Sains

Baikal Zen, Fenomena Batuan Mengambang di Atas Air

Raden Yusuf NayamenggalaRaden Yusuf Nayamenggala - Sabtu, 27 Februari 2021
Baikal Zen, Fenomena Batuan Mengambang di Atas Air

Fenomena alam Baikal Zen terlihat begitu mengagumkan. (Foto: elena vtorushina)

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

PADA musim dingin di Danau Baikal Siberia, terjadi sebuah fenomena alam yang sangat langka dan unik yaitu 'Baikal Zen'. Seperti yang dilansir dari laman odditycentral, pada fenomena tersebut, batu-batu besar tampak menyeimbangkan kaki-kaki es tipis di atas permukaan danau, hingga membuat batu tersebut tampak melayang di udara atau mengambang di atas air.

Danau Baikal merupakan perairan yang sangat menakjubkan dan besar, sehingga banyak yang menganggapnya seperti laut. Menariknya, Danau Baikal dikabarkan merupakan danau terdalam dan tertua di Dunia, dan danau air tawar terbesar berdasarkan volume.

Baca Juga:

Gunung Es Unik di Kazakhstan Jadi Sorotan di Media Sosial

Namun, di balik fakta terkenalnya Danau Baikal, ada sejumlah hal yang lebih misterius terjadi di sana. Beberapa tempat di sana memiliki aura mistis, hampir seperti magis.

Ilmuwan belum memiliki kejelasan tetnang fenomena tersebut. (Foto: Instagram/@davidhandlermuss)

Ilmuwan sudah mempelajari fenomena langka itu selama bertahun-tahun. Namun, mereka belum memiliki kejelasan mengapa fenomena tersebut dapat terjadi.

Banyak orang yang tertarik dengan fenomena ini. Mereka mengabadikannya lewat foto dan menjadi sorotan di media sosial. Tapi, ada juga beberapa orang yang menganggap fenomena ini terjadi karena manipulasi digital atau editing.

Baca Juga:

Hewan Unik Mirip 'Alien' Ini Gegerkan Jagat Maya

Meski begitu, sederhananya fenomena tersebut dapat digambarkan sebagai batu datar mirip Zen, yang bertengger di atas irisan es tipis dan beberapa sentimeter di atas permukaan danau yang membeku.

Pemandangan tersebut tak hanya membuat orang biasa kagum. Bahkan, ilmuwan dari berbagai belahan dunia sampai 'menggaruk-garuk kepala' melihatnya. Fenomena tersebut sebenarnya subyek presentasi oleh Tim Ukraina di Turnamen Fisika Internasional.

Baikal ZenRagam jenis fenomena. (Foto: instagram/@mussing_ova_soli)

Dipercaya Baikal Zen akan terjadi saat bebatuan Zen datar membeku di permukaan danau, kemudian di panaskan oleh sinar matahari. Tapi, panas bukanlah satu-satunya penyebab fenomena tersebut.

Angin kencang yang terkadang bertiup di Danau Baikal, turut berperan besar dalam pembentukan formasi Baikal Zen karena mencegah pencairan pilar pusat es.

Jadi, ketika sebagian besar es di bawah bebatuan meleleh karena panas, menghadirkan permukaan cekung, dan pilar pusat tetap sebagai penyangga. Angin harus bertiup agar fenomena langka itu terjadi.

Menurut fotografer Rusia Elena Vtorushina, yang mengambil beberapa foto formasi Baikal Zen pada 2018, mereka tertiup ke es oleh angin kencang kemudian akhirnya membeku di tempat. (ryn)

Baca Juga:

