Begini Kelemahan Sosialisasi Kebijakan Publik Oleh Buzzer

Alwan Ridha RamdaniAlwan Ridha Ramdani - Senin, 24 Agustus 2020
Begini Kelemahan Sosialisasi Kebijakan Publik Oleh Buzzer

Ilustrasi Buzzer. (Foto: www.langitamaravati.com).

Ukuran:
14
Font:
Audio:

MerahPutih.com - Penggunaan influencer dan artis atau bahkan buzzer yang hanya bermodal pengikut di media sosial, untuk kampanyekan kebijakan pemerintah atau kebijakan publik dinilai kurang tepat. Penggunaan influencer mengandung lebih banyak sisi kelemahan atau lebih banyak cost daripada benefit.

Influencer dinilai kurang memahami kebijakan yang mereka sampaikan. Selain itu, penggunaan influencer untuk sosialisasi kebijakan publik hanya untuk menarik minat dan daya tarik masyarakat dan masyarakat tidak benar-benar memahami kebijakan yang disampaikan.

"Masyarakat lupa bahwa apa yang disampaikan (kebijakan) itu, malah warga nanti jadi menonton artisnya. Melihat pakaiannya, penampilannya, seksinya, tampannya, (dan) bukan persoalan kebijakannya. Padahal yang seharusnya disampaikan kan kebijakannya," ungkap Pengamat kebijakan publik, Trubus Rahadiansyah.

Baca Juga:

Pakai Influencer Sosialisasikan Programnya, Pemerintah Dinilai Tak Percaya Diri

Ia menegaskan, kondisi tersebut, menyebabkan banyak informasi yang menjadi tidak jelas dan tidak komprehensif karena tidak disampaikan oleh pihak yang tepat.

"Jadi kalau kebijakan, ini memang membutuhkan orang-orang yang punya kapasitas di situ, (misalnya) RT, RW, Lurah, kemudian tokoh-tokoh agama, tokoh-tokoh kemasyarakatan, kemudian akademisi, mahasiswa. Itu karena tentu akan lebih menguntungkan," jelas Trubus kepada wartawan yang dikutip di Jakarta, Minggu (23/8).

Ia juga merasa efektif sosialisasi oleh influencer yang tidak memiliki kapasitas cukup mengkampanyekan kebijakan publik pemerintah, malah informasi yang disampaikan menjadi menyesatkan dan akhirnya tentunya pemborosan anggaran.

"Tidak efektif juga untuk menginformasikan atau melakukan sosialisasi terkait kebijakan-kebijakan yang ditetapkan oleh pemerintah. Itu masalahnya," ujar pengajar dari Universitas Trisakti ini.

Trubus meminta pemerintah transparan dalam penggunaan influencer, karena selama ini, tidak ada penjelasan secara terbuka terkait siapa-siapa saja influencer yang digunakan oleh pemerintah untuk sosialisasi.

"Hal ini perlu diungkap karena uang yang digunakan untuk membayar influencer merupakan uang negara," katanya. (Knu)

Baca Juga:

