Hati-hati! Rokok Elektrik Ternyata Sebabkan Radang Paru-paru
Ternyata vaping juga berbahaya (Foto: Pixabay/doodleroy)
PEROKOK rokok elektrik atau vaping terkadang merasa apa yang dikonsumsinya lebih aman dibandingkan dengan rokok tembakau alias rokok konfensional. Tapi ternyata anggapan tersebut salah besar. Bahkan sebuah penelitian mengatakan kalau vaping lebih berbahaya dibandingkan rokok konfensional.
Seperti dilaporkan Leicestermercury, Rabu (17/10) perasa yang ada di rokok elektrik bisa memicu radang paru-paru. Hal itu diketahui setelah penelitian pada tikus. Hasilnya di dalam tubuh tikus terdapat senyawa adiktif, termasuk perasa sehingga menyebabkan peradangan paru paru, lebih buruk dibandingkan rokok tembakau.
Biasanya vaping dipilih sebagai cara para perokok tembakau untuk menghilangkan kebiasaannya. Sayangnya, penelitian yang dilakukan di Yunani itu menjelaskan pengguna rokok elektrik dalam jangka pendek sama atau bahkan lebih merusak.
"Efek merugikan yang diamati dalam paru-paru pada paparan asap rokok eletrik pada model hewan itu menyoroti perlunya penyelidikan lebih lanjut tentang keamanan dan toksisitas perangkat yang berkembang pesat di seluruh dunia," ujar perwakilan peneliti Dr. Constaninos Glynos.
Perasa yang biasa dipakai pengguna vaping memiliki kandungan propylene glycol, nikotin, dan perasa. Bagi yang belum tahu, propylene glycol adalah senyawa aditif tidak berwarna dan berbau. Biasanya ditemukan pada makanan atau minuman olahan. Senyawa ini juga biasa dipakai untuk pelarut sejumlah obat.
"Rokok elektrik dinyalakan melepaskan sedikit nikotin berbahaya atau sebagai alat baru menghentikan merokok. Namun, temuan kami menunjukkan bahwa paparan uap dari rokok elektrik memicu respon peradangan dan memengaruhi mekanisme pernapasan. Dalam beberapa kasus, perasa tambahan dalam rokok eletrik memperburuk efek yang merugikan dari rokok tersebut," sambung Dr. Glynos.
Pada penelitian tersebut, kelompok tikus mendapatkan paparan asap rokok tembakau dan tiga kelompok lainnya dari rokok elektrik selama empat pekan. hasilnya terjadi peradangan pada semua tikus yang jadi percobaan. Selain itu terdapat lendir dan perubahan fungsi paru-paru.
Meski Badan Kesehatan Inggris mengatakan kalau rokok elektrik 95 persen lebih aman dibandingkan rokok konvensional. Hasil penelitian ini mengharuskan perokok tembakau mempertimbangkan untuk memakai vaping agar berhenti merokok. Apalagi banyak juga yang berpendapat kalau vaping adalah langkah awal anak-anak untuk merokok.
"Kami menyimpulkan bahwa baik rokok eletrik dan konvensional sama-sama berdampak negatif terhadap kondisi biologis paru-paru," tegas Dr. Glynos. (yani)
Bagikan
Berita Terkait
Program Pemutihan BPJS Kesehatan Berlangsung di 2025, ini Cara Ikut dan Tahapannya
Prodia Hadirkan PCMC sebagai Layanan Multiomics Berbasis Mass Spectrometry
Senang Ada Temuan Kasus Tb, Wamenkes: Bisa Langsung Diobati
Momen Garda Medika Hadirkan Fitur Express Discharge Permudah Layanan Rawat Jalan
Cak Imin Imbau Penunggak Iuran BPJS Kesehatan Daftar Ulang Biar Bisa Diputihkan
23 Juta Tunggakan Peserta BPJS Kesehatan Dihapuskan, Ini Syarat Penerimanya
Omzet Pedagang Kecil Terancam Ambruk Gara-Gara Larangan Jual Rokok, INDEF Sebut Potensi Pengangguran Terselubung Mengintai
Trik Dokter Jaga Imun: Vitamin, Hidrasi & Tidur Lawan Penyakit Cuaca Ekstrem
Kejar Target, Cek Kesehatan Gratis Bakal Datangi Kantor dan Komunitas
Raperda KTR DKI Final: Merokok Indoor Dilarang Total, Jual Rokok Dibatasi 200 Meter dari Sekolah