Berempati Malah Bikin Orang Sebal?


Kita bisa membuat orang merasa tidak baik saat berempati terhadapnya. (Foto: Pexels/Liza Summer)
KETIKA seseorang merasa terpuruk, kita mungkin ingin datang untuk berempati menghiburnya. Namun tanpa disadari, alih-alih membuatnya lebih baik kita justru menginvalidasi perasaannya dan membuat ia merasa lebih terluka.
Invalidasi adalah keadaan kita menolak perasaan tersebut dan cenderung menyembunyikan perasaan negatif di balik kata-kata positif. "Invalidasi adalah ketika seseorang tidak menganggap apa yang lawan bicara rasakan sebagai sesuatu yang nyata," tulis psikiater, dr. Jiemi Ardian, SpKJ di akun Twitter-nya.
Baca juga:
Psikolog: Individu dengan Trauma Masa Kecil Miliki Empati Lebih Besar
Invalidasi misalnya, ketika lawan bicara mengungkapkan kesedihannya, mereka seolah tidak mau kalah dan mengecilkan apa yang dirasakan. Misalnya, 'Gitu aja sedih. Gue pernah yang lebih parah lagi'. Ini benar-benar kata yang akan membuatnya makin down.

Jiemi mengemukakan praktik invalidasi, semanis atau sefakta apapun pernyataan yang diucapkan berpotensi sangat menyakitkan bagi mereka yang mendengarnya.
Sementara itu, psikiater dr. I Gusti Rai Putra Wiguna, Sp.KJ menjelaskan dalam akun Instagramnya, @gstraiwiguna ada beberapa karakter orang yang menjatuhkan dan menginvalidasi perasaan orang.
Orang yang menginvalidasi perasaan lawan bicara biasanya mencoba membuatmu merasa bersalah. Respon yang biasa mereka lontarkan ketika lawan bicara mulai curhat misalnya, 'Aku mencoba membantumu', Setidaknya aku coba membantumu', hingga 'kamu membuat orang lain menderita'.
Baca juga:
Ciri lain yang biasa muncul dari orang yang menginvalidasi pihak lain misalnya dengan coba mengasingkanmu. Mereka biasanya mengatakan 'kamu satu-satunya yang merasa terganggu dengan keadaan itu'.
Senada dengan ucapan dokter Jiemi, dokter Rai juga menuturkan bahwa orang yang menginvalidasi orang lain cenderung mengecilkan perasaan lawan bicara. "Mereka cenderung menanggapi perasaan lawan bicara sebagai lelucon. Kalimat andalan mereka misalnya, 'kamu pasti bercanda. Ngga mungkin selebay itu kali'," tuturnya.

Bentuk invalidasi lain yang bisa melukai seseorang yang sedang berduka adalah dengan menasihati dengan kalimat penuh penghakiman. "Bukannya mendengarkan, mereka cenderung menghakimi dengan kalimat menyakitkan seperti, 'Kamu terlalu sensitif', atau 'Kamu kurang berdoa sih'. Padahal mereka tidak tahu seberapa jauh orang tersebut keluar dari kondisi terpuruknya," jelas dokter Rai.
Bukan cuma menghakimi, bentuk invalidasi penyertanya adalah dengan mendikte orang yang bersedih dan mengatakan apa yang harus dilakukan. 'Kamu harusnya bersyukur. Jangan sampai itu mengganggumu', adalah contoh kalimat yang sering mereka ucapkan.
Hal yang paling menyebalkan adalah ketika mulai menyangkal persepsimu dan tetap melakukan pembelaan diri. Kalimat andalan mereka, 'Itu cuma pendapatku kok. Aku tetap menghargaimu'. (avia)
Baca juga:
Bagikan
Berita Terkait
Cegah Modus Love Scamming, Kenali Ciri-cirinya

Jangan Dipendam! Layanan Konsultasi Kesehatan Mental Gratis dan Rahasia Tersedia Nonstop di Jakarta, Bisa Kontak ke Nomor Ini

Kamu Clingy ke Pasangan? Bisa Jadi Itu Tanda Insecure dan Takut Ditinggalkan

Kesedihan Seringkali Berujung pada Impulsive Buying, Ini Penjelasan Ilmiahnya

Jangan Coba-Coba FWB, Risiko Negatif Membayangi

Alasan Psikologis Seseorang Jadi Fomo, Kenali Tanda-tandanya

Si Doi Sungguh Cinta atau Sekadar Breadcrumbing? Ketahui Makna dan Tanda-tandanya

Tips Pertemanan Langgeng, Perlu Adanya 'Ekuitas Persahabatan'

Pasangan Posesif Bikin Hubungan Jadi Toksik, Begini 5 Cara Menghadapinya

Kena Silent Treatment Sama Pasangan? Ini yang Harus Kamu Lakukan
