Anak Indonesia Rawan Mengidap Penyakit Ginjal Saat Dewasa


(Ki-Ka) Ketua PERNEFRI, dr. Dharmeizar, SpPD-KGH; Dokter Ahli Ginjal Anak FKUI/ RSCM, DR. dr. Sudung O Pardede Sp.A(K); dan Health Marketing Manager Danone AQUA, dr. Aninda Perdana B MedSc di Jakarta
MerahPutih Nasional - Indonesia menempati urutan pertama se-ASEAN dengan anak yang mengidap obesitas, yaitu 12,2 persen (data UNICEF: World Children Report 2012) atau dua kali dari persentase anak yang mengidap obesitas di Malaysia, yaitu 6,0 persen. Tingginya tingkat obesitas pada anak- anak dan remaja berarti secara tidak langsung akan meningkatkan angka potensi pengidap penyakit ginjal pada masa yang akan datang.
Dokter Ahli Ginjal Anak FKUI/ RSCM, DR. dr. Sudung O Pardede Sp.A(K) mengatakan banyak sekali orang tua yang salah kaprah dengan kondisi kesehatan anak mereka. Mereka beranggapan bahwa anak dengan badan yang gemuk menandakan bahwa anak tersebut sehat.
“Mereka menilai sehat atau tidaknya anak tergantung dari gemuk atau tidaknya badan anak tersebut. Kelebihan berat badan anak yang tidak terkontrol dapat menyebabkan obesitas dan saat mereka dewasa hal ini akan meningkatkan potensi mengidap berbagai penyakit termasuk penyakit ginjal,” ujarnya dalam diskusi peringatan Hari Ginjal Sedunia 2016 bertema “Kesehatan Ginjal & Anak: Hidup Sehat Sejak Sekarang” di Ballroom Hotel JW Marriott, Kuningan, Jakarta, Kamis (10/3).
Sementara itu Ketua Perhimpunan Nefrologi Indonesia (Pernefri) dr. Dharmeizar, SpPD-KGH menekankan pentingnya orang tua memiliki pemahaman yang baik mengenai penyakit ginjal dan memperhatikan pertumbuhan kesehatan anak-anaknya.
“Para orang tua juga harus mempunyai pengetahuan yang baik mengenai deteksi dini penyakit ginjal dan membiasakan anak-anak mereka untuk melakukan berbagai aktivitas fisik sehingga kesehatan anak-anak tetap terjaga dengan baik,” jelasnya.
Menurutnya, Prevalensi Penyakit Ginjal Kronik (PGK) di Indonesia hampir sama dengan negara-negara ASEAN. Namun oleh karena jumlah penduduk di Indonesia 250 juta orang, maka jumlah pasien dengan PGK menjadi besar.
Beberapa kondisi dihubungkan sebagai penyebab dari PGK, yang terpenting ialah darah tinggi dan diabetes mellitus (DM). Sehingga sangat penting untuk mengobati dan kontrol secara teratur bila seorang pasien mempunyai tekanan darah tinggi dan/atau DM. Dengan mengontrol kedua keadaan itu maka PGK dapat dicegah atau dikurangi.
BACA JUGA:
- Ini Rahasia Panjang Umur Masyarakat Baduy
- Asal-Usul Nama Bekasi dalam Prasasti Kerajaan Tarumanegara
- Kemenpora Bakal Bentuk Satgas Anti Narkoba di 1.500 Desa
- Nikmatnya Kudapan Pisang Kencono
- Ahok Dapat Dukungan dari Warga Tangerang
Bagikan
Berita Terkait
62 Persen ASN Pemprov DKI Obesitas, Dinkes Juga Buka Data Hipertensi, Diabetes hingga Kejiwaan

50 Persen Perempuan Ikut Cek Kesehatan Gratis Alami Obesitas Sentral, Jika Tidak Ditangani Bisa Alami Stroke

Bahaya Screen Time Terlalu Lama Bagi Anak, Dari Cemas hingga Agresif

Bahaya Gawai Mengintai Si Kecil, Dokter Peringatkan Dampak Buruknya pada Kebiasaan Makan dan Tumbuh Kembang!

IDAI Ungkap Manfaat Diet Tinggi Protein-Lemak untuk Atasi Peradangan dan Penyakit Degeneratif

Pembakaran 13 Rumah karena Game, DPR Minta Kebijakan Ruang Digital Anak Diperkuat

Gaya Hidup Picu Gagal Ginjal di Kalangan Remaja, DPR Desak Solusi Tunggakan BPJS

Kolaborasi Cow Play Cow Moo Bersama Carstensz Mall Tebarkan Semangat Berbagi

Ruang Baru, Sumber Inspirasi Anak-anak SOS Children's Village untuk Raih Harapan

Cek Kesehatan Gratis Terbanyak Temukan Warga Alami Gangguan Mata Akibat Gadget, Kedua Obesitas
