Banyaknya Pasien Meninggal Jawaban untuk Orang yang Meremehkan COVID-19


Pemeriksaan COVID-19 di tempat wisata Jawa Barat. (Foto: MP/Dok Humas Jabar)
MerahPutih.com - Peneliti utama vaksin COVID-19 Profesor Kusnandi Rusmil menanggapi pandangan beberapa orang yang meremehkan penyakit yang disebabkan SARS CoV-2 virus penyebab COVID-19.
Guru Besar FK Unpad tersebut menyebut, pandemi COVID-19 sudah berlangsung selama 10 bulan. Sebanyak 30 juta orang di dunia terinfeksi virus yang bermula di Wuhan, Tiongkok itu.
Sementara orang yang meninggal di dunia akibat COVID-19 mencapai 3 juta jiwa. “Di Indonesia juga banyak (yang meninggal),” kata Kusnandi, dalam webinar yang digelar Kominfo, baru-baru ini.
Baca Juga:
Bio Farma Dapat Suntikan Modal Rp2 Triliun Buat Produksi Vaksin COVID-19
“Ya boleh saja orang itu jalan-jalan seenaknya, tidak pakai masker. Yang sudah meninggal banyak. Di seluruh dunia 30 juta. Itu yang sudah kena. Meninggal dunia 3 juta,” lanjut Kusnandi.
Dokter spesialis anak Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung itu pun mengingatkan agar orang tidak boleh meremehkan COVID-19. Saat ini, vaksin COVID-19 masih dalam penelitian, masih butuh waktu untuk melakukan vaksinasi agar orang kebal penyakit ini.
Sambil menunggu vaksin jadi, Kusnandi meminta semua orang untuk taat protokol kesehatan pencegahan COVID-19 seperti memakai masker, menjaga jarak, mencuci tangan, menghindari kerumunan, dan lain-lain.

Kusnandi setuju kesehatan dan ekonomi sama pentingnya. Untuk itu, ia meminta kepada orang yang bekerja di luar rumah agar selalu memerhatikan protokol kesehatan. Dengan demikian, kesehatan jalan ekonomi juga jalan.
“Kita harus selalu menjaga jarak, jangan sembarangan suapaya kita semua bisa kerja dengan baik sehingga ekonomi jalan lagi, sehingga kita bisa sehat. Jadi betul-betul jaga jarak, masker, cuci tangan dan jangan mengabaikan kegiatan sehari-hari bagaimanapun kita perlu income dan sebagainya,” paparnya.
Sampai saat ini, uji coba vaksin COVID-19 masih berlangsung. Dan penelitian vaksin tidak bisa diburu-buru karena harus berjalan sesuai prosedur ilmiah.
Baca Juga:
Uji Klinis Vaksin COVID-19 Sinovac di Bandung Diklaim Paling Aman
Kusnandi juga mengaku tidak merasa diburu-buru karena penelitian sejauh ini sudah sesuai dengan kaidah ilmiah.
“Menurut saya sih biasa-biasa saja, karena saya tidak buru-buru. Saya sesuai jadwal yang mula-mula dilaksanakan. Sekarang ini 1.620 relawan yang suntik pertama sudah selesai. Suntikan kedua 1.500 sekian. Nanti setelah selesai diteliti selama 6 bulan. Nanti selesainya itu laporan pertama Januari, nanti selesainya Maret. Jadi ga ada diburu-buru,” katanya.
Kalau seandainya Indonesia mau cepat, Kusnandi mempersilakan pemerintah membeli vaksin dari luar negeri. “Vaksin kita belum bisa dipakai,” tandasnya. (Iman Ha/Jawa Barat)
Baca Juga:
17 Relawan Vaksin COVID-19 di Bandung Mundur, ini Penyebabnya
Bagikan
Berita Terkait
[HOAKS atau FAKTA]: Vaksin COVID-19 Terkoneksi Bluetooth di Aplikasi Handphone
![[HOAKS atau FAKTA]: Vaksin COVID-19 Terkoneksi Bluetooth di Aplikasi Handphone](https://img.merahputih.com/media/b7/83/47/b783478297cb6d97ceab51e9480de202_182x135.png)
Ilmuwan China Temukan Virus Corona Kelelawar Baru yang Sama dengan COVID-19, Disebut Dapat Menular ke Manusia Lewat

[HOAKS atau FAKTA]: Kasus Autoimun Meroket Akibat Vaksinasi COVID-19
![[HOAKS atau FAKTA]: Kasus Autoimun Meroket Akibat Vaksinasi COVID-19](https://img.merahputih.com/media/71/1c/46/711c467360ed7935305a1847238ccb53_182x135.jpeg)
[HOAKS atau FAKTA]: Vaksin COVID-19 AstraZeneca Penyebab Sakit Jantung
![[HOAKS atau FAKTA]: Vaksin COVID-19 AstraZeneca Penyebab Sakit Jantung](https://img.merahputih.com/media/17/c8/bc/17c8bc561c44cc563d3fef2cba579412_182x135.jpeg)
Kemenkes Jelaskan Vaksin COVID-19 AstraZeneca Disebut Timbulkan Thrombocytopenia Syndrome

Indonesia Miliki Sisa Vaksin COVID-19 Sekitar 5,22 Juta Dosis

Menkes Pastikan Vaksinasi COVID-19 Berbayar Mulai Tahun Depan

IDI Tetap Sarankan Vaksin Ke-4 Meski Pandemi COVID-19 Telah Berakhir

COVID-19 di Tiongkok Meninggi, 164 Orang Meninggal dalam Sebulan

WHO Nyatakan Anak dan Remaja Sehat Tidak Perlu Vaksin COVID-19
