Anis Matta Sebut Ada Virus Berbahaya Tahun 2023 dan 2026


Ketua Umum Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Indonesia Muhammad Anis Matta
MerahPutih.com - Pandemi COVID-19 yang melanda dunia membuat situasi global berubah 180 derajat. Kasus corona menjadi salah satu faktor yang membuat kondisi global jauh lebih berat.
"Karena pada dasarnya virus itu berhubungan dengan kehidupan kota, tempat manusia terkonsentrasi dalam jumlah besar. Makanannya berupa hewan ini didekatkan kepada dia, potensi itu (virus) pasti terjadi," kata Ketua Umum Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Indonesia, Muhammad Anis Matta di Jakarta, Sabtu (22/8)
Baca Juga
Pemerintah Diminta Serius Lindungi Dokter dan Tenaga Kesehatan
Faktor kedua, menurut dia, adalah perubahan iklim. Ramalan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebutkan kemungkinan akan terjadi krisis pangan dalam 2 tahun ke depan.
Ia menyebutkan sebagian besar dari musibah-musibah faktornya adalah perubahan iklim, terlepas perdebatan perubahan iklim teori konspirasi atau tidak.
"Faktanya, jumlah bencana alam lebih banyak, banjir lebih sering, tsunami lebih sering, kekeringan, kebakaran hutan, dan seterusnya. Misalnya, terjadi kebakaran luar biasa di Australia beberapa waktu lalu, itu artinya jumlah ini lebih banyak dan mendisrupsi secara ekonomi, sosial, dan secara politik," paparnya

Dengan istilah perang supremacy jadi satu bangsa muncul menyebabkan kematian yang lain, incumbent ini harus bertahan, caranya harus menghabisi penantang.
"Sekarang mana yang kalah apakah incumbent atau penantang, kita tidak tahu. Akan tetapi, sampai kapan berakhirnya kita tidak tahu. Namun, mereka berperang menggunakan semua sarana, perang dagang, teknologi, hingga budaya," ujarnya dilansir Antara
Keempat, menurut Anis, adalah faktor teknologi, saat ini semua orang dipaksa berhijrah ke sistem digital. Namun, ternyata banyak instansi pemerintahan yang tidak siap dengan digitalisasi karena tidak didukung dengan infrastruktur yang memadai.
Anis menilai keempat faktor ini adalah faktor disrupsi yang sekarang ini terjadi secara bersamaan sehingga krisisnya bersifat sistemik, multidimensi, berlarut, dan lama waktunya.
Dalam satu analisis sistem global, lanjut dia, setiap 80 hingga 100 tahun ada perubahan dalam sistem global, sementara saat ini sistem tersebut usianya sudah mencapai 75 tahun.
"Misalnya, abad ke-16 itu abadnya Portugis, abad ke-17 yang dominan Belanda, abad ke-18 dan ke-19 itu yang dominan Inggris, abad ke-20 itu Amerika. Sekarang dominasi ini akan bertahan atau tidak, kita tidak tahu, pandemi akan mempercepat perubahan tersebut," ujarnya.
Selain itu, Anis juga mengingatkan bahwa kemungkinan krisis berlarut akibat penyebaran penyakit yang menimpa dunia dan Indonesia saat ini tidak akan berakhir dalam waktu dekat.
Usai pandemi COVID-19 berakhir, dia perkirakan akan ada virus lain yang lebih ganas menyebar pada tahun 2023 dan 2026. Akibatnya, pandemi virus tersebut akan makin memengaruhi kekacauan global.
"Ada satu dokumen yang saya baca menyebutkan bahwa kemungkinan 2023 dan 2026 ada lagi virus lain," ucapnya
Baca Juga
Sinovak Kirim Konsentrat 50 Juta Dosis Vaksin COVID-19 ke Bio Farma
Oleh karena itu, Anis Matta menilai tidak ada definisi akhir dari krisis yang diakibatkan oleh penyebaran virus. Hal itu, menurut dia, definisi virus sama dengan isu teroris yang hingga saat ini masih ada dan tidak ada akhirnya.
"Jadi, ini satu jenis krisis yang tidak ada definisi akhirnya. Maksudnya tidak ada satu situasi nanti berakhirnya begini. Sejak 2001, misalnya, mendengar isu teroris, selesai tidak isu itu? Tidak," pungkasnya. (*)
Bagikan
Andika Pratama
Berita Terkait
Ciri-Ciri dan Risiko Warga Yang Alami Long COVID

Kemenkes Temukan 1 Kasus Positif COVID dari 32 Spesimen Pemeriksa

178 Orang Positif COVID-19 di RI, Jemaah Haji Pulang Batuk Pilek Wajib Cek ke Faskes Terdekat

Semua Pasien COVID-19 di Jakarta Dinyatakan Sembuh, Tren Kasus Juga Terus Menurun Drastis

Jakarta Tetap Waspada: Mengungkap Rahasia Pengendalian COVID-19 di Ibu Kota Mei 2025

KPK Minta Tolong BRI Bantu Usut Kasus Korupsi Bansos Presiden Era COVID-19

KPK Periksa 4 Orang Terkait Korupsi Bansos Presiden Era COVID-19, Ada Staf BRI

COVID-19 Melonjak, Ini Yang Dilakukan Menkes Budi Gunadi Sadikin

COVID-19 Mulai Melonjak Lagi: Dari 100 Orang Dites, Sebagian Terindikasi Positif

Terjadi Peningkatan Kasus COVID-19 di Negara Tetangga, Dinkes DKI Monitoring Rutin