Media dan Aktivis Diretas, Polisi Harus Usut Tanpa Diskriminasi

#Buzzer #Influencer #Kebijakan Pemerintah
Bagikan

Berita Terkait

Indonesia
Jerome Polin Bongkar Praktik Buzzer Berbayar Fantastis dan Misi Rahasia untuk Redam Demo Tunjangan DPR 2025
Jerome menunjukkan tawaran menjadi buzzer dengan bayaran mencapai Rp 150 juta per unggahan
Angga Yudha Pratama - Sabtu, 30 Agustus 2025
Jerome Polin Bongkar Praktik Buzzer Berbayar Fantastis dan Misi Rahasia untuk Redam Demo Tunjangan DPR 2025
Indonesia
Kasus Perintangan Penyidikan, Ketua Tim Cyber Army Dapat Rp 864 Juta, Anak Buah Cuma Rp 1,5 Juta
Para buzzer tersebut dibagi dalam lima unit tim berbeda yang dipimpin oleh Ketua Tim Cyber Army atau bos buzzer M Adhiya Muzakki (MAM). Setiap Tim dinamai Mustafa 1, Mustafa 2, Mustafa 3, Mustafa 4, dan Mustafa 5.
Alwan Ridha Ramdani - Kamis, 08 Mei 2025
Kasus Perintangan Penyidikan, Ketua Tim Cyber Army Dapat Rp 864 Juta, Anak Buah Cuma Rp 1,5 Juta
Indonesia
Tambah Tersangka, Kejagung Tahan Ketua Tim Cyber Army di Kasus Dugaan Perintangan Penanganan Perkara
Dalam perannya sebagai ketua buzzer, tersangka MAM memperoleh uang sebesar Rp 697.500.000 dan Rp 167.000.000 dari tersangka MS melalui seorang staf di bagian keuangan Ariyanto Arnaldo Law Firm (AALF). Sehingga total uang yang diterima oleh MAM dari MS sebanyak Rp 864.500.000.
Alwan Ridha Ramdani - Kamis, 08 Mei 2025
Tambah Tersangka, Kejagung Tahan Ketua Tim Cyber Army di Kasus Dugaan Perintangan Penanganan Perkara
Indonesia
IDCI Dorong Pengembangan TKDN 2.0 Terkait Rencana Relaksasi Aturan TIK untuk AS
Yayang mengapresiasi pendekatan pemerintah yang memilih diplomasi dan menghindari retaliasi
Angga Yudha Pratama - Rabu, 09 April 2025
IDCI Dorong Pengembangan TKDN 2.0 Terkait Rencana Relaksasi Aturan TIK untuk AS
Dunia
Influencer China Diusir dari Taiwan, Diberi Batas Waktu hingga 24 Maret Sebelum Dideportasi dengan Paksa
Influencer China itu dianggap mengganggu kedaulatan Taiwan.
Ikhsan Aryo Digdo - Selasa, 18 Maret 2025
Influencer China Diusir dari Taiwan, Diberi Batas Waktu hingga 24 Maret Sebelum Dideportasi dengan Paksa
Indonesia
Prabowo Paparkan Kebijakan untuk Indonesia Berdikari Ekonomi, Devisa Hasil Ekspor hingga Danantara
Prabowo memaparkan kebijakan untuk Indonesia agar bisa berdiri di kaki sendiri.
Soffi Amira - Rabu, 26 Februari 2025
Prabowo Paparkan Kebijakan untuk Indonesia Berdikari Ekonomi, Devisa Hasil Ekspor hingga Danantara
Indonesia
Prabowo Paparkan 8 Kebijakan Pendorong Pertumbuhan Ekonomi di Kuartal 1 2025
Prabowo juga memaparkan kebijakan-kebijakan yang mendorong daya saing untuk transformasi ekonomi
Angga Yudha Pratama - Senin, 17 Februari 2025
Prabowo Paparkan 8 Kebijakan Pendorong Pertumbuhan Ekonomi di Kuartal 1 2025
Indonesia
Prabowo Paparkan 8 Kebijakan Pendorong Pertumbuhan Ekonomi di Kuartal I 2025
8 kebijakan disampaikan Prabowo dalam keterangan pers-nya tentang Kewajiban Menyimpan Devisa Hasil Ekspor (DHE) Sumber Daya Alam (SDA) Dalam Negeri yang dilaksanakan di Istana Merdeka, Jakarta Pusat, Senin (17/2) siang.
Frengky Aruan - Senin, 17 Februari 2025
Prabowo Paparkan 8 Kebijakan Pendorong Pertumbuhan Ekonomi di Kuartal I 2025
Indonesia
BPOM Akan Terbitkan Larangan Influencer Review Produk Kecantikan
Aturan ini nantinya akan melarang influncer kecantikan mengumumkan review produk mandiri tanpa merujuk hasil penelitian dari BPOM.
Wisnu Cipto - Rabu, 05 Februari 2025
BPOM Akan Terbitkan Larangan Influencer Review Produk Kecantikan
Indonesia
TNI AL Bantah Gelontorkan Rp 100 Miliar Buat Buzzer, Dalihnya untuk Perlindungan Data
Viral di media sosial dugaan TNI AL melakukan proyek pengadaan pemakaian jasa Key Opinion Leader (KOL) atau buzzer. Anggaran pengadaannya disebutnya mencapai Rp 100 miliar
Wisnu Cipto - Selasa, 14 Januari 2025
TNI AL Bantah Gelontorkan Rp 100 Miliar Buat Buzzer, Dalihnya untuk Perlindungan Data
Bagikan