Awas Leher Tegang dan Pusing Setelah Santap Lemak


Konsumsi hidangan tinggi lemak bisa menimbulkan leher tegang dan pusing pada seseorang. (Foto: Pexels/chan walrus)
HIDANGAN makanan yang bervariasi menjadi salah satu hal ditunggu saat Lebaran. Walaupun bulan puasa telah berlalu, tetapi sebaiknya kamu tetap mengontrol nafsu makan agar tidak terlalu banyak mengonsumsi makanan yang berlemak tinggi, apalagi lemak jenuh. Konsumsi hidangan tinggi lemak bisa menimbulkan leher tegang dan pusing pada seseorang.
“Makanan tinggi karbohidrat, seperti kue-kue kering dan ketupat (makanan khas Lebaran). Kemudian yang tinggi lemak, misalnya segala macam daging, ditambah santan, itu semua memang berlemak tinggi,” kata Ketua Umum Perkumpulan Dokter Pengembang Obat Tradisional dan Jamu Indonesia (PDPOTJI) dr Inggrid Tania, Msi, dikutip dari Antara.
Baca Juga:
Selain kondisi leher tegang dan pusing, keluhan seperti begah, mual, konstipasi, dan diare juga dapat dialami segera bahkan dapat terjadi dalam hitungan menit setelah seseorang mengonsumsi hidangan tinggi lemak. Gejala tegang pada leher dan pusing menandakan aliran darah yang melambat. Oleh karena itu, kondisi ini sudah bisa langsung seseorang rasakan saat satu kali mengonsumsi makanan yang tinggi lemak.

“Kalau aliran darah melambat, termasuk aliran darah ke otak itu juga menjadi lambat. Akhirnya, menimbulkan keluhan pusing, kemudian biasanya pembuluh darah itu juga akan menjadi kaku, akhirnya menimbulkan tegang pada leher,” jelas Inggrid.
Jika kamu mudah mengalami konstipasi atau sembelit, kondisi tersebut akan makin berat. Selain itu, seseorang juga akan lebih mudah diare setelah mengonsumsi makanan tinggi lemak. Inggrid juga menambahkan gejala-gejala ini belum langsung berhubungan dengan kolesterol karena proses lemak dimetabolisme tubuh hingga akhirnya menjadi kolesterol membutuhkan waktu.
Baca Juga:
Begini nih Kaitan antara Daging Kambing dan Kolesterol Tinggi
“Makanan begitu masuk ke dalam tubuh lalu dicerna itu masih sebagai lemak yang nanti menjadi asam-asam lemak, kemudian ada proses lagi metabolisme dalam tubuh, nanti membentuk kolesterol, misalnya LDL, HDL, kilomikron juga termasuk di dalamnya,” jelasnya.

Terdapat beberapa jenis kolesterol dalam bentuk lipid dan protein, antara lain LDL (Low Density Lipoprotein) atau dikenal sebagai kolesterol jahat karena merupakan penyebab utama munculnya plak dalam pembuluh darah. Lalu HDL (High Density Lipoprotein), yang dikenal sebagai kolesterol baik yang dapat mengangkut kelebihan kolesterol dari jaringan dan membawanya kembali ke hati untuk diproses kembali atau dibuang dari tubuh. Terakhir VLDL, (Very Low Density Lipoprotein), digunakan untuk energi dan pemindahan lemak. (vca)
Baca Juga:
Cara Memotong Daging Kambing Bisa Memengaruhi Tingkat Keempukan
Bagikan
Berita Terkait
Dinkes DKI Catat 218 Kasus Campak hingga September, tak Ada Laporan Kematian

DPR Desak Pemerintah Perkuat Respons KLB Malaria di Parigi Moutong

Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut

Menkes AS Pecat Ribuan Tenaga Kesehatan, Eks Pejabat CDC Sebut Pemerintah Bahayakan Kesehatan Masyarakat

Intermittent Fasting, antara Janji dan Jebakan, Bisa Bermanfaat Juga Tingkatkan Risiko Kardiovaskular

Rencana Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan Belum Dapat 'Lampu Hijau' DPR, Legislator Soroti Pentingnya Keadilan Sosial dan Akurasi Data Penerima Bantuan Iuran

Prabowo Janji Bikin 500 Rumah Sakit, 66 Terbangun di Pulau Tertinggal, Terdepan dan Terluar

Prabowo Resmikan Layanan Terpadu dan Institut Neurosains Nasional di Rumah Sakit Pusat Otak Nasional

Viral Anak Meninggal Dunia dengan Cacing di Otak, Kenali Tanda-Tanda Awal Kecacingan yang Sering Dikira Batuk Biasa

Periksakan ke Dokter jika Vertigo Sering Kambuh Disertai Gejala Lain, Bisa Jadi Penanda Stroke
