Jelang Pilpres, Bijaklah Bermedsos


Jangan mudah terpancing provokasi dan berita bohong di media sosial. (Foto: Unsplash/Alexander Shatov)
PENGGUNAAN yang makin intens jelang pemilu presiden menerbitkan kekhawatiran baru. Pengamat Telekomunikasi Heru Sutadi mengajak masyarakat untuk bertanggung jawab dalam menggunakan media sosial menjelang Pemilu Presiden 2024. Di sisi lain, pers diharapkan dapat berperan dalam menenangkan suasana.
Heru mengungkapkan keprihatinannya dengan terkait penggunaan media sosial yang semakin intensif dalam menyebarkan hoaks, ujaran kebencian, kampanye hitam, dan doxing menjelang Pemilu 2024, seperti dilaporkan ANTARA, Sabtu (10/6).
Dia mengajak pers untuk menjadi pihak yang dapat memberikan informasi yang akurat, menenangkan suasana, dan melakukan verifikasi fakta terhadap informasi yang beredar di media sosial.
Baca juga:
Tujuh Cara Bijak Bermedia Sosial, Salah Satunya Mengerti Sisi Hukum

Selain itu, kepada pengguna media sosial, Heru mengimbau agar mereka berpikir dua kali sebelum menyebarkan informasi yang belum diketahui kebenarannya.
Dia mendorong untuk menyebarkan informasi yang positif dan sudah terverifikasi agar masyarakat juga dapat merasakan manfaat dari penggunaan media sosial tersebut.
Pendapat serupa juga disampaikan oleh pakar komunikasi dari Universitas Indonesia, Firman Kurniawan Sujono. Dia berharap seluruh lapisan masyarakat dapat menjaga kenyamanan dan keamanan di media sosial menjelang Pemilihan Presiden tahun depan.
Baca juga:
Pentingnya Peran Jurnalis Edukasi Masyarakat Melawan Hoaks di Medsos

Firman menyoroti potensi kerusakan yang dapat ditimbulkan jika masyarakat terlibat dalam penyebaran misinformasi dan informasi yang tidak akurat karena afiliasi dengan kontestan atau partai politik tertentu.
Hal ini dapat merusak kepercayaan masyarakat terhadap media sosial dan menciptakan ketidaknyamanan dalam penggunaannya.
Firman juga menyebutkan bahwa lebih dari 167 juta orang di Indonesia terhubung dengan media sosial, dari total 212 juta pengguna internet. Dengan demikian, penyebaran informasi melalui media sosial menjadi sangat cepat.
Oleh karena itu, Firman menekankan pentingnya tanggung jawab dalam penggunaan media sosial secara etis di masyarakat. Para pengguna media sosial diimbau untuk mempertimbangkan efek jangka panjang dari setiap unggahan yang mereka kirimkan ke media sosial. (waf)
Baca juga:
Jelang Pilpres, Berita Hoaks Meningkat. Polri: Kalau Jumlahnya Saya Sebutkan, Kalian Kaget
Bagikan
Andrew Francois
Berita Terkait
Pimpinan MPR Dukung Penerapan Kebijakan Satu Orang Satu Akun Media Sosial

Marak Akun Palsu, Komisi I DPR Dorong Kampanye 1 Orang Punya 1 Akun Medsos

Sempat Disebut Meninggal Akibat Kebakaran, Istri Eks PM Nepal Masih Hidup, Dirawat Intensif

Presiden Nepal Yakinkan Semua Pihak, Tuntutan Pengunjuk Rasa Akan Dipenuhi

Klarifikasi Unggahan Anaknya Soal Lengserkan CIA, Menkeu Purbaya: Dia Anak Kecil, Tak Tau Apa-Apa

19 Tewas dalam Demonstrasi Tolak Larangan Medsos dan Serukan Penindakan Korupsi, Perdana Menteri Nepal Mundur

Nepal Akhirnya Cabut Larangan Media Sosial setelah Protes Besar Menewaskan 19 Orang

Nepal Bergejolak Tolak Pelarangan Media Sosial dan Serukan Penindakan Korupsi, Sedikitnya 16 Tewas

Polisi Masih Buru Akun Media Sosial yang Sebarkan Provokasi Demo dan Penjarahan

Provokasi Bakar Bandara Soetta di TikTok, Pekerja Swasta Jadi Tersangka
