Kesehatan Mental

Bahaya Menjadikan Konsumerisme sebagai Pelarian dari Kesepian

P Suryo RP Suryo R - Rabu, 20 April 2022
Bahaya Menjadikan Konsumerisme sebagai Pelarian dari Kesepian

Orang mengatasi kesepian terkadang melalui konsumsi, misalnya menjadi materialistis atau membeli produk nostalgia. (Foto: freepik/pressfoto)

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

COVID-19 juga telah menciptakan pandemi kesepian dan masalah kesehatan mental yang terkait, seperti gangguan cemas dan depresi. Orang mengatasi kesepian terkadang melalui konsumsi, misalnya menjadi materialistis atau membeli produk nostalgia. Demikian menurut ulasan terbaru oleh Fumagalli et al. Studi yang akan diterbitkan dalam Current Opinion in Psychology edisi Agustus, tersebut dirangkum dalam Psychology Today (15/4) sebagai berikut.

Kesepian mengacu pada pengalaman subjektif dari kekurangan dalam hubungan sosial seseorang, perasaan bahwa hubungan ini kurang berkualitas atau tidak memuaskan dalam hal-hal penting.

Seperti yang ditunjukkan oleh definisi ini, ada perbedaan antara kesepian dan isolasi sosial yang objektif. Seseorang mungkin merasa kesepian meskipun berada di tengah keramaian atau memiliki banyak teman (tetapi mungkin terlalu sedikit teman dekat). Orang lain yang terisolasi secara sosial mungkin malah sebaliknya, merasa puas dengan memiliki koneksi sosial yang terbatas atau menghabiskan waktu yang lama dalam kesendirian.

Penelitian tersebut menunjukkan, kesepian berhubungan dengan berbagai perilaku tidak sehat, termasuk strategi pengaturan emosi yang maladaptif atau kesulitan melatih pengendalian diri, dan merupakan prediktor kuat dari banyak efek negatif (misalnya, kecemasan dan depresi yang lebih berat, serta peningkatan rasa sakit).

Baca Juga:

Sering Jadi Ajang Flexing Pencapaian, Yuk Kembalikan Esensi Reunian Buka Bersama

Konsumsi kompensasi

belanja
Orang yang kesepian mungkin lebih mungkin mengembangkan hubungan emosional dengan merek atau produk antropomorfis. (Foto: freepik/jcomp)


Salah satu cara kita mengatasi kesepian adalah melalui pengalaman konsumsi kompensasi, penggunaan produk untuk memenuhi kebutuhan psikologis untuk dimiliki. Misalnya, seseorang yang takut ditolak mungkin lebih bersedia untuk membeli produk yang mereka benci tetapi yang diinginkan pasangannya, sebagai cara untuk menunjukkan preferensi bersama.

Pengalaman konsumsi kompensasi dapat bersifat netral atau bahkan positif (misalnya, menyumbang untuk amal). Namun, mereka juga bisa berbahaya, seperti ketika seseorang bersedia untuk terlibat dalam minum berlebihan atau penyalahgunaan obat-obatan untuk menyesuaikan diri dan memenuhi kebutuhan mereka untuk dimiliki.

Beberapa produk menyediakan koneksi tidak langsung atau simbolis kepada orang lain. Contohnya adalah membeli barang bekas (misalnya, buku komik bekas, gim, atau jam tangan). Atau membeli produk nostalgia (seperti Volkswagen Beetle, bukan SmartCar).

Produk lain mengurangi kesepian secara lebih langsung dengan menyajikan “fungsi koneksi sosial”. Secara khusus, orang yang kesepian mungkin lebih mungkin mengembangkan hubungan emosional dengan merek atau produk antropomorfis (menghubungkan karakteristik manusia dengan mereka).

Faktanya, penelitian menunjukkan individu yang dikucilkan atau kesepian menunjukkan preferensi yang lebih besar untuk produk antropomorfisasi. Beberapa contoh item tersebut adalah Mr. Clean, Geico gecko, dan karakter M&M.

