Pentingnya Peran Jurnalis Edukasi Masyarakat Melawan Hoaks di Medsos

Angga Yudha PratamaAngga Yudha Pratama - Selasa, 15 Juni 2021
Pentingnya Peran Jurnalis Edukasi Masyarakat Melawan Hoaks di Medsos

Ilustrasi. (Pixabay)

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

Merahputih.com - Peran Jurnalis dalam meluruskan informasi hoaks dan ujaran kebencian di media sosial, mutlak dilakukan. Sebab, jika para pewarta tak memberikan informasi akurat, masyarakat akan mudah dibanjiri informasi negatif oleh kebanyakan netizen.

Dalam diskusi yang diadakan Forum Jurnalis bertajuk 'Literasi Digital dalam Bermedia Sosial', Ketua Jurnalis Jakarta Pusat (JJP) Komaruddin Bagja Arjawinangun mencontohkan minimnya literasi digital. Seperti saat viral soal anak SD yang menyeberang lewat keranjang kemudian viral dan dengan caption yang menyudutkan pemerintah. Padahal, peristiwa itu adalah anak-anak sekolah dasar hanya bermain-main saja.

“Masyarakat kita gampang terprovokasi gitu,” ungkap Bagja, Selasa (15/6).

Baca Juga:

[HOAKS atau FAKTA] Video 450 Kantong Jenazah COVID-19 Berisikan Kertas

Menurut dia, perlunya literasi medsos yang masif di kalangan masyakarat, sekaligus jangan sampai memberi panggung kepada mereka yang ingin menyebarkan hoaks di platform apapun.

"Begitu juga awak media juga jangan ikut menyebarkan informasi yang belum terverifikasi dan terklarifkasi sehingga masyarakat yang mendapatkan berita juga tercerahkan," jelas Bagja yang dikenal sebagai penggiat literasi medsos yang positif ini.

Bagja berharap masyarakat luas harus tetap bijak dalam mengoperasikan akun-akun sosial media mereka masing-masing, tidak menyebar informasi yang belum terbukti kebenarannya.

“Bukan hanya orang awam, orang terpelajar pun bisa terbawa menyebarkan hoaks tanpa melihat latar belakang mereka. Terseret arus kepentingan biasanya,” beber Bagja.

Salah satu jurnalis online di Jakarta, Wilbrodus Nafie pun mengajak kepada masyarakat luas untuk berhati-hati di medsos. Jika mengoperasikan media sosial tidak dibarengi dengan literasi yang baik dan emosional yang cukup, maka hoaks akan mudah tersebar.

“Dan hal yang penting terutama bagi kita awak media. Ini skill bagi kita untuk mencermati dan memaknai sesuatu yang akan kita infokan kepada masyarakat,” kata Willy.

Ilustrasi. (Pixabay)

Pria asal Belu, Nusa Tenggara Timur ini mencontohkan isu haji yang dilempar dan membumbung tinggi sampai dampak jamaah menarik uang dan sebagainya. Padahal belum tentu informasi yang mereka terima itu benar adanya.

“Sebagai jurnalis harus peka, jangan selalu pakai sumber medsos,” tambahnya.

Ia mengatakan, bahwa hoaks banyak menyebar karena kecepatan update berita tidak diimbangi dengan literasi yang baik oleh masyarakat. Willy berharap agar para insan jurnalis pun memang banyak memberikan informasi yang akurat.

Kendati demikian, informasi-informasi faktual yang mereka terbitkan masih banyak kalah dengan informasi yang muncul di sosial media, termasuk konten informasi yang sesat alias hoaks.

“Jadi kita harus kembangkan informasi faktual dan netral agar konten hoaks tereduksi dengan sendirinya. Jangan beri informasi yang hanya melegakan ego masyarakat,” tambahnya.

Hal sama diungkapkan jurnalis Muhammad Ibnu. Pria yang biasa meliput kegiatan politik nasional ini mengemukakan bahwa pertempuran tulisan atau narasi negatif yang sudah masuk ke jejak digital saat ini sudah meresahkan masyarakat.

Baca Juga:

[HOAKS atau FAKTA]: Menerima Donor Darah dari Orang yang Divaksin COVID-19 Bisa Berbahaya

Dan ini pun seperti sudah menjadi fenomena dan berdampak negatif kepada publik. “Jurnalis mesti memberikan solusi dan untuk mereduksi dari berita-berita hoaks dengan salah satunya memberikan edukasi pada masyarakat,” ujar Ibnu.

Dan ia juga berharap agar para jurnalis bisa ikut bergerak, karena mereduksi hoaks di kalangan masyarakat adalah kerja-kerja kolaboratif semua komponen anak bangsa tanpa terkecuali.

