Kesehatan

Berbahaya Enggak Sih Bunyiin Sendi? Ini Penjelasan Ilmiahnya

annehsannehs - Kamis, 01 Oktober 2020
Berbahaya Enggak Sih Bunyiin Sendi?  Ini Penjelasan Ilmiahnya

Membunyikan sendi sering memberikan efek lega. (Foto Cedars Sinai)

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

KREK begitu suara kalau tangan, leher, atau pinggang dibunyikan rasanya bisa membuat pegal-pegal terasa hilang dalam sekejap. Bahkan, sebagian orang sering melakukan 'ritual' ini setelah bangun tidur, sehabis duduk terlalu lama, atau ketika ingin mulai mengerjakan sesuatu.

Ada juga orang yang menganggap kegiatan bunyiin sendi sebagai cara untuk melepaskan ketegangan. Sayangnya, kegiatan ini seringkali mengganggu orang-orang sekitar.

Baca Juga:

3 Makanan dan Minuman Terbaik untuk Dikonsumsi Menjelang Tidur

Bunyiin tangan sering dilakukan sehabis bangun tidur. (Foto Unsplash/Gregory Pappas)
Bunyiin tangan sering dilakukan sehabis bangun tidur. (Foto: Unsplash/Gregory Pappas)

Nah, tahukah kamu darimana suara-suara tersebut berasal? Dilansir dari Harvard Health Publishing, suara 'krek' ketika membunyikan sendi ini disebabkan oleh jarak antar sendi. Jarak ini menimbulkan gelembung gas nitrogen di dalam cairan sendi yang akan pecah ketika ditekan. Jika dianalogikan, membunyikan tangan serupa dengan meletuskan balon.

Kamu pun mengetahui bahwa biasanya kamu tidak bisa membunyikan sendi yang sama dua kali secara langsung. Dr. Robert Klapper, ahli bedah ortopedi dan salah satu direktur dari Joint Replacement Program mengatakan kepada Cedars Sinai bahwa sendi kita dilumasi oleh cairan sinovial yang bekerja seperti oli pada mesin mobil. Nah, gelembung nitrogen dalam cairan sinovial ini biasanya membutuhkan waktu 20 menit untuk terbentuk kembali di persendian kita.

Sejauh ini, Harvard Medical School menyebutkan bahwa membunyikan sendi itu tidak berbahaya. Meski ada beberapa laporan mengenai dislokasi atau cedera tendon, biasanya itu disebabkan oleh retakan buku jari (bunyiin tangan) yang terlalu kuat.

BACA JUGA:

Jangan Panik saat Musim Flu, Ini Urutan Gejala COVID-19

Apakah bunyiin tangan bisa benar-benar membuat pegal hilang? (Foto Rheumatology Advisor)
Apakah bunyiin persendiaan bisa benar-benar membuat pegal hilang? (Foto: Unsplash/Serafima Lazarenko)

Salah satu penelitian yang paling meyakinkan berasal dari seorang dokter di California. Dilansir dari pubmed.gov, dokter ini telah melakukan penelitian terhadap dirinya sendiri. Selama hidupnya, ia membunyikan sendinya hanya pada satu tangan saja. Setelah puluhan tahun, ia melakukan x-ray di kedua tangannya dan ia tidak menemukan perbedaan pada arthritis di antara kedua tangannya.

Jika merasa sakit ketika membunyikan tangan, laman WebMD melaporkan bahwa kemungkinan kamu memiliki kelainan yang mendasari struktur sendiri seperti tulang rawan yang lepas atau ligamen yang cedera.

Di sisi lain, membunyikan sendiri ternyata tidak sebermanfaat itu untuk kita. Dr. Klapper mengemukakan bahwa kepuasan sehabis membunyikan tangan itu hanyalah sugesti.