Baca Juga:

Jangan Hakimi Orang Ingin Bunuh Diri

Kerugian konsumerisme

belanja
Menjadi materialistis untuk mengurangi kesepian ironisnya dapat menyebabkan peningkatan kesepian. (Foto: freepik/tirachardz)


Apa potensi biaya menggunakan produk untuk mengurangi kesepian? Salah satu risikonya adalah substitusi produk untuk koneksi manusia menjadi permanen secara bertahap. Hal ini dapat terlihat dalam perilaku menimbun harta benda dan menjadi lebih materialistis. Penelitian menunjukkan, materialisme memiliki dampak negatif pada kebahagiaan dan kesejahteraan.

Memang, menjadi materialistis untuk mengurangi kesepian ironisnya dapat menyebabkan peningkatan kesepian, karena kepemilikan menggantikan interaksi sosial. Ini kemudian menghasilkan lebih banyak kesepian, dan lingkaran setan pun berkembang.

Perasaan kesepian tidak hanya memperingatkan kita tentang perlindungan dan dukungan yang tidak memadai, tetapi juga tentang bahaya yang melekat dalam upaya putus asa. Oleh karena itu, individu yang menyendiri sering menjadi semakin waspada, fokus pada diri sendiri, atau egois.

Perilaku ini membuat sulit untuk terhubung dengan orang lain dan secara kronis tidak nyaman dengan kedekatan fisik dan sentuhan interpersonal. Padahal, sentuhan interpersonal dapat memiliki efek positif mengurangi stres, kecemasan, dan depresi), dan menjadi manfaat yang luar biasa bagi individu yang kesepian.

Ketidaknyamanan dengan sentuhan interpersonal berdampak pada preferensi konsumen juga. Seperti yang dicatat oleh penulis, individu yang lebih kesepian menunjukkan preferensi yang lebih rendah untuk layanan yang berhubungan dengan konsumen (misalnya, pijat, kursus menari), dan pertemuan layanan, dibandingkan dengan konsumen yang tidak terlalu kesepian.

Terkadang strategi koping yang berhubungan dengan konsumerisme menjadi bumerang, menyebabkan perasaan kesepian dan kesulitan yang lebih besar untuk terhubung (misalnya, karena paranoia, materialisme, narsisme).

Jadi, kamu perlu menemukan jalan tengah yang membahagiakan, antara ekstrem menghindari semua produk yang dapat membantu kita terhubung dengan orang lain dan ekstrem lainnya yang menjadi terlalu bergantung pada produk untuk memenuhi kebutuhan emosional atau sosial. (aru)

Baca Juga:

