Arif Wibowo Akui Dicecar KPK Terkait Aliran Dana e-KTP


Anggota Komisi II DPR Arif Wibowo. (MP/Ponco Sulaksono)
Usai dilakukan pemeriksaan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Anggota Komisi II DPR Arif Wibowo mengaku dicecar soal pembahasan anggaran dan aliran dana proyek e-KTP pada tahun 2011-2012.
Politisi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) ini diperiksa sebagai saksi terkait tersangka Andi Agustinus alias Andi Narogong dalam perkara dugaan korupsi e-KTP.
"Ya, pasti ditanya, ada dana (yang diterima) apa enggak," kata Arif di Gedung KPK, Kuningan, Jakarta Selatan, Rabu (5/7).
Dalam pemeriksaan itu, Arif ditanya soal sosok Andi Narogong. Namun, ia mengaku sama sekali tak mengenal sosok pengusaha yang diduga sebagai pengatur proyek e-KTP dan mempunyai hubungan karib dengan Ketua DPR Setya Novanto.
"Ditanya kenal Andi atau enggak, pernah ketemu atau enggak, pernah ikut rapat bersama atau enggak," jelas pria kelahiran Madiun ini.
Mantan Ketua Presidium GMNI itu juga mengaku dicecar soal pembahasan anggaran proyek e-KTP di Komisi II. Ia mengklaim tidak mengetahui soal pembahasan anggaran proyek yang menelan anggaran hingga Rp5,9 triliun itu.
Menurutnya, meski dirinya saat itu merupakan anggota Komisi II, Arif mengaku tidak sekalipun ikut rapat pembahasan anggaran bersama Kementerian Dalam Negeri. Pasalnya, saat itu, ia juga tengah aktif di Badan Legislasi DPR.
"Enggak ikut saya, saya, 'kan Komisi II sekaligus Baleg," katanya.
Dalam surat dakwaan kepada dua terdakwa, Irman dan Sugiharto, Arief disebut pernah ikut dalam sebuah pertemuan dengan Irman, Gamawan Fauzi, Diah Anggraeni, Chaeruman Harahap, Ganjar Pranowo, Taufik Effendi, Teguh Juwarno, Ignatius Mulyono, M. Nazaruddin, dan Andi Narogong.
Pertemuan dilakukan di ruang kerja Komisi II DPR sebelum Rapat Dengar Pendapat (RDP).
Pertemuan itu membahas mengenai pembuatan Sistem Informasi Administrasi Kependudukan (SIAK) dan pemberian NIK secara nasional.
Selain itu, pada pertemuan itu dibahas pula pembicaraan pendahuluan Rencana Anggaran dan Pendapatan Belanja Negara (RAPBN) Tahun Anggaran 2011.
Arif juga disebut beberapa kali menerima uang dari Andi Narogong. Pertama, uang diserahkan Andi kepada Arif sebesar USD100 ribu di ruangan Mustoko WNI.
Kemudian, Andi kembali memberi uang kepada Arif sejumlah USD500 ribu. Uang tersebut untuk dibagikan kepada seluruh anggota Komisi II DPR.
Dalam surat dakwaan kepada Irman dan Sugiharto, Arif disebut jadi orang yang diperkaya dalam kasus itu. Total uang yang diterima Arif USD108 ribu. (Ayp)
Baca berita terkait kasus korupsi e-KTP lainnya di: ICW: Proyek E-KTP Sejak Awal Sudah Bermasalah
Bagikan
Berita Terkait
Lisa Mariana di Mabes Polri Bilang Terima Duit Banyak dari RK, KPK Janji Dalami Libatkan PPATK

PN Jaksel Gelar Sidang Praperadilan Tersangka Rudy Tanoe 15 September, KPK Pastikan Hadir

Jadi Tersangka Korupsi Bansos, Rudy Tanoe Ajukan Praperadilan Lawan KPK

KPK Telusuri Aliran Dana Kasus Korupsi Kuota Haji, Termasuk ke PBNU

KPK Duga Putri Mendiang Eks Gubernur Kaltim Awang Faroek Kerap Minta Suap

KPK Tahan Putri Eks Gubernur Kaltim Awang Faroek Terkait Suap Tambang Rp 3,5 M

KPK Menduga Ridwan Kamil Terima Uang Dugaan Korupsi Bank BJB saat Jabat Gubernur Jawa Barat

Ungkap Modus Jual Beli Kuota Haji, KPK: Tidak Secara Langsung

KPK Tahan 3 Orang dari 4 Tersangka Korupsi Proyek Katalis Pertamina Rp 176,4 M

Mercy dan BAIC Eks Wamenaker Noel yang Disembunyikan Anaknya Akhirnya Diserahkan ke KPK
