Anak dan Remaja Masih Miliki Risiko dari Paparan Asap Rokok Elektrik

Febrian AdiFebrian Adi - Senin, 29 Mei 2023
Anak dan Remaja Masih Miliki Risiko dari Paparan Asap Rokok Elektrik

Rokok elektrik memiliki risiko tersendiri bagi kesehatan. (Unsplash/Thomas)

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

WALAUPUN saat ini vape atau vaping menjadi alternatif sebagai pengurang atau pengganti tembakau konvensional, namun tetap saja paparan asapnya memiliki risiko tersendiri terutama bagi anak di bawah umur.

Dikutip dari Antara pada Sabtu (27/5) Dokter spesialis anak dan konsultan respirology anak RSAB Harapan Kita dr. Dimas Dwi Saputro Sp. A menuturkan bila anak atau remaja tetap bsia memiliki risiko kesehatan yang buruk terhadap paparan asap dari rokok elektrik atau yang disebut second hand vaping.

Baca Juga:

Pikirkan Hal Ini Sebelum Beralih ke Vape

Asap vape memiliki risiko kesehatan. (Unsplash/Vapeclubmy)

“Pada 2022 ada bukti ketika diperiksa pada 2.097 anak-anak usia 17 tahun diikuti dari 2014 sampai 2019. Ternyata, kejadian mengi atau wheezing itu meningkat sekitar 15 persen. Kemudian, kejadian bronchitis meningkat sampai 26 persen dan sesak napas meningkat sampai 18 persen,” ungkapnya dalam diskusi daring Hari Tanpa Tembakau Sedunia yang digelar pada Sabtu (27/5).

Dari data yang terkumpul, Dimas menjelaskan risiko anak mengalami bronchitis akan naik sekitar 1,4 kali lebih banyak. Lalu terdapat 1,5 kali risiko sesak napas pada kalangan dewasa muda dan remaja yang seharusnya bisa tumbuh dengan sempurna.

Ini akan menghambat cita-cita bangsa yang ingin menjadikan ‘Indonesia Emas’ dengan mendapatkan bonus demografi di 2045 sebesar 70 persen yang rata-rata merupakan usia produktif.

Baca Juga:

Cegah Anak Muda Kecanduan, Pemerintah Australia Siap Perketat Aturan Vaping

Vape bisa juga menjadi pengganti tembakau konvensional. (Foto: Unsplash/Giancarlo)

Selain itu, dokter yang lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (UI) menambahkan, bila rokok elektrik awalnya untuk mengurangi bahaya atau harm reduction dari rokok tembakau konvensional yang memiliki banyak bahaya dengan tujuh ribu lebih zat-zat beracun di dalamnya.

Maka sedemikian rupa untuk mengurangi risikonya dengan diciptakan vape atau rokok elektrik yang secara umum dikatakan sebagai electronic nicotin delivery system atau INDS.

“Karena masih ada nikotinnya, juga ada logam beratnya seperti timbal kemudian senyawa organik yang mudah menguap. Dan tentu saja ada zat-zat penyebab kanker, yang mungkin jumlahnya lebih sedikit dibanding rokok konvensional, tapi kalau dipakai berulang-ulang secara akumulatif berbahaya juga,” tegas Dimas. (far)

Baca Juga:

Hati-hati! Rokok Elektrik Ternyata Sebabkan Radang Paru-paru

#Kesehatan
Bagikan
Ditulis Oleh

Febrian Adi

part-time music enthusiast. full-time human.

Berita Terkait

Indonesia
Smart Posyandu Difokuskan untuk Kesehatan Jiwa Ibu setelah Melahirkan
Posyandu Ramah Kesehatan Jiwa diperkuat untuk mewujudkan generasi yang sehat fisik dan mental.
Dwi Astarini - Senin, 06 Oktober 2025
Smart Posyandu Difokuskan untuk Kesehatan Jiwa Ibu setelah Melahirkan
Indonesia
Pemerintah Bakal Hapus Tunggakan BPJS Kesehatan Warga
Langkah ini merupakan bagian dari agenda besar pemerintah dalam memperkuat jaring pengaman sosial, terutama bagi masyarakat rentan.
Alwan Ridha Ramdani - Kamis, 02 Oktober 2025
Pemerintah Bakal Hapus Tunggakan BPJS Kesehatan Warga
Lifestyle
Waspadai Tanda-Tanda Mata Minus pada Anak
Pertambahan mata minus ini akan mengganggu aktivitas belajar maupun perkembangan anak
Angga Yudha Pratama - Rabu, 01 Oktober 2025
Waspadai Tanda-Tanda Mata Minus pada Anak
Fun
Strategi Sehat Kontrol Kolesterol, Kunci Sederhana Hidup Berkualitas
Satu dari tiga orang dewasa di Indonesia memiliki kadar kolesterol tinggi.
Ananda Dimas Prasetya - Selasa, 30 September 2025
Strategi Sehat Kontrol Kolesterol, Kunci Sederhana Hidup Berkualitas
Indonesia
Peredaran Rokok Ilegal Dinilai Mengganggu, Rugikan Negara hingga Merusak Kesehatan
Peredaran rokok ilegal dinilai sangat mengganggu. Sebab, peredarannya bisa merugikan negara hingga merusak kesehatan masyarakat.
Soffi Amira - Kamis, 25 September 2025
Peredaran Rokok Ilegal Dinilai Mengganggu, Rugikan Negara hingga Merusak Kesehatan
Indonesia
Pramono Tegaskan tak Ada Peningkatan Penyakit Campak
Pemerintah DKI melalui dinas kesehatan akan melakukan penanganan kasus campak agar tidak terus menyebar.
Dwi Astarini - Jumat, 12 September 2025
Pramono Tegaskan tak Ada Peningkatan Penyakit Campak
Indonesia
Dinkes DKI Catat 218 Kasus Campak hingga September, tak Ada Laporan Kematian
Langkah cepat yang diambil jajaran Dinkes DKI untuk mencegah penyakit campak salah satunya ialah melalui respons penanggulangan bernama ORI (Outbreak Response Immunization).
Dwi Astarini - Selasa, 09 September 2025
Dinkes DKI Catat 218 Kasus Campak hingga September, tak Ada Laporan Kematian
Indonesia
DPR Desak Pemerintah Perkuat Respons KLB Malaria di Parigi Moutong
Lonjakan kasus malaria yang kembali terjadi setelah daerah tersebut sempat dinyatakan eliminasi pada 2024 itu harus menjadi perhatian serius pemerintah pusat dan daerah.
Dwi Astarini - Kamis, 04 September 2025
DPR Desak Pemerintah Perkuat Respons KLB Malaria di Parigi Moutong
Lifestyle
Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut
Stres dapat bermanifestasi pada gangguan di permukaan kulit.
Dwi Astarini - Kamis, 04 September 2025
Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut
Dunia
Menkes AS Pecat Ribuan Tenaga Kesehatan, Eks Pejabat CDC Sebut Pemerintah Bahayakan Kesehatan Masyarakat
Menkes AS juga menghapus program pencegahan penyakit yang krusial.
Dwi Astarini - Rabu, 03 September 2025
Menkes AS Pecat Ribuan Tenaga Kesehatan, Eks Pejabat CDC Sebut Pemerintah Bahayakan Kesehatan Masyarakat
Bagikan