Banyaknya Pasien Meninggal Jawaban untuk Orang yang Meremehkan COVID-19

Zulfikar SyZulfikar Sy - Senin, 09 November 2020
Banyaknya Pasien Meninggal Jawaban untuk Orang yang Meremehkan COVID-19

Pemeriksaan COVID-19 di tempat wisata Jawa Barat. (Foto: MP/Dok Humas Jabar)

Ukuran:
14
Audio:

MerahPutih.com - Peneliti utama vaksin COVID-19 Profesor Kusnandi Rusmil menanggapi pandangan beberapa orang yang meremehkan penyakit yang disebabkan SARS CoV-2 virus penyebab COVID-19.

Guru Besar FK Unpad tersebut menyebut, pandemi COVID-19 sudah berlangsung selama 10 bulan. Sebanyak 30 juta orang di dunia terinfeksi virus yang bermula di Wuhan, Tiongkok itu.

Sementara orang yang meninggal di dunia akibat COVID-19 mencapai 3 juta jiwa. “Di Indonesia juga banyak (yang meninggal),” kata Kusnandi, dalam webinar yang digelar Kominfo, baru-baru ini.

Baca Juga:

Bio Farma Dapat Suntikan Modal Rp2 Triliun Buat Produksi Vaksin COVID-19

“Ya boleh saja orang itu jalan-jalan seenaknya, tidak pakai masker. Yang sudah meninggal banyak. Di seluruh dunia 30 juta. Itu yang sudah kena. Meninggal dunia 3 juta,” lanjut Kusnandi.

Dokter spesialis anak Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung itu pun mengingatkan agar orang tidak boleh meremehkan COVID-19. Saat ini, vaksin COVID-19 masih dalam penelitian, masih butuh waktu untuk melakukan vaksinasi agar orang kebal penyakit ini.

Sambil menunggu vaksin jadi, Kusnandi meminta semua orang untuk taat protokol kesehatan pencegahan COVID-19 seperti memakai masker, menjaga jarak, mencuci tangan, menghindari kerumunan, dan lain-lain.

Ketua Tim Riset Uji Klinis Vaksin COVID-19 Sinovac, Prof Kusnandi Rusmil. (ANTARA/Bagus Ahmad Rizaldi)
Ketua Tim Riset Uji Klinis Vaksin COVID-19 Sinovac, Prof Kusnandi Rusmil. (ANTARA/Bagus Ahmad Rizaldi)

Kusnandi setuju kesehatan dan ekonomi sama pentingnya. Untuk itu, ia meminta kepada orang yang bekerja di luar rumah agar selalu memerhatikan protokol kesehatan. Dengan demikian, kesehatan jalan ekonomi juga jalan.

“Kita harus selalu menjaga jarak, jangan sembarangan suapaya kita semua bisa kerja dengan baik sehingga ekonomi jalan lagi, sehingga kita bisa sehat. Jadi betul-betul jaga jarak, masker, cuci tangan dan jangan mengabaikan kegiatan sehari-hari bagaimanapun kita perlu income dan sebagainya,” paparnya.

Sampai saat ini, uji coba vaksin COVID-19 masih berlangsung. Dan penelitian vaksin tidak bisa diburu-buru karena harus berjalan sesuai prosedur ilmiah.

Baca Juga:

Uji Klinis Vaksin COVID-19 Sinovac di Bandung Diklaim Paling Aman

Kusnandi juga mengaku tidak merasa diburu-buru karena penelitian sejauh ini sudah sesuai dengan kaidah ilmiah.

“Menurut saya sih biasa-biasa saja, karena saya tidak buru-buru. Saya sesuai jadwal yang mula-mula dilaksanakan. Sekarang ini 1.620 relawan yang suntik pertama sudah selesai. Suntikan kedua 1.500 sekian. Nanti setelah selesai diteliti selama 6 bulan. Nanti selesainya itu laporan pertama Januari, nanti selesainya Maret. Jadi ga ada diburu-buru,” katanya.

