang mogok akibat banjir di Kota Semarang, Jawa Tengah, Rabu (13/3). (ANTARA/HO-BPBD Semarang)
MerahPutih.com - Penurunan permukaan tanah menjadi pemicu lain sebagian besar daerah di Pulau Jawa rentan terkena bencana banjir dan tanah longsor. Itu selain kondisi anomali cuaca-iklim.
Hal ini disampaikan Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati seperti dikutip dari Antara.
“Fenomena penurunan muka tanah ini diketahui merujuk dari hasil penyelidikan geologi yang diikuti oleh tim BMKG,” kata dia dalam video konferensi bibit siklon tropis BMKG yang dipantau di Jakarta, Kamis (14/3).
Baca Juga:
Peningkatan Curah Hujan hingga 18 Maret, BMKG Ungkap Pemicunya
Kota Semarang, Pekalongan dan Demak menjadi salah satu contoh daerah di Pulau Jawa yang paling kentara mengalami penurunan permukaan tanah itu.
Penuruan permukaan tanah wilayah pesisir Kota Semarang, Pekalongan dan Demak sekitar 10 centimeter per tahun sesuai hasil penelitian. Fenomena ini sudah berlangsung terhitung sejak 10 tahun terakhir.
Penurunan yang berkelanjutan membuat permukaan tanah wilayah pesisir Jawa Tengah saat ini terpaut lebih rendah dari muka air laut. Kondisi kian diperparah setelah analisis meteorologi menemukan hingga beberapa waktu ke depan atmosfer Indonesia masih akan dilanda aktivitas Madden Julian Oscillation (MJO) serta fenomena Gelombang Kelvin, Rossby Equatorial, dan tiga Bibit Siklon Tropis sekaligus.
“Itulah mengapa bila diguyur hujan air cepat menyebar, dan surutnya membutuhkan waktu lama dan juga tak sedikit berujung longsor,” ujarnya.
Kepala BMKG menilai hasil analisa saintifik tersebut menjadi dasar acuan untuk semua pihak baik pemerintah, legislatif maupun masyarakat memikirkan solusi bagaimana kerentanan bencana banjir bisa diminimalisasi dan dampaknya tidak meluas.
Baca Juga:
Banjir di Semarang Bikin Perjalanan Kereta Api Dibatalkan dan Terlambat Sampai 6 Jam
BMKG berkomitmen untuk siap melakukan apa pun yang diperlukan, membantu baik dalam hal mitigasi kebencanaan maupun upaya penanganan darurat dampak bencana bersama lembaga/instansi lainnya demi kemaslahatan bangsa. (*)
Bagikan
Frengky Aruan
Berita Terkait
Banjir Jakarta Mulai Surut, 2 RT Masih Terendam hingga Selasa (16/9) Sore

12 RT di Jakarta Selatan Banjir, Ketinggian Sampai 70 Centimeter

Bali Dilanda Cuaca Ekstrem dan Banjir, Pemda Minta BNPB Lakukan Modifikasi Cuaca

Bali Berpotensi Dilanda Cuaca Ekstrem Hingga 21 September 2025, BBMKG Ungkap Penyebabnya

Prakiraan Cuaca Jakarta, 16 September 2025: Mayoritas Wilayah Bakal Diguyur Hujan Disertai Petir pada Malam Hari

Cuaca Ekstrem Diperkirakan Terjadi di Sumatera Selatan 15-18 September, Waspada Potensi Banjir dan Tanah Longsor

Mayoritas Wilayah Indonesia Bakal Diguyur Hujan Ringan Hingga Sedang pada Senin (15/9)

Mayoritas Wilayah Indonesia Berawan Tebal dan Hujan pada Minggu (14/9)

Cuaca Jakarta 14 September 2025: Seluruh Wilayah Diprediksi Berawan, Ini Imbauan dari BMKG

Presiden Prabowo Kunjungi Warga Bali, Dicurhati Rumah Ambruk dan Harta Ludes Diterjang Banjir Bandang
