Anak dan Perempuan Tidak Dididik, G7 Siap Tahan Dana Milik Afghanistan

Alwan Ridha RamdaniAlwan Ridha Ramdani - Rabu, 25 Agustus 2021
Anak dan Perempuan Tidak Dididik, G7 Siap Tahan Dana Milik Afghanistan

Marinir AS memberikan air bersih kepada seorang anak selama proses evakuasi. (Foto: VOAIndonesia/Korps Marinir AS)

Ukuran:
14
Font:
Audio:

MerahPutih.com - Gabungan negara maju yang berhimpun di G7, menyepakati akan terlinbat dalam urusan pemerintahan taliban di Afganistan, dengan syarat Taliban harus mengizinkan perjalanan yang aman bagi warga Afghanistan yang ingin meninggalkan negara itu bahkan setelah tenggat waktu 31 Agustus.

"Apa yang telah kami lakukan hari ini, G7, adalah kami menyepakati tidak hanya pendekatan bersama untuk menangani evakuasi, tetapi juga peta jalan untuk cara kami akan terlibat dengan Taliban," kata Perdana Menteri Inggris Boris Johnson, Selasa (24/8).

Baca Juga:

BIN-Polisi Diminta Binasakan Gerakan Dukung Taliban di Indonesia

Persetujuan itu dilakukan setelah pertemuan virtual darurat para pemimpin negara-negara kaya Kelompok Tujuh itu.

"Beberapa dari mereka akan mengatakan bahwa mereka tidak menerima (syarat) itu, beberapa dari mereka saya harap akan memahaminya, karena G7 memiliki pengaruh ekonomi, diplomatik dan politik yang sangat besar."

Ia menegaskan, kekuatan besar yang dapat dimiliki G7 atas Taliban, setelah kelompok pemberontak itu menguasai Afghanistan lebih dari seminggu yang lalu, termasuk menahan dana yang cukup besar.

"Apa yang kami katakan adalah Afghanistan tidak bisa kembali menjadi tempat berkembang biak teror, Afghanistan tidak bisa menjadi negara narkotika, anak perempuan harus dididik sampai usia 18 tahun," katanya.

Johnson menghindari pertanyaan tentang apakah para pemimpin G7 lainnya telah menyatakan frustrasi kepada Presiden AS Joe Biden atas penanganannya terhadap krisis dan penolakannya untuk memperpanjang batas waktu bagi pasukan AS yang tersisa di Afghanistan.

Istana Kepresidenan Afghanistan. (Foto: Antara)
Istana Kepresidenan Afghanistan. (Foto: Antara)

Presiden Joe Biden berencana tetap mempertahankan tenggat waktu 31 Agustus bagi pasukan AS untuk meninggalkan Afghanistan, kata seorang pejabat pemerintah Selasa (24/8).

Dilansir VOA Indonesia, dengan hanya satu minggu menjelang batas waktu yang ditetapkan Biden, puluhan ribu warga Barat dan Afghanistan yang sebelumnya mendukung upaya AS terpaksa menuju Bandara Internasional Hamid Karzai dengan harapan bisa mencapai gerbang dan selamat terbang keluar dari negara itu.

Gedung Putih Selasa (24/8) mengatakan dalam 24 jam terakhir, 21.600 orang lainnya telah dievakuasi, tetapi ribuan lainnya yang ingin meninggalkan negara itu masih di Afghanistan. Banyak warga Afghanistan mengatakan sulit, bahkan mustahil untuk melewati pos pemeriksaan Taliban yang berjajar di sekeliling bandara.

Baca Juga:

