Pentingnya Peran Jurnalis Edukasi Masyarakat Melawan Hoaks di Medsos

Ilustrasi. (Pixabay)
Merahputih.com - Peran Jurnalis dalam meluruskan informasi hoaks dan ujaran kebencian di media sosial, mutlak dilakukan. Sebab, jika para pewarta tak memberikan informasi akurat, masyarakat akan mudah dibanjiri informasi negatif oleh kebanyakan netizen.
Dalam diskusi yang diadakan Forum Jurnalis bertajuk 'Literasi Digital dalam Bermedia Sosial', Ketua Jurnalis Jakarta Pusat (JJP) Komaruddin Bagja Arjawinangun mencontohkan minimnya literasi digital. Seperti saat viral soal anak SD yang menyeberang lewat keranjang kemudian viral dan dengan caption yang menyudutkan pemerintah. Padahal, peristiwa itu adalah anak-anak sekolah dasar hanya bermain-main saja.
“Masyarakat kita gampang terprovokasi gitu,” ungkap Bagja, Selasa (15/6).
Baca Juga:
[HOAKS atau FAKTA] Video 450 Kantong Jenazah COVID-19 Berisikan Kertas
Menurut dia, perlunya literasi medsos yang masif di kalangan masyakarat, sekaligus jangan sampai memberi panggung kepada mereka yang ingin menyebarkan hoaks di platform apapun.
"Begitu juga awak media juga jangan ikut menyebarkan informasi yang belum terverifikasi dan terklarifkasi sehingga masyarakat yang mendapatkan berita juga tercerahkan," jelas Bagja yang dikenal sebagai penggiat literasi medsos yang positif ini.
Bagja berharap masyarakat luas harus tetap bijak dalam mengoperasikan akun-akun sosial media mereka masing-masing, tidak menyebar informasi yang belum terbukti kebenarannya.
“Bukan hanya orang awam, orang terpelajar pun bisa terbawa menyebarkan hoaks tanpa melihat latar belakang mereka. Terseret arus kepentingan biasanya,” beber Bagja.
Salah satu jurnalis online di Jakarta, Wilbrodus Nafie pun mengajak kepada masyarakat luas untuk berhati-hati di medsos. Jika mengoperasikan media sosial tidak dibarengi dengan literasi yang baik dan emosional yang cukup, maka hoaks akan mudah tersebar.
“Dan hal yang penting terutama bagi kita awak media. Ini skill bagi kita untuk mencermati dan memaknai sesuatu yang akan kita infokan kepada masyarakat,” kata Willy.