Seperti perlu sinergisitas dengan instansi maupun kolaborasi dengan semua pihak, untuk mereduksi peredaran hoaks, ujaran kebencian dan narasi negatif. "Jadi tinggal implementasinya saja,” pungkasnya. (Knu)

##HOAKS/FAKTA #Penyebar Hoaks
Bagikan

Berita Terkait

Indonesia
[HOAKS atau FAKTA ]: Menkeu Purbaya Usulkan Gaji Guru Setara Anggota DPR
Beredar informasi yang menyebut Menkeu Purbaya akan menaikkan gaji guru setara dengan anggota DPR. Simak faktanya!
Ananda Dimas Prasetya - Rabu, 10 Desember 2025
[HOAKS atau FAKTA ]: Menkeu Purbaya Usulkan Gaji Guru Setara Anggota DPR
Indonesia
[HOAKS atau FAKTA]: Presiden ke-7 RI Joko Widodo Ditugaskan BRIN jadi Ketua Gugus Tugas Penanggulangan Bencana
Joko Widodo Ditugaskan BRIN Jadi Ketua Taskforce Penanggulangan Bencana, cek faktanya.
Ananda Dimas Prasetya - Selasa, 09 Desember 2025
[HOAKS atau FAKTA]: Presiden ke-7 RI Joko Widodo Ditugaskan BRIN jadi Ketua Gugus Tugas Penanggulangan Bencana
Indonesia
[HOAKS atau FAKTA] : Dirut BPJS Kesehatan Minta Prabowo ‘Restui’ Penaikan Tarif Iuran 50 Persen
Hingga saat ini tidak ada kenaikan iuran ataupun perubahan regulasi terkait penyesuaian iuran BPJS Kesehatan.
Dwi Astarini - Jumat, 05 Desember 2025
[HOAKS atau FAKTA] : Dirut BPJS Kesehatan Minta Prabowo ‘Restui’ Penaikan Tarif Iuran 50 Persen
Indonesia
[HOAKS atau FAKTA]: Ingin Dicap sebagai Pahlawan, Jokowi Datangi Lokasi Bencana di Sumatra
Beredar video yang menampilkan Presiden ke-7 RI Joko Widodo tengah mengunjungi lokasi bencana alam Sumatra. Cek fakta lengkapnya.
Ananda Dimas Prasetya - Jumat, 05 Desember 2025
[HOAKS atau FAKTA]: Ingin Dicap sebagai Pahlawan, Jokowi Datangi Lokasi Bencana di Sumatra
Indonesia
[HOAKS atau FAKTA] : Prabowo Bagikan Bansos Rp 50 Juta Akhir Tahun ini untuk Biaya Sekolah dan Bayar Utang
Tidak ditemukan sumber resmi pemerintah maupun pernyataan kredibel yang memverifikasi klaim tersebut.
Dwi Astarini - Kamis, 04 Desember 2025
[HOAKS atau FAKTA] : Prabowo Bagikan Bansos Rp 50 Juta Akhir Tahun ini untuk Biaya Sekolah dan Bayar Utang
Indonesia
[HOAKS atau FAKTA]: Menteri ESDM Bahlil Lelang Gunung Lawu untuk Proyek Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi
Menteri ESDM Balil Lahadalia disebut melelang Gunung Lawu untuk Proyek Tenaga Panas Bumi, Cek Faktanya!
Ananda Dimas Prasetya - Kamis, 04 Desember 2025
[HOAKS atau FAKTA]: Menteri ESDM Bahlil Lelang Gunung Lawu untuk Proyek Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi
Indonesia
[HOAKS atau FAKTA]: Dunia Tetapkan Status Bencana Internasional untuk Indonesia
Beredar informasi di media sosial yang menyebut: Dunia tetapkan status bencana internasional untuk Indonesia. Cek Faktanya!
Ananda Dimas Prasetya - Rabu, 03 Desember 2025
[HOAKS atau FAKTA]: Dunia Tetapkan Status Bencana Internasional untuk Indonesia
Indonesia
[HOAKS atau FAKTA]: Efek Banjir Sumatra Barat, Ikan Hiu Sampai Masuk ke Pemukiman Warga di Padang
Beredar video di media sosial yang menampilkan ikan hiu masuk ke pemukiman warga. Hal ini disebut efek dari banjir yang terjadi di Sumbar. Cek Faktanya!
Ananda Dimas Prasetya - Selasa, 02 Desember 2025
[HOAKS atau FAKTA]: Efek Banjir Sumatra Barat, Ikan Hiu Sampai Masuk ke Pemukiman Warga di Padang
Indonesia
[HOAKS atau FAKTA]: Pemerintah Tak Tetapkan Status ‘Bencana Nasional’ di Sumatra karena Bukan Bagian dari Wilayah Jawa
Beredar unggahan yang menyebut alasan Presiden tak menetapkan status bencana nasional untuk Sumatra, karena bukan bagian dari Jawa. Cek faktanya!
Ananda Dimas Prasetya - Selasa, 02 Desember 2025
[HOAKS atau FAKTA]: Pemerintah Tak Tetapkan Status ‘Bencana Nasional’ di Sumatra karena Bukan Bagian dari Wilayah Jawa
Indonesia
[HOAKS atau FAKTA] : Prabowo Larang Jokowi Pergi ke Luar Negeri karena Kasus Dugaan Ijazah Palsu
Larangan itu disebut terkait dengan kasus dugaan ijazah palsu yang menimpa Jokowi.
Dwi Astarini - Senin, 01 Desember 2025
[HOAKS atau FAKTA] : Prabowo Larang Jokowi Pergi ke Luar Negeri karena Kasus Dugaan Ijazah Palsu
Bagikan