BI Diperkirakan Mulai Pangkas Suku Bunga Kredit
Ilustrasi petugas menunjukan uang pecahan rupiah dan dolar AS di gerai penukaran mata uang asing di Jakarta. (ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja/foc/pri.)
MerahPutih.com - Perekonomian Indonesia tetap tumbuh baik didukung oleh permintaan domestik, dan memperkirakan pertumbuhan ekonomi 2023 berada dalam kisaran 4,5 sampai 5,3 persen.
Pada 2024, kinerja konsumsi baik swasta maupun pemerintah dan investasi diperkirakan terus meningkat sejalan dengan keyakinan konsumsi masyarakat yang tetap baik, dampak positif pelaksanaan pemilihan umum (pemilu) serta keberlanjutan pembangunan proyek strategis nasional.
Baca Juga:
Nelayan Rembang Respons Positif Program Penghapusan Kredit Macet Ganjar-Mahfud
Dengan perkembangan tersebut, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2024 diperkirakan meningkat dalam kisaran 4,7 sampai 5,5 persen.
Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede memperkirakan Bank Indonesia (BI) mulai memangkas suku bunga acuan atau BI-Rate pada paruh kedua 2024.
"Bank Indonesia diperkirakan memiliki ruang untuk menurunkan BI-Rate pada paruh kedua tahun 2024," kata Josua di Jakarta, Rabu (17/1).
Selain itu, ia memprediksi BI akan mempertahankan suku bunga BI-Rate di level 6 persen pada Rawat Dewan Gubernur (RDG) BI bulan Januari 2024.
Perkiraan tersebut dibuat dengan mempertimbangkan perkembangan terakhir dari sisi global dan domestik. Sikap hati-hati bank sentral Amerika Serikat (AS) atau The Fed terkait penurunan suku bunga pada 2024, ditambah dengan risiko inflasi domestik yang sedang berlangsung di paruh pertama tahun ini akibat El-Nino.
"Kami terus mempertahankan perkiraan kami bahwa BI-Rate akan berada di level 5,50 persen pada akhir tahun 2024," ujarnya katanya dikutip Antara.
Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia (RDG BI) pada 20-21 Desember 2023 memutuskan untuk mempertahankan suku bunga acuannya atau BI rate sebesar 6 persen. Suku bunga deposit facility dipertahankan sebesar 5,25 persen, dan suku bunga lending facility juga tetap sebesar 6,75 persen.
Keputusan Bank Indonesia mempertahankan BI rate pada level 6 persen tetap konsisten dengan fokus kebijakan moneter yang pro-stability yaitu untuk penguatan stabilisasi nilai tukar rupiah.
Keputusan tersebut dilakukan untuk mendukung langkah pre-emptive dan forward looking untuk memastikan inflasi tetap terkendali dalam sasaran 2,5 plus minus satu persen pada 2024.
Josua Pardede menegaskan, kondisi perekonomian Indonesia terus menunjukkan ketahanan di tengah gejolak global.
"Di dalam negeri, perkembangan ekonomi Indonesia terus menunjukkan ketahanan," katanya. (*)
Baca Juga:
Pasangan Ganjar – Mahfud Bakal Janji Hapuskan Kredit Macet Nelayan Rp 190 Miliar
Bagikan
Asropih
Berita Terkait
Cadangan Devisa Indonesia Cukup Buat 6 Bulan Ekspor
Kabar Gembira! Pemerintah Tidak Bakal Batasi Pengajuan KUR dan Bunga Tetap 6 Persen
Kredit Koperasi Merah Putih Terbentur Aturan, Menkeu: Gampang Cuma Coret 1-2 Baris
Warga Makin Mudah Lakukan Pembayaran Digital, Transfer Capai Rp 25 Kuadriliun
Target RUU Redenominasi Rupiah Rampung 2027, BI Tegaskan Butuh Persiapan Matang
Surat Utang Global Bikin Cadangan Devisa Meningkat
Banyak yang Belum Tahu, Ingat Transaksi QRIS di Bawah Rp 500 Ribu Gratis Biaya Admin
Pinjaman Rp 3 Miliar Koperasi Merah Putih, Rp 2,5 Miliar Buat Bangun Gudang, Sisanya Buat Modal Kerja
Ekspor Dinilai Bagus, Tapi Ekonomi Indonesia Hanya Tumbuh 5,5 Persen
ADB Kucurkan Pinjaman Rp 2,99 Triliun Buat Proyek Panas Bumi Indonesia