Kalau seandainya Indonesia mau cepat, Kusnandi mempersilakan pemerintah membeli vaksin dari luar negeri. “Vaksin kita belum bisa dipakai,” tandasnya. (Iman Ha/Jawa Barat)

Baca Juga:

17 Relawan Vaksin COVID-19 di Bandung Mundur, ini Penyebabnya

#Vaksin Covid-19 #Virus Corona
Bagikan
Ditulis Oleh

Zulfikar Sy

Tukang sihir

Berita Terkait

Indonesia
[HOAKS atau FAKTA]: Vaksin COVID-19 Terkoneksi Bluetooth di Aplikasi Handphone
Informasi ini diunggah akun Facebook “Jefri Papahnya Aqiela”.
Frengky Aruan - Senin, 09 Juni 2025
[HOAKS atau FAKTA]: Vaksin COVID-19 Terkoneksi Bluetooth di Aplikasi Handphone
Dunia
Ilmuwan China Temukan Virus Corona Kelelawar Baru yang Sama dengan COVID-19, Disebut Dapat Menular ke Manusia Lewat
Virus baru ini berasal dari subgenus merbecovirus, yang juga termasuk virus penyebab Middle East Respiratory Syndrome (MERS).
Dwi Astarini - Jumat, 21 Februari 2025
 Ilmuwan China Temukan Virus Corona Kelelawar Baru yang Sama dengan COVID-19, Disebut Dapat Menular ke Manusia Lewat
Indonesia
[HOAKS atau FAKTA]: Kasus Autoimun Meroket Akibat Vaksinasi COVID-19
Reaktivitas silang antara protein SARS-CoV-2 pada vaksin dan protein manusia dapat menyebabkan berbagai kondisi autoimun, dari dermatitis ringan, kerusakan organ, kelumpuhan, sampai kematian.
Wisnu Cipto - Rabu, 09 Oktober 2024
[HOAKS atau FAKTA]: Kasus Autoimun Meroket Akibat Vaksinasi COVID-19
Indonesia
[HOAKS atau FAKTA]: Vaksin COVID-19 AstraZeneca Penyebab Sakit Jantung
Beredar narasi yang mengeklaim vaksin Astrazeneca merupakan penyebab jantung terasa sakit tanpa sebab.
Frengky Aruan - Jumat, 09 Agustus 2024
[HOAKS atau FAKTA]: Vaksin COVID-19 AstraZeneca Penyebab Sakit Jantung
Lifestyle
Kemenkes Jelaskan Vaksin COVID-19 AstraZeneca Disebut Timbulkan Thrombocytopenia Syndrome
Dwi Astarini - Kamis, 02 Mei 2024
Kemenkes Jelaskan Vaksin COVID-19 AstraZeneca Disebut Timbulkan Thrombocytopenia Syndrome
Indonesia
Indonesia Miliki Sisa Vaksin COVID-19 Sekitar 5,22 Juta Dosis
Terdapat sebanyak 1.345 kasus aktif pada Januari hingga Maret 2024. Adapun kasus mingguan mencapai 28 kasus, dan pengecekan mingguan sebanyak 7.700 kasus.
Alwan Ridha Ramdani - Selasa, 26 Maret 2024
Indonesia Miliki Sisa Vaksin COVID-19 Sekitar 5,22 Juta Dosis
Indonesia
Menkes Pastikan Vaksinasi COVID-19 Berbayar Mulai Tahun Depan
"Tahun depan (berbayar). Karena diminta sampai akhir tahun ini masih ditanggung negara," kata Budi di Balai Kota DKI Jakarta, Jakarta Pusat, Senin (24/7).
Andika Pratama - Senin, 24 Juli 2023
Menkes Pastikan Vaksinasi COVID-19 Berbayar Mulai Tahun Depan
Indonesia
IDI Tetap Sarankan Vaksin Ke-4 Meski Pandemi COVID-19 Telah Berakhir
Indonesi tengah memasuki fase endemi COVID-19. Ketua Satgas COVID-19 yang juga Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Erlina Burhan menyarankan masyarakat untuk tetap melaksanakan vaksinasi keempat atau booster kedua.
Mula Akmal - Kamis, 22 Juni 2023
IDI Tetap Sarankan Vaksin Ke-4 Meski Pandemi COVID-19 Telah Berakhir
Dunia
COVID-19 di Tiongkok Meninggi, 164 Orang Meninggal dalam Sebulan
Kasus positif COVID-19 di Tiongkok memuncak lagi.
Zulfikar Sy - Selasa, 13 Juni 2023
COVID-19 di Tiongkok Meninggi, 164 Orang Meninggal dalam Sebulan
Dunia
WHO Nyatakan Anak dan Remaja Sehat Tidak Perlu Vaksin COVID-19
rganisasi Kesehatan Dunia (WHO) merilis pembaruan rekomendasi vaksinasi COVID-19 pada Selasa (29/3).
Zulfikar Sy - Kamis, 30 Maret 2023
WHO Nyatakan Anak dan Remaja Sehat Tidak Perlu Vaksin COVID-19
Bagikan