Batita Berisiko Alami Anemia Akibat Konsumsi Susu Sapi Berlebihan


Susu sapi dikatakan dapat mengganggu kemampuan tubuh dalam menyerap zat besi. (Foto: freepik/valuavitaly)
SUSU sapi merupakan sumber kalsium yang tinggi dan kaya akan zat besi. Namun, tahukah kamu kalau bayi di bawah tiga tahun (batita) dapat menderita anemia akibat terlalu banyak mengonsumsi susu sapi?
Anemia susu dapat menyebabkan kehilangan darah yang begitu banyak pada anak tanpa perdarahan yang terlihat. Ini adalah bentuk kekurangan zat besi yang langka, tapi dapat terjadi pada batita yang minum terlalu banyak susu sapi dan tidak mendapatkan cukup zat besi dalam makanannya.
Baca Juga:
Anemia susu yang juga disebut anemia defisiensi zat besi atau iron deficiency anemia (IDA). Kondisi ini terjadi ketika tubuh tidak memiliki cukup zat besi untuk membuat hemoglobin, yang merupakan komponen penting sel darah merah. Tanpa sel darah merah yang cukup, tubuh tidak mendapatkan cukup oksigen dan nutrisi lainnya.
Susu sapi dikatakan dapat mengganggu kemampuan tubuh dalam menyerap zat besi. Akibatnya, terlalu banyak mengonsumsi susu sapi ditambah dengan rendahnya kadar zat besi dalam makanan dapat menyebabkan anemia.

Susu sapi dalam jumlah besar tanpa suplemen zat besi juga dapat menyebabkan pendarahan usus pada bayi.
Gejala anemia defisiensi zat besi antara lain:
- Konsumsi susu sapi berlebihan (lebih dari 7 mililiter per hari)
- Kulit pucat
- Nafsu makan yang buruk
- Kelelahan
- Kelopak mata bengkak
- Pernapasan cepat
- Infeksi yang sering
- Perkembangan yang melambat
- Masalah perilaku
- Mengidam kotoran, cat, atau es
Prevalensi anemia susu

Menurut Dokter Sahira Long, MD dari Children's National di Washington DC, AS anemia susu yang parah jarang terjadi. Hanya 2 persen hingga 3 persen balita yang mengalami IDA, tetapi 7 persen hingga 9 persen balita mengalami kekurangan zat besi. Ini disebabkan oleh susu, bersama dengan faktor lain seperti jumlah zat besi dalam makanannya.
Disarankan agar semua bayi memeriksakan kadar zat besi dan hemoglobin antara usia 9 dan 12 bulan. Tes ini biasanya dilakukan pada pemeriksaan rutin di usia 1 tahun. Jika kadar zat besi bayi terlalu rendah, dokter dapat merekomendasikan suplemen zat besi dan perubahan pola makan untuk membantu meningkatkan kadarnya ke kisaran yang sehat.
"Meskipun jumlah zat besi dalam ASI rendah, diketahui lebih banyak tersedia secara biologis dan itu memengaruhi seberapa banyak yang diserap," jelas Long seperti diberitakan Parents.com (22/6).
Baca Juga:
Belum Berpengalaman dengan Anak Kecil? Ini 3 Cara agar Disukai Mereka
Menurut Long, bayi yang minum susu sapi juga berisiko lebih tinggi mengalami kehilangan darah di ususnya karena reaksi dengan protein susu tertentu. Dia menjelaskan bahwa minum susu sapi sebelum 12 bulan meningkatkan risiko bayi terkena anemia defisiensi besi. Jadi bila memungkinkan, jangan berikan susu sapi sebelum ulang tahun pertama si bayi.
Susu dapat mengenyangkan. Risikonya adalah susu dapat menggantikan makanan lain dan rangkaian nutrisi yang ditawarkan makanan tersebut. Dengan kata lain, batita yang rutin minum banyak susu dapat merasa kenyang dengan susu sapi dan tidak cukup lapar untuk makan makanan bergizi lain.
Minuman paling sehat untuk anak-anak adalah air putih dan susu, namun ada batas harian untuk susu sapi berdasarkan usia:
- Usia di bawah 12 bulan: ASI atau susu formula saja (tanpa susu sapi)
- Usia 12 hingga 24 bulan: Tidak lebih dari 500 hingga 700 mililiter susu sapi per hari
- Usia 2 tahun ke atas: Tidak lebih dari 500 hingga 600 mililiter susu sapi rendah lemak per hari
Minum susu bukanlah satu-satunya cara bagi batita untuk mendapatkan manfaat dari produk susu. Manfaat susu dapat diperoleh dari produk susu seperti yogurt, keju, dan bahkan minuman kedelai yang diperkaya dan yogurt berbahan dasar kedelai. (aru)
Baca Juga:
Bahaya Ponsel Pada Bayi yang Baru Lahir, Berisiko Terkena Tumor Hingga Kanker!
Bagikan
Berita Terkait
Pramono Tegaskan tak Ada Peningkatan Penyakit Campak

Dinkes DKI Catat 218 Kasus Campak hingga September, tak Ada Laporan Kematian

Bunda, Coba deh Lavender & Chamomile untuk Tenangkan Bayi Rewel secara Alami

DPR Desak Pemerintah Perkuat Respons KLB Malaria di Parigi Moutong

Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut

Menkes AS Pecat Ribuan Tenaga Kesehatan, Eks Pejabat CDC Sebut Pemerintah Bahayakan Kesehatan Masyarakat

Intermittent Fasting, antara Janji dan Jebakan, Bisa Bermanfaat Juga Tingkatkan Risiko Kardiovaskular

Rencana Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan Belum Dapat 'Lampu Hijau' DPR, Legislator Soroti Pentingnya Keadilan Sosial dan Akurasi Data Penerima Bantuan Iuran

Prabowo Janji Bikin 500 Rumah Sakit, 66 Terbangun di Pulau Tertinggal, Terdepan dan Terluar

Prabowo Resmikan Layanan Terpadu dan Institut Neurosains Nasional di Rumah Sakit Pusat Otak Nasional
