Bank Sentral Singapura Perketat Kebijakan Moneter Demi Melawan Inflasi


Marina Bay Area. (Foto: Visit Singapura)
MerahPutih.com - Singapura tengah berjuang memperlambat laju inflasi mengikuti berbagai negara lain yang juga berjuang melawan tekanan harga yang meningkat.
Bank sentral Singapura memperketat kebijakan moneternya pada Kamis (14/7). Langkah ini di luar siklus negara pulau tersebut.
Baca Juga:
Inflasi di Jakarta Diklaim Masih Lebih Rendah Dibanding Bogor dan Tangerang
Mata uang Singapura langsung melonjak secara luas setelah berita tersebut dan naik hampir 0,7 persen menjadi 1,3963 dolar Singapura per dolar USD. Pengetatan oleh Singapura ini merupakan keempat dalam sembilan bulan terakhir.
Selain itu, Selandia Baru dan Kanada baru-baru ini menaikkan suku bunga untuk menahan lonjakan harga konsumen. Termasuk Bank sentral Chile menaikkan suku bunga acuannya menjadi 9,75 persen pada Rabu (13/7).
Otoritas Moneter Singapura (Monetary Authority of Singapore/MAS) mengatakan, akan memusatkan kembali titik tengah dari pita kebijakan nilai tukar yang dikenal sebagai Nilai Tukar Efektif Nominal, atau S$NEER.
"Langkah kebijakan ini, membangun langkah pengetatan sebelumnya, akan membantu memperlambat momentum inflasi dan memastikan stabilitas harga jangka menengah," kata MAS dalam sebuah pernyataan.
Sementara Federal Reserve (The FED) AS diperkirakan akan meningkatkan kampanye pengetatan moneternya dengan kenaikan suku bunga 100 basis poin bulan ini setelah laporan inflasi yang suram menunjukkan inflasi berpacu pada level tertinggi empat dekade.
Pada April lalu, bank sentral Singapura memperketat kebijakan moneternya untuk memperlambat momentum inflasi terhadap kenaikan harga yang diperburuk oleh perang Ukraina dan hambatan pasokan global.
Perubahan kebijakan terjadi setelah bank sentral mengatakan tingkat pertumbuhan produk domestik bruto Singapura diperkirakan akan berada di bagian bawah kisaran perkiraan 3-5 persen untuk 2022, sementara inflasi inti sekarang diproyeksikan antara 3,0-4,0 persen untuk tahun ini, naik dari perkiraan sebelumnya 2,5-3,5 persen.
"Kami khawatir tentang inflasi dan oleh karena itu kami menyambut mata uang yang kuat," kata Ahli strategi di Bank of Singapore Moh Siong Sim dikutip Antara. (*)
Baca Juga:
Inflasi dan Pasokan Energi Kian Mengkhawatirkan
Bagikan
Alwan Ridha Ramdani
Berita Terkait
Biar Rakyat Senang Saat Belanja, Mendagri Perintahkan Daerah Tahan Inflasi Maksimal di 3,5 Persen

Harga Beras Berikan Kontribusi Inflasi Terbesar Kelompok Pangan Setelah Bawang Merah

Singapura Serius nih, Pengguna Vape yang Kena Razia akan Kena Hukuman Cambuk dan Denda, Wisatawan Juga Bisa Kena Loh

Memaknai Inklusif dalam Aice 7th Indonesia Open Woodball Versi Pemain Senior Asal Singapura

Buka Penerbangan Setiap Hari ke Singapura, Pelita Air Ingin Perbanyak Wisatawan Asing ke Indonesia

Singapura Resmi Larang Pemakaian Vape, Dianggap Sama seperti Narkoba

Kejagung Ajukan Red Notice Tangkap DPO Cheryl Darmadi di Singapura

Bikin Iri! Prabowo Subianto Disambut Bak Bintang di Parade Hari Nasional Singapura

Prabowo Hadiri National Day Parade Singapura, Disambut Hangat WNI dan Diaspora

Angka Kemiskinan Jakarta Year On Year Turun, Gubernur Klaim Berhasil Kendalikan Inflasi