"Merasa enak setelah membunyikan sendiri merupakan pengalaman psikologis," ungkap Dr. Klapper. (SHN)

Baca Juga:

Pandemi Bikin Jam Tidur Terbalik? Perbaiki dengan 3 Cara Ini

#Kesehatan #Bebunyian
Bagikan
Ditulis Oleh

annehs

Berita Terkait

Indonesia
Pemerintah Bakal Hapus Tunggakan BPJS Kesehatan Warga
Langkah ini merupakan bagian dari agenda besar pemerintah dalam memperkuat jaring pengaman sosial, terutama bagi masyarakat rentan.
Alwan Ridha Ramdani - Kamis, 02 Oktober 2025
Pemerintah Bakal Hapus Tunggakan BPJS Kesehatan Warga
Lifestyle
Waspadai Tanda-Tanda Mata Minus pada Anak
Pertambahan mata minus ini akan mengganggu aktivitas belajar maupun perkembangan anak
Angga Yudha Pratama - Rabu, 01 Oktober 2025
Waspadai Tanda-Tanda Mata Minus pada Anak
Fun
Strategi Sehat Kontrol Kolesterol, Kunci Sederhana Hidup Berkualitas
Satu dari tiga orang dewasa di Indonesia memiliki kadar kolesterol tinggi.
Ananda Dimas Prasetya - Selasa, 30 September 2025
Strategi Sehat Kontrol Kolesterol, Kunci Sederhana Hidup Berkualitas
Indonesia
Peredaran Rokok Ilegal Dinilai Mengganggu, Rugikan Negara hingga Merusak Kesehatan
Peredaran rokok ilegal dinilai sangat mengganggu. Sebab, peredarannya bisa merugikan negara hingga merusak kesehatan masyarakat.
Soffi Amira - Kamis, 25 September 2025
Peredaran Rokok Ilegal Dinilai Mengganggu, Rugikan Negara hingga Merusak Kesehatan
Indonesia
Pramono Tegaskan tak Ada Peningkatan Penyakit Campak
Pemerintah DKI melalui dinas kesehatan akan melakukan penanganan kasus campak agar tidak terus menyebar.
Dwi Astarini - Jumat, 12 September 2025
Pramono Tegaskan tak Ada Peningkatan Penyakit Campak
Indonesia
Dinkes DKI Catat 218 Kasus Campak hingga September, tak Ada Laporan Kematian
Langkah cepat yang diambil jajaran Dinkes DKI untuk mencegah penyakit campak salah satunya ialah melalui respons penanggulangan bernama ORI (Outbreak Response Immunization).
Dwi Astarini - Selasa, 09 September 2025
Dinkes DKI Catat 218 Kasus Campak hingga September, tak Ada Laporan Kematian
Indonesia
DPR Desak Pemerintah Perkuat Respons KLB Malaria di Parigi Moutong
Lonjakan kasus malaria yang kembali terjadi setelah daerah tersebut sempat dinyatakan eliminasi pada 2024 itu harus menjadi perhatian serius pemerintah pusat dan daerah.
Dwi Astarini - Kamis, 04 September 2025
DPR Desak Pemerintah Perkuat Respons KLB Malaria di Parigi Moutong
Lifestyle
Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut
Stres dapat bermanifestasi pada gangguan di permukaan kulit.
Dwi Astarini - Kamis, 04 September 2025
Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut
Dunia
Menkes AS Pecat Ribuan Tenaga Kesehatan, Eks Pejabat CDC Sebut Pemerintah Bahayakan Kesehatan Masyarakat
Menkes AS juga menghapus program pencegahan penyakit yang krusial.
Dwi Astarini - Rabu, 03 September 2025
Menkes AS Pecat Ribuan Tenaga Kesehatan, Eks Pejabat CDC Sebut Pemerintah Bahayakan Kesehatan Masyarakat
Lifestyle
Intermittent Fasting, antara Janji dan Jebakan, Bisa Bermanfaat Juga Tingkatkan Risiko Kardiovaskular
Mereka yang membatasi makan kurang dari delapan jam sehari memiliki risiko 135 persen lebih tinggi meninggal akibat penyakit kardiovaskular.
Dwi Astarini - Selasa, 02 September 2025
Intermittent Fasting, antara Janji dan Jebakan, Bisa Bermanfaat Juga Tingkatkan Risiko Kardiovaskular
Bagikan