Taliban Kuasai Afghanistan, Sineas Khawatirkan Kondisi Perfilman

#Taliban #Afghanistan #Amerika Serikat #Eropa
Bagikan

Berita Terkait

Dunia
Hakim Batalkan Kebijkan Pemotongan Dana untuk Harvard oleh Donald Trump, Pemerintah akan Ajukan Banding
Hakim menyebut langkah Trump sebagai kedok untuk serangan ideologis terhadap universitas top AS.
Dwi Astarini - Kamis, 04 September 2025
  Hakim Batalkan Kebijkan Pemotongan Dana untuk Harvard oleh Donald Trump, Pemerintah akan Ajukan Banding
Dunia
Kesehatan Presiden AS Donald Trump Jadi Bola Panas di Media Sosial, Tetap Menyebar meski sudah Dibantah
Sejak Jumat lalu, ada sekitar 104.000 unggahan dengan tagar #Trumpdead di platform X milik Elon Musk, dengan total 35,3 juta tayangan.
Dwi Astarini - Rabu, 03 September 2025
Kesehatan Presiden AS Donald Trump Jadi Bola Panas di Media Sosial, Tetap Menyebar meski sudah Dibantah
Dunia
Respons Pernyataan Trump, Moskow Sebut Rusia, China, dan Korut Tidak Berkomplot Melawan Amerika Serikat
Trump sehari sebelumnya menuduh pemimpin Rusia, China dan Korea Utara berkonspirasi melawan AS.
Frengky Aruan - Rabu, 03 September 2025
Respons Pernyataan Trump, Moskow Sebut Rusia, China, dan Korut Tidak Berkomplot Melawan Amerika Serikat
Dunia
Menkes AS Pecat Ribuan Tenaga Kesehatan, Eks Pejabat CDC Sebut Pemerintah Bahayakan Kesehatan Masyarakat
Menkes AS juga menghapus program pencegahan penyakit yang krusial.
Dwi Astarini - Rabu, 03 September 2025
Menkes AS Pecat Ribuan Tenaga Kesehatan, Eks Pejabat CDC Sebut Pemerintah Bahayakan Kesehatan Masyarakat
Dunia
Gempa Afghanistan, Uni Eropa Nyatakan akan Kirim Bantuan meskiJaga Jarak dari Taliban
Pihak EU mengatakan akan mengirim 130 ton pasokan darurat dan membuka dana sebesar 1 juta euro untuk membantu para korban gempa mematikan yang melanda Afghanistan.
Dwi Astarini - Selasa, 02 September 2025
Gempa Afghanistan, Uni Eropa Nyatakan akan Kirim Bantuan meskiJaga Jarak dari Taliban
Dunia
Gempa Afghanistan, Korban Tewas Bertambah Jadi 900, Tim Penyelamat Sisir Pegunungan Cari Penyintas
Gempa tersebut merusak atau menghancurkan ribuan rumah yang sebagian besar terbuat dari batu bata lumpur dan kayu.
Dwi Astarini - Selasa, 02 September 2025
Gempa Afghanistan, Korban Tewas Bertambah Jadi 900, Tim Penyelamat Sisir Pegunungan Cari Penyintas
Dunia
Diguncang Gempa Magnitude 6, Desa-Desa di Afghanistan Timur Hancur, 800 Orang Tewas, dan 2.500 Terluka
Survei Geologi Amerika Serikat (USGS) menyatakan gempa berkekuatan 6,0 yang terjadi pada Minggu pukul 23.47 itu berpusat 27 kilometer timur laut Jalalabad.
Dwi Astarini - Selasa, 02 September 2025
Diguncang Gempa Magnitude 6, Desa-Desa di Afghanistan Timur Hancur, 800 Orang Tewas, dan 2.500 Terluka
Indonesia
Dubes RI Harus Tarik Investor ‘Kelas Kakap’ hingga Perluas Akses Pasar di Amerika Serikat, DPR: Intinya Harus Menguntungkan Indonesia
Dubes RI untuk Amerika Serikat Dwisuryo Indroyono harus memastikan Indonesia mendapat untung dari kerja sama militer dengan Amerika.
Frengky Aruan - Selasa, 26 Agustus 2025
Dubes RI Harus Tarik Investor ‘Kelas Kakap’ hingga Perluas Akses Pasar di Amerika Serikat, DPR: Intinya Harus Menguntungkan Indonesia
Dunia
Kebakaran makin Berkecamuk, Yunani, Spanyol, dan Portugal Berpacu Padamkan Api saat Uni Eropa Tingkatkan Bantuan Lintas Negara
Sebagian besar Eropa Selatan masih berisiko tinggi akibat cuaca panas dan kering.
Dwi Astarini - Jumat, 15 Agustus 2025
Kebakaran makin Berkecamuk, Yunani, Spanyol, dan Portugal Berpacu Padamkan Api saat Uni Eropa Tingkatkan Bantuan Lintas Negara
Dunia
Ini Yang Akan Dibahas Dalam Pertemuan Trump dan Putin di Alaska
Sejumlah laporan media menyebut Rusia mungkin akan menukar wilayah tersebut untuk mendapatkan kendali penuh atas empat wilayah yang diklaim.
Alwan Ridha Ramdani - Kamis, 14 Agustus 2025
Ini Yang Akan Dibahas Dalam Pertemuan Trump dan Putin di Alaska
Bagikan