Begini Cara Pemprov DKI Tangkis Isu Pencemaran Udara

Polusi udara di Jakarta sudah pada tahap bahaya (Foto: antaranews)
Merahputih.com - Pemerintah Provinsi DKI Jakarta melalui Dinas Lingkungan Hidup Provinsi DKI Jakarta memperingati Hari Lingkungan Hidup Sedunia Tahun 2019 dengan berbagai kegiatan yang digelar di Lapangan Banteng, Jakarta Pusat, pada Sabtu (6/7).
Peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia tingkat Provinsi ini dibuka oleh Deputi Gubernur Provinsi DKI Jakarta Bidang Tata Ruang dan Lingkungan Hidup, Oswar M. Mungkasa, yang dihadiri oleh jajaran Pemprov DKI Jakarta. Peringatan tahun ini mengusung tema Beat Air Polution atau Atasi Pencemaran Udara yang diikuti oleh berbagai lapisan warga Ibu Kota.
Tema ini dipilih mengingat kondisi kualitas udara Jakarta akhir-akhir ini mengalami penurunan.
BACA JUGA: Penggugat Polusi Udara Jakarta Enggak Ngerti Jawaban Anies
Berdasarkan hasil pemantauan kualitas udara yang dilakukan Dinas Lingkungan Hidup Provinsi DKI Jakarta, dari bulan Januari-Juni 2019, terjadi tren kenaikan jumlah hari yang melampaui baku mutu, khususnya untuk parameter PM 2.5.
Pencemar terbesar udara Ibu Kota adalah partikulat PM 2.5 atau partikel debu berukuran 2.5 mikron yang bersumber dari kendaraan bermotor, asap cerobong industri, debu dari kontruksi pembangunan infrastruktur, dan kegiatan domestik.
"Memperbaiki kualitas udara Jakarta adalah tugas bersama pemerintah dan seluruh warga Jakarta. Oleh karena itu, peringatan tahun ini diaktualisasikan dengan melibatkan peran aktif seluruh lapisan masyarakat. Mulai dari murid SD, SMP, SMA, penyandang disabilitas serta masyarakat umum, utamanya pemilik kendaraan bermotor," ujar Plt. Kepala Dinas Lingkungan Hidup Provinsi DKI Jakarta, Andono Warih, Sabtu (6/7).

Hal-hal yang dapat dilakukan warga Jakarta dalam mengatasi pencemaran udara, lanjut Andono, antara lain mengubah gaya hidup dengan berpindah dari menggunakan kendaraan pribadi ke transportasi umum massal, terlebih transportasi publik di Ibu Kota sudah terintegrasi melalui JakLingko.
Pengguna kendaraan bermotor juga dapat ikut mengurangi polusi udara dengan melakukan uji emisi kendaraannya secara rutin setiap enam bulan sekali di bengkel pelaksana uji emisi dan memastikan agar emisi yang dihasilkan kendaraannya tidak melampaui ambang batas yang telah ditetapkan.
Selain itu, tutur Andono, masyarakat dapat menggalakan penggunaan sepeda dan berjalan kaki. Apalagi trotoar Jakarta juga sudah dibenahi. "Wajah baru Jakarta sangat berpihak kepada pejalan kaki dan pengguna transportasi publik," tambahnya.
BACA JUGA: Pemprov DKI Bantah Polusi Udara di Jakarta Terburuk di Dunia
Masyarakat juga dapat menggiatkan penanaman pohon yang bisa mengurangi polusi udara di lingkungan rumah dan kantornya masing-masing, serta membuat vertical garden dan hidroponik bagi warga yang tidak memiliki halaman. "Ini harus menjadi gerakan masyarakat. Peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia merupakan bentuk kampanye kami untuk membangun kesadaran bersama agar terlibat dalam perbaikan kualitas udara Jakarta," kata Andono.
Peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia tahun ini untuk tingkat Provinsi DKI Jakarta dilaksanakan di Kawasan Lapangan Banteng, Sabtu, 6 Juli 2019. (Knu)
Bagikan
Angga Yudha Pratama
Berita Terkait
Pramono Tegaskan Lokasi Baru Pedagang Pasar Burung Barito Tempat Berhenti Banyak Orang

Heboh Tanggul Beton Laut di Cilincing, Pramono Segera Panggil PT KCN

Rencana Pramono Anung Ubah Badan Hukum PAM Jaya Dapat Penolakan dari Legislator Kebon Sirih

Target Ambisius Pemprov DKI untuk Penuhi Kebutuhan Air Bersih Warga Jakarta Hingga 2029

Gulkarmat Jakarta Beri Peringatan Keras tentang Bahaya Kebakaran Perkantoran pada Akhir Pekan

Pramono Pastikan Jakarta Aman dan Normal Kembali, Layanan Transjakarta Hingga MRT Masih Gratis Hingga 8 September

Hindari Kericuhan Aksi Demo, Pemprov DKI Pulangkan para Pegawai

Pemprov DKI Jakarta Bertanggung Jawab Penuh atas Kerusakan Pasca Demo Rusuh di Depan Gedung DPR

Jakarta Menuju Kota Global, Tidak Terpisahkan Kawasan Tanpa Rokok Termasuk di Gerbong Kereta

Macet di Jalan TB Simatupang tak Terbendung, Pramono Mau Terapkan Sistem Ganjil-Genap