Pria asal Belu, Nusa Tenggara Timur ini mencontohkan isu haji yang dilempar dan membumbung tinggi sampai dampak jamaah menarik uang dan sebagainya. Padahal belum tentu informasi yang mereka terima itu benar adanya.
“Sebagai jurnalis harus peka, jangan selalu pakai sumber medsos,” tambahnya.
Ia mengatakan, bahwa hoaks banyak menyebar karena kecepatan update berita tidak diimbangi dengan literasi yang baik oleh masyarakat. Willy berharap agar para insan jurnalis pun memang banyak memberikan informasi yang akurat.
Kendati demikian, informasi-informasi faktual yang mereka terbitkan masih banyak kalah dengan informasi yang muncul di sosial media, termasuk konten informasi yang sesat alias hoaks.
“Jadi kita harus kembangkan informasi faktual dan netral agar konten hoaks tereduksi dengan sendirinya. Jangan beri informasi yang hanya melegakan ego masyarakat,” tambahnya.
Hal sama diungkapkan jurnalis Muhammad Ibnu. Pria yang biasa meliput kegiatan politik nasional ini mengemukakan bahwa pertempuran tulisan atau narasi negatif yang sudah masuk ke jejak digital saat ini sudah meresahkan masyarakat.
Baca Juga:
[HOAKS atau FAKTA]: Menerima Donor Darah dari Orang yang Divaksin COVID-19 Bisa Berbahaya
Dan ini pun seperti sudah menjadi fenomena dan berdampak negatif kepada publik. “Jurnalis mesti memberikan solusi dan untuk mereduksi dari berita-berita hoaks dengan salah satunya memberikan edukasi pada masyarakat,” ujar Ibnu.
Dan ia juga berharap agar para jurnalis bisa ikut bergerak, karena mereduksi hoaks di kalangan masyarakat adalah kerja-kerja kolaboratif semua komponen anak bangsa tanpa terkecuali.
Seperti perlu sinergisitas dengan instansi maupun kolaborasi dengan semua pihak, untuk mereduksi peredaran hoaks, ujaran kebencian dan narasi negatif. "Jadi tinggal implementasinya saja,” pungkasnya. (Knu)
Bagikan
Joseph Kanugrahan
Berita Terkait
[HOAKS atau FAKTA] : Takut Terjadi Perang, Malaysia Minta Maaf dan Kembalikan Blok Ambalat ke Indonesia
![[HOAKS atau FAKTA] : Takut Terjadi Perang, Malaysia Minta Maaf dan Kembalikan Blok Ambalat ke Indonesia](https://img.merahputih.com/media/d3/ef/cd/d3efcda4ca4af508cc1aa1cc3dfdfc1a_182x135.png)
[HOAKS atau FAKTA]: Prabowo Meminta Maaf ke Rakyat Karena Tak Bisa Membubarkan DPR
![[HOAKS atau FAKTA]: Prabowo Meminta Maaf ke Rakyat Karena Tak Bisa Membubarkan DPR](https://img.merahputih.com/media/df/92/f7/df92f72b6654ca72e44ade13c4d171f3_182x135.png)
[HOAKS atau FAKTA]: Prabowo Berikan Bansos Tahap 3 Sebesar Rp 7 Juta untuk Setiap Rakyat Indonesia
![[HOAKS atau FAKTA]: Prabowo Berikan Bansos Tahap 3 Sebesar Rp 7 Juta untuk Setiap Rakyat Indonesia](https://img.merahputih.com/media/f2/d7/f5/f2d7f53c65a06f47f3024600288e88c8_182x135.png)
[HOAKS atau FAKTA]: Akibat Sering Kritik Jokowi, Rumah Roy Suryo Dibakar Massa
![[HOAKS atau FAKTA]: Akibat Sering Kritik Jokowi, Rumah Roy Suryo Dibakar Massa](https://img.merahputih.com/media/69/ce/21/69ce2129b7e019162e90e6a26f8850a9_182x135.png)
[HOAKS atau FAKTA]: Prabowo Pindahkan 150 Ribu TKI dari Malaysia untuk Bekerja di Jepang
![[HOAKS atau FAKTA]: Prabowo Pindahkan 150 Ribu TKI dari Malaysia untuk Bekerja di Jepang](https://img.merahputih.com/media/42/61/3d/42613d2d8aed69cc9a59274152141868_182x135.png)
TNI Merasa Jadi Sasaran Hoaks dan Adu Domba, Pastikan Solid bersama Polri Jaga Stabilitas Keamanan Nasional

Bantahan TNI Terkait 5 Kabar Yang Tuduh Ada Dugaan Keterlibatan TNI Dalam Demo

[HOAKS atau FAKTA]: Presiden Prabowo Bekukan DPR
![[HOAKS atau FAKTA]: Presiden Prabowo Bekukan DPR](https://img.merahputih.com/media/a0/ff/d7/a0ffd7ac2cb35dbb7a0dcb13d5aba36f_182x135.jpeg)
[HOAKS atau FAKTA]: Ahmad Sahroni Pingsan hingga Dirawat saat Rumahnya Dijarah Massa
![[HOAKS atau FAKTA]: Ahmad Sahroni Pingsan hingga Dirawat saat Rumahnya Dijarah Massa](https://img.merahputih.com/media/45/ad/e5/45ade544c01fa79f9facba202acf6b4b_182x135.png)
Aksi Demo di Bandara Adalah Hoaks, Kapolresta Bandara Soetta: Jangan Terhasut Provokasi