Mengintip Karya Seni Lukis Unik dari Anggur Merah

#Sains #Fenomena Alam
Bagikan
Ditulis Oleh

Raden Yusuf Nayamenggala

I'm not perfect but special

Berita Terkait

Indonesia
Bulan Raksasa Sambangi Langit Indonesia: Supermoon Cold Moon Puncak di 4 - 5 Desember 2025
Supermoon Cold Moon akan menghiasi langit Indonesia pada 4–5 Desember 2025, muncul 14% lebih besar dan 30% lebih terang. Simak waktu terbaik untuk mengamatinya.
Ananda Dimas Prasetya - Jumat, 05 Desember 2025
Bulan Raksasa Sambangi Langit Indonesia: Supermoon Cold Moon Puncak di 4 - 5 Desember 2025
ShowBiz
Studi Terbaru Ungkap Popularitas Berpotensi Turunkan Harapan Hidup Musisi, Gaya Hidup dan Kesibukan Tur Jadi Faktornya
Studi yang dipublikasikan di Journal of Epidemiology & Community Health ini menyebut popularitas mempersingkat usia hingga 4,6 tahun.
Dwi Astarini - Jumat, 28 November 2025
 Studi Terbaru Ungkap Popularitas Berpotensi Turunkan Harapan Hidup Musisi, Gaya Hidup dan Kesibukan Tur Jadi Faktornya
Indonesia
Geger Fenomena Tanah Bergerak Ngarai Sianok, Ini Dia Biang Keladinya!
Kawasan Ngarai Sianok berada dalam pengaruh segmen aktif Patahan Besar Sumatera atau Sesar Semangko.
Wisnu Cipto - Senin, 24 November 2025
Geger Fenomena Tanah Bergerak Ngarai Sianok, Ini Dia Biang Keladinya!
Indonesia
Sepakat Kerja Sama di Bidang Ekonomi dan Sains, Presiden Brasil Harap Bisa Untungkan 2 Negara
Brasil dan Indonesia sepakat bekerja sama di bidang ekonomi dan sains. Presiden Brasil, Luiz Inacio Lula da Silva, berharap kerja sama ini bisa menguntungkan dua negara.
Soffi Amira - Kamis, 23 Oktober 2025
Sepakat Kerja Sama di Bidang Ekonomi dan Sains, Presiden Brasil Harap Bisa Untungkan 2 Negara
Indonesia
Ungkap Penyebab Cuaca Panas Ekstrem 37,6 Derajat Celcius, BMKG: Radiasi Matahari Capai Titik Maksimal
Wilayah Indonesia bagian tengah dan selatan seperti Jawa, Nusa Tenggara, Kalimantan, dan Papua menerima penyinaran matahari yang lebih intens.
Ananda Dimas Prasetya - Kamis, 16 Oktober 2025
Ungkap Penyebab Cuaca Panas Ekstrem 37,6 Derajat Celcius, BMKG: Radiasi Matahari Capai Titik Maksimal
Dunia
Ilmuwan Peneliti Material Baru Terima Hadiah Nobel Kimia, Temuannya Dapat Bantu Selamatkan Planet
Penemuan mereka berpotensi mengatasi beberapa masalah terbesar di planet ini, termasuk menangkap karbon dioksida untuk membantu mengatasi perubahan iklim dan mengurangi polusi plastik melalui pendekatan kimia.
Dwi Astarini - Jumat, 10 Oktober 2025
 Ilmuwan Peneliti Material Baru Terima Hadiah Nobel Kimia, Temuannya Dapat Bantu Selamatkan Planet
Dunia
Tiga Ilmuwan Raih Hadiah Nobel Fisika, Berjasa dalam Komputasi Kuantum
Membuka jalan bagi lahirnya generasi baru komputer superkuat.
Dwi Astarini - Rabu, 08 Oktober 2025
Tiga Ilmuwan Raih Hadiah Nobel Fisika, Berjasa dalam Komputasi Kuantum
Lifestyle
Kayak Manusia, Kucing Juga Bisa Kena Demensia
Temuan ini akan membantu ilmuwan mencari pengobatan baru bagi manusia.
Dwi Astarini - Jumat, 15 Agustus 2025
Kayak Manusia, Kucing Juga Bisa Kena Demensia
Lifestyle
Populasi Serangga Terancam Alterasi Pola El Nino yang Dipicu Perubahan Iklim
Artropoda disebut menjadi sumber makanan penting bagi burung dan hewan yang lebih besar.??
Dwi Astarini - Kamis, 07 Agustus 2025
Populasi Serangga Terancam Alterasi Pola El Nino yang Dipicu Perubahan Iklim
Dunia
Arkeolog Temukan Bukti Penyintas Letusan Gunung Vesuvius Kembali Tinggal di Reruntuhan Pompeii
Pompeii setelah tahun 79 muncul kembali, bukan sebagai kota, melainkan sebagai kumpulan bangunan yang rapuh dan suram, semacam kamp.
Dwi Astarini - Kamis, 07 Agustus 2025
Arkeolog Temukan Bukti Penyintas Letusan Gunung Vesuvius Kembali Tinggal di Reruntuhan Pompeii
Bagikan