Pentingnya Tanamkan Kebahagiaan pada Anak

#Kesehatan #Kesehatan Mental
Bagikan
Ditulis Oleh

P Suryo R

Stay stoned on your love

Berita Terkait

Lifestyle
Teknologi Bedah Robotik Memungkinkan Tindakan Presisi untuk Kenyamanan Pasien, kini Hadir di Siloam Hospitals Kebon Jeruk
Siloam Hospitals Kebon Jeruk memiliki dan mengoperasikan tiga sistem robotik, yakni Da Vinci Xi (urologi, ginekologi, bedah digestif, dan bedah umum), Biobot MonaLisa (khusus diagnostik kanker prostat presisi tinggi), dan ROSA (ortopedi total knee replacement).
Dwi Astarini - Jumat, 19 Desember 2025
Teknologi Bedah Robotik Memungkinkan Tindakan Presisi untuk Kenyamanan Pasien, kini Hadir di Siloam Hospitals Kebon Jeruk
Olahraga
Raphael Varane Ngaku Alami Depresi saat Masih di Real Madrid, Paling Parah setelah Piala Dunia 2018!
Raphael Varane mengaku dirinya mengalami depresi saat masih membela Real Madrid. Ia menceritakan itu saat wawancara bersama Le Monde.
Soffi Amira - Rabu, 03 Desember 2025
Raphael Varane Ngaku Alami Depresi saat Masih di Real Madrid, Paling Parah setelah Piala Dunia 2018!
Indonesia
SDM Dokter belum Terpenuhi, Kemenkes Tunda Serahkan RS Kardiologi Emirate ke Pemkot Solo
Pemkot segera mulai menyiapkan kebutuhan tenaga medis, mulai dari dokter hingga perawat.
Dwi Astarini - Senin, 24 November 2025
SDM Dokter belum Terpenuhi, Kemenkes Tunda Serahkan RS Kardiologi Emirate ke Pemkot Solo
Indonesia
Program Pemutihan BPJS Kesehatan Berlangsung di 2025, ini Cara Ikut dan Tahapannya
emerintah memberikan kesempatan bagi peserta untuk mendapatkan penghapusan tunggakan iuran sehingga mereka bisa kembali aktif menikmati layanan kesehatan.
Dwi Astarini - Rabu, 19 November 2025
Program Pemutihan BPJS Kesehatan Berlangsung di 2025, ini Cara Ikut dan Tahapannya
Berita Foto
Prodia Hadirkan PCMC sebagai Layanan Multiomics Berbasis Mass Spectrometry
Direktur Utama PT Prodia Widyahusada memotong tumpeng bersama Komisaris Utama PT Prodia Widyahusada, Andi Widjaja saat peresmian PCMC di Jakarta.
Didik Setiawan - Sabtu, 15 November 2025
Prodia Hadirkan PCMC sebagai Layanan Multiomics Berbasis Mass Spectrometry
Indonesia
Senang Ada Temuan Kasus Tb, Wamenkes: Bisa Langsung Diobati
Kemenkes menargetkan hingga akhir tahun ini bisa mengobati 900 ribu orang yang terkena Tb.
Dwi Astarini - Kamis, 13 November 2025
Senang Ada Temuan Kasus Tb, Wamenkes: Bisa Langsung Diobati
Berita Foto
Momen Garda Medika Hadirkan Fitur Express Discharge Permudah Layanan Rawat Jalan
President Director Asuransi Astra, Maximiliaan Agatisianus memberikan pemaparan dalam peluncuran Express Discharge di Jakarta, Rabu (12/11/2025).
Didik Setiawan - Rabu, 12 November 2025
Momen Garda Medika Hadirkan Fitur Express Discharge Permudah Layanan Rawat Jalan
Indonesia
Cak Imin Imbau Penunggak Iuran BPJS Kesehatan Daftar Ulang Biar Bisa Diputihkan
Pemerintah akan memutihkan tunggakan 23 juta peserta BPJS Kesehatan mulai akhir 2025.
Wisnu Cipto - Rabu, 05 November 2025
Cak Imin Imbau Penunggak Iuran BPJS Kesehatan Daftar Ulang Biar Bisa Diputihkan
Indonesia
23 Juta Tunggakan Peserta BPJS Kesehatan Dihapuskan, Ini Syarat Penerimanya
Program penghapusan tunggakan iuran BPJS Kesehatan ini akan dimulai pada akhir 2025
Wisnu Cipto - Rabu, 05 November 2025
23 Juta Tunggakan Peserta BPJS Kesehatan Dihapuskan, Ini Syarat Penerimanya
Lifestyle
Trik Dokter Jaga Imun: Vitamin, Hidrasi & Tidur Lawan Penyakit Cuaca Ekstrem
Selain mengonsumsi nutrisi seimbang, dokter juga mengingatkan pentingnya memastikan tubuh selalu terhidrasi secara cukup selama cuaca ekstrem
Angga Yudha Pratama - Selasa, 04 November 2025
Trik Dokter Jaga Imun: Vitamin, Hidrasi & Tidur Lawan Penyakit Cuaca Ekstrem
Bagikan